JATIMTIMES - Bupati Blitar, Rini Syarifah, secara resmi memulai pembangunan kembali Pasar Nglegok dengan peletakan batu pertama pada Kamis, 19 September 2024. Pembangunan pasar ini dianggap sebagai langkah penting oleh Pemerintah Kabupaten Blitar dalam mengembalikan fungsi pasar tradisional sebagai pusat transaksi dan interaksi sosial.
Dalam sambutannya, Bupati Blitar menyampaikan bahwa revitalisasi Pasar Nglegok bukan sekadar upaya untuk memperbaiki kondisi fisik bangunan semata, melainkan memiliki makna yang jauh lebih mendalam karena mencakup aspek sosial, ekonomi, dan budaya yang berperan penting dalam kehidupan masyarakat.
Baca Juga : Bantu Masyarakat Penuhi Kebutuhan Pokok dengan Harga Terjangkau, Pemkot Kediri Kembali Gelar GPM
"Peletakan batu pertama di Pasar Nglegok ini merupakan langkah penting karena pasar bukan hanya tempat bertransaksi, tetapi juga pusat interaksi sosial yang memperkuat ikatan antarwarga. Melalui kegiatan ini, diharapkan dapat menyediakan tempat yang aman dan nyaman bagi para pedagang maupun pengunjung," ujar Rini Syarifah.
Lebih lanjut, Bupati Blitar menekankan pentingnya keberadaan pasar tradisional di era modern ini. Menurutnya, pasar tradisional memiliki peran strategis dalam melestarikan budaya lokal sekaligus mendukung produk-produk UMKM. Rini berharap, keberadaan pasar yang telah direvitalisasi ini akan mendorong masyarakat untuk lebih mengenal dan mencintai produk unggulan lokal.
"Kita ingin masyarakat lebih mengenal dan mencintai produk unggulan lokal, yang tentu saja sangat beragam dan khas," jelasnya.
Pada kesempatan tersebut, Rini juga menyampaikan apresiasinya kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam proses revitalisasi ini. Ia mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menjaga semangat gotong royong demi membangun pasar yang tidak hanya menguntungkan secara ekonomi, tetapi juga menjadi pusat kebudayaan dan pertukaran informasi bagi masyarakat.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Blitar, Darmadi, turut memberikan penjelasan terkait rencana revitalisasi Pasar Nglegok. Menurutnya, revitalisasi ini telah mendapatkan alokasi anggaran dari pemerintah pusat sebesar Rp 3 miliar. Keputusan untuk merevitalisasi Pasar Nglegok dilatarbelakangi oleh kondisi pasar yang telah lama mengalami kerusakan dan sepi pedagang.
"Kami memutuskan untuk memprioritaskan revitalisasi Pasar Nglegok karena kondisinya sudah lama rusak dan sepi pedagang. Dengan adanya revitalisasi ini, kami berharap pasar kembali ramai dan menarik minat masyarakat untuk berbelanja," ungkap Darmadi.
Baca Juga : Lokakarya Nasional UM Tuai Apresiasi, Pemkot Jamu Seluruh Peserta
Lebih lanjut, Darmadi menilai bahwa Pasar Nglegok memiliki potensi besar karena posisinya yang strategis di jalur utama menuju Candi Penataran, salah satu destinasi wisata unggulan Kabupaten Blitar. Oleh karena itu, revitalisasi ini tidak hanya berfokus pada perbaikan fisik pasar, melainkan juga pengembangan konsep pasar yang dapat menarik perhatian wisatawan.
“Pasar Nglegok kami konsep perpaduan pasar wisata dan pasar tradisional. Bagian depan akan dijadikan pusat kuliner dan oleh-oleh, sementara bagian belakang tetap difungsikan sebagai pasar tradisional,” jelas Darmadi. Dengan konsep ini, pemerintah daerah berharap Pasar Nglegok dapat menjadi daya tarik wisata yang baru, selain tetap memenuhi kebutuhan masyarakat setempat.
Rencana revitalisasi Pasar Nglegok ini juga sejalan dengan visi Pemerintah Kabupaten Blitar dalam mendukung pertumbuhan ekonomi berbasis potensi lokal. Dengan memadukan konsep pasar wisata dan tradisional, Pasar Nglegok diharapkan mampu menghidupkan kembali aktivitas perdagangan sekaligus menjadi salah satu ikon pariwisata yang membawa manfaat bagi masyarakat luas.
Pembangunan Pasar Nglegok ini menjadi harapan baru bagi para pedagang dan masyarakat sekitar. Revitalisasi pasar diharapkan tidak hanya memperbaiki kondisi fisik bangunan, tetapi juga menghadirkan suasana pasar yang lebih modern tanpa menghilangkan nilai-nilai tradisional. Melalui upaya ini, keberadaan pasar tradisional dapat terus lestari dan menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat di Kabupaten Blitar.
