free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Pendidikan

Kisah Umar bin Abdul Aziz Mematikan Lampu, Menyimpan Pesan untuk Diteladani Seorang Pemimpin

Penulis : Anggara Sudiongko - Editor : A Yahya

01 - Sep - 2024, 11:24

Placeholder
Ilustrasi (pixabay)

JATIMTIMES - Umar bin Abdul Aziz menjadi salah satu Khalifah yang paling dikenal dalam sejarah Islam. Ada sebuah kisah yang menarik dari Khalifah lahir tahun 63 Hijrah (684 M) dan wafat tahun 101 Hijriyah (720 M) ini.

Pada satu malam, Umar bin Abdul Aziz tengah menyelesaikan tugas di istana. Sang putra kemudian datang kepadanya. Umar bin Abdul Aziz kemudian bertanya, apa gerangan tujuan sang putra datang. 

Baca Juga : Serunya Tuban Specta Night Carnival 2024, Puluhan Peserta Unjuk Karya Unik

"Untuk urusan apa putraku datang ke sini, urusan negarakah atau keluargakah?" tanya Umar. Sang anak kemudian menjawab, bahwa kedatangannya untuk satu urusan. "Urusan keluarga, ayahanda," jawab sang putra.

Setelah itu, Umar bin Abdul Aziz kemudian langsung mematikan lampu di atas meja ruangannya. Sontak hal tersebut kemudian membuat sang putra begitu kaget dan bertanya-tanya. Sekeliling ruangan tempat mereka berada kemudian menjadi gelap gulita.

"Kenapa ayah memadamkan lampu itu?" tanya putra yang merasa heran.

Kemudian Umar bin Abdul Aziz menjawab,  bahwa penerangan atau lampu yang mereka pakai adalah merupakan milik dari negara. Sehingga, Abdul Aziz tak mau menggunakannya untuk kepentingan pribadi.

Umar berkata  "Putraku, lampu yang sedang ayah pakai bekerja ini milik negara. Minyak yang digunakan juga dibeli dengan uang negara. Sementara perkara yang akan kita bahas adalah urusan keluarga".

Setelah itu, Umar bin Abdul Aziz memerintahkan seorang pesuruh untuk mengambil lampu lainnya yang merupakan milik sendiri. Ia kemudian berkata, "Nah, sekarang lampu yang kita nyalakan ini adalah milik keluarga kita. Minyaknya pun dibeli dengan uang kita sendiri. Silakan putraku memulai pembicaraan dengan ayah".

Dari kisah di atas tentunya menyimpan pesan yang sangat penting. Meskipun Umar bin Abdul Aziz mempunyai jabatan, namun ia tak lantas terlena dan terperdaya dengan kekayaan. Ia tetap amanah dan tidak memanfaatkan jabatannya untuk kepentingan pribadi. 

Kisah dari Umar bin Abdul Aziz ini, tentunya dapag menjadi satu pembelajaran dan tauladan bagi par pemimpin untuk menjalankan amanahnya dengan baik dan tidak memanfaatkan jabatannya untuk kepentingan pribadi.

Baca Juga : Lewat Workshop, Unikama Dongkrak Kapasitas Produksi dan Pemasaran Mebel Pasuruan 

Seorang pemimpin memiliki tanggungjawab dan amanah yang harus dijalankan dengan baik.  Al-Qur'an surat An-Nisa ayat 58, Allah SWT berfirman :

"Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat".

Kemudian dalam sebuah hadits riwayat Bukhari dan Muslim, mereka yang termasuk dalam golongan munafik adalah orang yang memiliki tiga ciri, salah satunya adalah berkhianat ketika diberi amanah. 

Rasulullah SAW bersabda, "Tanda-tanda orang munafik ada tiga, jika berbicara berdusta, jika berjanji mengingkari, dan jika diberi amanah mengkhianati." (HR Bukhari dan Muslim).

 


Topik

Pendidikan Umar bin Abdul Aziz khalifah umar



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Anggara Sudiongko

Editor

A Yahya