JATIMTIMES - Volume dari tumpukan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Tlekung Kota Batu tak berkurang. Gundukan di TPA itu tak lagi terjamah lantaran pembakaran hanya menangani sampah yang diangkut dari kawasan perkotaan sejak beberapa waktu terakhir.
Menurut pantauan JatimTIMES di TPA Tlekung, gundukan sampah bagian belakang area pemrosesan incinerator atau pembakaran tak dilakukan pengolahan. Beberapa sisi tampak gundukan sampah juga bercampur dengan material tanah.
Baca Juga : Mengenal Black Soldier Fly, Lalat dengan Segudang Manfaat
Di sisi lain tampak sejumlah alat berat seperti looper dan ekskavator terparkir tidak beroperasi di sekitar gundukan sampah TPA. Menurut informasi, sampah-sampah itu kepalang sulit terkelola lantaran sudah bercampur banyak material seperti tanah dan beberapa di antaranya lembab karena terkena hujan.
"Memang kalau sampah yang tumpukan tidak berkurang. Volumenya tetap dan tidak ikut dibakar kalau sekarang. Karena sudah bercampur tanah, dan sulit pembakarannya. Saat ini yang dibakar yang diterima dari perkotaan, jalan-jalan protokol," jelas Didik Sugiarto, petugas TPA Tlekung, Rabu (11/9/2024).
Selain itu, pembakaran jika dilakukan pada sampah yang ada di tumpukan akan memakan waktu lama. Dengan kondisi lebih lembab dan campuran banyak material lain yang tak bisa ikut terbakar maksimal, dikhawatirkan akan terjadi antrean pada sampah yang datang dari pemungutan di perkotaan.
Didik mengemukakan, beberapa sumber sampah yang diambil dan dibawa ke TPA oleh petugas di antaranya dari perkantoran, ruang publik mikik pemerintah, hingga tempat sampah di jalan protokol yang dilintasi setiap hari sejak dinihari dilakukan pengambilan.
"Jalan bromo, Jalan Pangsud, Jalan Diponegoro, Pasar Laron juga," rincinya.
Belum lagi petugas dihadapkan dengan tempat-tempat pembuangan sampah liar di pinggir jalan yang juga menyisakan pekerja rumah tersendiri. Masalah itu pula menjadi salah satu faktor volume sampah yang datang tak pernah berkurang.
Menurut dia, volume sampah cenderung stagnan tinggi dari pengambilan tersebut. Yakni sekitar 7 Truk dalam sehari. Sehingga incinerator di TPA beroperasi tanpa henti. Sementara sampah yang masuk jelang ke proses pembakaran, diketahui tak melalui pemilahan terlebih dahulu.
Baca Juga : Gegara Pelihara Ikan Aligator Gar, Lansia di Kota Malang Ini Divonis 5 Bulan Penjara
"Kalau beberapa ada yang di jalan utama dibuang begitu saja kita ambil," kata Didik.
Ada tiga buah ruang mesin Incinerator yang memproses sampah dengan pembakaran di lokasi TPA. Diketahui, sesekali salah satu Incinerator berhenti beroperasi karena terkenala beberapa hal. Seperti bata dalam Incinerator jatuh dan mengganggu pembakaran. Namun hal tersebut bisa diatasi segera dan beroperasi kembali.
Dikatakan, jam operasional Incinerator aktif sejak pagi hingga pukul 21.00 WIB. Ketiganya harus bekerja cukup keras menerima tampungan sampah dari jalan-jalan protokol di Kota Batu. Dimana proses itu dikerjakan oleh sekitar 20 orang dengan terbagi dua shift berbeda.
"Tujuh dump truck itu kadang tidak habis. Dilanjutkan besoknya. Seperti itu terus, jadi untuk yang lain seperti di timbunan lama masih belum bisa," tambahnya.
Dikatakan Didik, masalah sampah lembab dan memperlama pembakaran juga dikhawatirkan akan terjadi jika musim hujan tiba. Namun menurut dia, petugas TPA tetap memprioritaskan sampah yang harus segera ditangani.
