JATIMTIMES - Belakangan ini, film Kaka Boss menjadi salah satu yang ramai dibicarakan di berbagai platform, termasuk penelusuran Google. Film yang disutradarai oleh Arie Kriting ini memang menarik perhatian, meski jumlah penontonnya masih belum mencapai 1 juta, bahkan setelah tayang selama 15 hari di bioskop.
Hingga Jumat (13/9/2024), film tersebut telah ditonton oleh 682.398 orang, seperti dilansir dari Instagram resmi @imajinari.id. Namun, apa sebenarnya yang membuat film ini menarik dan banyak diperbincangkan?
Baca Juga : Dikeroyok 10 Oknum Pesilat PSHT, Pelajar SMK PGRI 3 Malang Tewas
Sinopsis Film Kaka Boss
Kaka Boss merupakan film bergenre drama komedi yang menghadirkan kisah unik tentang seorang penagih utang yang bertransformasi menjadi seorang penyanyi. Tokoh utama, Ferdinand "Kaka Boss" Omakare, adalah seorang debt collector yang sangat ditakuti dan disegani di Jakarta.
Namun, kehidupannya berubah drastis setelah ia menghadapi berbagai masalah hukum. Kaka Boss kemudian memutuskan untuk berhenti dari profesinya dan beralih menjadi penyanyi, sebuah keputusan yang tak terduga dan penuh tantangan.
Motivasi di balik perubahan hidupnya ini adalah keinginan untuk membuat putrinya bangga. Sang anak merasa malu dengan profesi ayahnya yang sering kali berurusan dengan konflik dan kekerasan.
Demi membuat anaknya bangga, Kaka Boss bersikeras mengejar karir sebagai penyanyi, meski ia sama sekali tidak memiliki pengalaman di dunia musik. Namun, perjalanan Kaka Boss tidaklah mulus.
Dengan suara yang jauh dari sempurna, ia harus bekerja keras menguasai teknik vokal, memahami industri musik, dan menghadapi ejekan dari teman-temannya. Selain itu, ia juga harus berjuang mengatasi berbagai rintangan yang menghadang di sepanjang jalan, baik dalam kehidupan pribadi maupun karier barunya.
Di balik tawa dan adegan komedi, film ini juga menyajikan pesan moral yang kuat. Kaka Boss mengajarkan tentang pentingnya mengejar mimpi, tidak menyerah menghadapi kesulitan, dan selalu berusaha menjadi versi terbaik dari diri sendiri. Film ini juga menyoroti pentingnya dukungan keluarga dalam meraih kesuksesan.
Review
Film Kaka Boss mendapat beragam ulasan dari para penonton dan kritikus film. Menurut akun X @WatchmenID, film ini dihadapkan dengan ekspektasi tinggi dari para penggemar karya Imajinari, sebuah rumah produksi yang dikenal lewat film-film berkualitas seperti Ngeri-Ngeri Sedap (2022) dan Agak Laen (2024). Salah satu daya tarik utama film ini adalah penggambaran kearifan lokal dari Indonesia Timur, yang menjadi poros utama cerita.
"Kaka Boss berkisah tentang ayah yang sedih karena anak perempuannya gak bangga dengan pekerjaannya sebagai preman," tulis @WatchmenID.
"Segala macam hal dilakukan untuk bikin anak perempuannya bangga... termasuk menjadi penyanyi." tambahnya.
Arie Kriting, yang sebelumnya sukses dengan film horor komedi Pelukis Hantu, kali ini mencoba genre baru dengan drama komedi dalam Kaka Boss. Meski premisnya menarik dan banyak adegan yang menghibur, beberapa bagian dari film ini terasa kurang kuat, terutama dari segi penulisan naskah dan dinamika antarkarakter.
"Kami suka banget gimana Arie Kriting mengangkat stereotip orang-orang dari Indonesia Timur sebagai poros utama dalam bercerita," ujar @WatchmenID. Namun, ia juga menambahkan bahwa eksekusi naskah terasa kurang tajam. "Sayang aja, premis dan cerita sebenernya oke, tapi eksekusinya berasa kurang."
Baca Juga : Semarakkan Dies Natalis, Fakultas Kedokteran UM Gelar Workshop-Seminar Internasional
Salah satu kritik yang diberikan adalah mengenai dialog yang menggunakan logat Indonesia Timur, yang bisa jadi membuat beberapa penonton kesulitan memahami percakapan jika tidak ada subtitle.
"Buat kami yang gak kebagian layar dengan subtitle, beberapa kata dalam dialog lumayan kena roaming," ungkap @WatchmenID, meski hal ini dianggap tidak terlalu mengganggu alur cerita.
Di sisi lain, meski komedinya cukup menghibur, film ini dinilai tidak selalu berhasil menyeimbangkan elemen komedi dan drama keluarga yang ingin ditonjolkan. "Komedinya gak sampai menutup elemen serius dari drama keluarga yang pengen ditonjolin. Nice," jelasnya.
Salah satu kelemahan lain yang dirasakan adalah kurang kuatnya emosi yang disampaikan melalui akting dan naskah. "Adegan-adegan yang harusnya sedih, jadi kurang berasa sedih. Ya kami nangkepnya sih filmnya kayak kebingungan sendiri ngebawa arah ceritanya kaya gimana," tulis @WatchmenID.
Akibatnya, bagian tengah film terasa dragging, membuat penonton lebih fokus menunggu bagaimana film ini akan berakhir daripada mengikuti alur ceritanya. Namun, paruh akhir film mendapatkan pujian karena berhasil menghadirkan momen yang cukup mengharukan, meski klimaksnya tidak dibangun dengan cukup kuat dari bagian sebelumnya.
"Sejujurnya paruh akhir di sekitaran 10-15 menit lumayan asik, ada momen mengharukan yang akhirnya bisa muncul dan kami rasakan," tambahnya.
Secara keseluruhan, Kaka Boss menurut review WatchmenID adalah film yang menawarkan premis menarik dengan pesan moral yang inspiratif. Meski memiliki beberapa kelemahan dalam eksekusi naskah dan dinamika antar karakter, film ini tetap mampu menghibur penonton dengan elemen komedinya dan pesan-pesan positif yang disampaikan.
Bagi penggemar drama komedi, film ini masih layak ditonton, terutama bagi mereka yang tertarik dengan cerita yang mengangkat kearifan lokal Indonesia Timur. "Meski ada beberapa kekurangan, tapi kami masih bisa cukup enjoy dan ngerasa seru liat gimana Arie Kriting bawain cerita dari sudut pandang orang-orang dari Timur Indonesia," tutup @WatchmenID.