free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Peristiwa

Akibat Kebakaran Pasar Comboran, Kerugian Pedagang Capai Ratusan Juta

Penulis : Riski Wijaya - Editor : Yunan Helmy

14 - Sep - 2024, 12:51

Placeholder
Kondisi area Pasar Comboran usai terbakar pada Jumat (13/9/2024) malam.(Foto: Istimewa).

JATIMTIMES - Kerugian pedagang di Pasar Comboran Kota Malang diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah akibat kebakaran yang terjadi pada Jumat (13/9/2024) malam. Kebakaran tersebut terjadi di gedung Pasar Baru Barat. 

Ketua Paguyuban Pasar Baru Barat Comboran Mochammad Samidi mengatakan, area lantai dua menjadi lokasi yang terdampak paling parah atas peristiwa itu. Laporan yang ia terima, setiap pedagang diperkirakan mengalami kerugian sekitar Rp 10 juta hingga Rp 20 juta. 

Baca Juga : Sehat dan Bebas Narkotika, Tiga Paslon di Pilkada Kota Batu Dinyatakan Memenuhi Syarat

"Paling parah malah yang di tengah, di lantai 2. Di situ jualannya CD, kacamata. Yang jelas totalnya ratusan juta, lah. Meskipun pakaian bekas, tapi saya pikir kerugian sampai segitu. Karena satu orang saja (rugi) bisa sampai segitu, ada yang Rp 20 juta an," ujar Samidi. 

Ia menjelaskan, untuk lantai paling atas diperkirakan ada sekitar 80 pedagang yang aktif. Pedagang ini sebelumnya merupakan pedagang kaki lima (PKL) yang biasanya berjualan di kawasan Jagalan. Kemudian pindah ke dalam Pasar Baru Barat setelah rampung dibangun tahun 2005. 

"Jualannya rata-rata pakaian bekas. Itu kan mereka pindahan dari Jagalan. Terus 2005 (bangunan) ini selesai, jadi PKL yang ada di Jagalan dimasukkan ke sini," tutur Samidi.

Informasi yang beredar di lapangan, saat peristiwa itu terjadi sempat terdengar suara ledakan. Menurut Samidi, ledakan itu memang bisa saja terjadi. Pasalnya, di area pasar yang terbakar terdapat 3 warung yang masih aktif. 

Pendataan pedagang terdampak kebakaran Pasar Comboran.(Foto: Istimewa).

"Karena di lantai atas (lantai 3) itu kan ada 3 warung, yang masih aktif 2, yang 1 masih libur. Kemudian di belakang atas itu ada parkiran mobil-mobil punya pedagang. Ada 10 mobil yang terbakar, 1 masih layak," terang Samidi. 

Saat ini, ia bersama pedagang lain yang terdampak mengaku masih kebingungan. Apakah masih dapat berjualan atau tidak. Sebab, tentunya akibar peristiwa itu, hampir dipastikan seluruh barang dagangan ludes dan habis terbakar. 

"Makanya sekarang ini kan kami bingung, nanti jualannya ke mana, relokasinya ke mana. Jualan juga ludes semua. Bisa diperkirakan gak ada barang yang tersisa. Bahkan satu baju pun gak tersisa. Karena kios itu tinggal kerangkanya saja. Barang jualan sudah habis semua," kata Samidi. 

Baca Juga : Paska Terbakar, Pasar Comboran Masih Akan Disterilkan dari Aktivitas Pedagang

Sampai saat ini, pihaknya masih menunggu kepastian dari Pemerintah Kota (Pemkot) Malang dan pihak terkait. Termasuk menunggu proses pembersihan dan juga proses identifikasi yang akan dilakukan oleh laboratorium forensik. 

"Selasa besok ini infonya dari lab forensik mau merapat, infonya seperti itu. Sampai sekarang masih steril bangunannya. Yang ada police line itu sampai yang menuju ke lantai 3, yang di bawah nggak," terangnya. 

Namun menurutnya, pedagang baru diperbolehkan masuk setelah proses pembersihan rampung. Dan saat ini, beberapa pedagang sudah ada yang mulai masuk. Meskipun hanya di sebatas area yang tidak termasuk di dalam police line.

"Tapi kalau setelah pembersihan ini kemungkinan bisa masuk atau bagaimana, selama tidak masuk ke police line," pungkas Samidi. 


Topik

Peristiwa Pasar Comboran Comboran Malang kebakaran pasar pasar terbakar



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Riski Wijaya

Editor

Yunan Helmy