JATIMTIMES - Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jawa Timur 2024 mencatatkan sejarah baru. Untuk kali pertama, semua kandidat gubernur di wilayah ini adalah perempuan. Hal ini menjadi momen penting dalam memperlihatkan bahwa perempuan memiliki kemampuan untuk berpartisipasi dan bersaing di ranah politik.
Tiga kandidat perempuan yang maju sebagai calon gubernur Jawa Timur adalah Khofifah Indar Parawansa, Luluk Nur Hamidah, dan Tri Rismaharini.
Baca Juga : Keseruan Turnamen Renang Antar Sekolah Piala Bupati Malang di Pemandian Metro
Khofifah, yang merupakan gubernur Jawa Timur sebelumnya, kembali mencalonkan diri bersama wakilnya, Emil Dardak. Pasangan tersebut mendapat dukungan dari koalisi besar yang terdiri dari 15 partai politik. Yakni PAN, Gerindra, Golkar, Demokrat, PPP, PSI, PKS, Perindo, NasDem, Partai Buruh, Gelora, PBB, PKN, Garuda, dan Prima.
Di sisi lain, Ketua DPP PKB Luluk Nur Hamidah maju bersama Lukmanul Khakim, yang juga merupakan anggota DPR RI Jateng 2019-2024 dari PKB. Pasangan ini diusung oleh PKB sebagai satu-satunya partai politik yang memenuhi syarat untuk mengusung calon gubernur dan wakil gubernur tanpa koalisi.
Sementara itu, Tri Rismaharini, kader PDIP yang saat ini menjabat sebagai menteri sosial, mencalonkan diri bersama Zahrul Azhar Asumta atau lebih dikenal dengan sebutan Gus Hans. Pasangan ini diusung oleh PDIP, Hanura, Ummat.
Ketiga pasangan calon ini telah resmi mendaftarkan diri ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Timur, sehingga persaingan untuk merebut kursi gubernur akan menjadi kompetisi yang ketat di antara para politisi perempuan ini.
Ketiganya juga diklaim memiliki hubungan kultural dan struktural dengan Nahdlatul Ulama (NU), yang membuat persaingan menarik karena massa Nahdliyin akan menjadi target utama dalam kampanye mereka.
Lantas berikut ini sosok ketiga cagub Jatim 2024 yang dikenal dengan 3 srikandi dalam Pilgub Jatim 2024-2029.
Khofifah Indar Parawansa
Khofifah Indar Parawansa dilahirkan di Surabaya pada 19 Mei 1965. Ia menyelesaikan dua gelar sarjana secara bersamaan, yakni dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga (UNAIR) serta Ilmu Komunikasi dan Dakwah di Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah Surabaya.
Karier politik Khofifah dimulai sebagai kader dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan berhasil terpilih menjadi anggota DPR RI untuk periode 1992-1997. Ia kembali memenangkan kursi di periode berikutnya, namun hanya bertugas hingga tahun 1998 karena adanya pergantian kekuasaan akibat Reformasi.
Pada Pemilu 1999, Khofifah meninggalkan PPP dan bergabung dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Ia sekali lagi berhasil terpilih menjadi anggota DPR, dan tak lama kemudian diangkat sebagai Menteri Pemberdayaan Perempuan dalam Kabinet Persatuan Indonesia.
Selama masa pemerintahan Megawati Soekarnoputri, Khofifah tidak dipilih lagi untuk posisi menteri, namun ia tetap terlibat aktif dalam kegiatan sosial dan diangkat sebagai Ketua Umum Muslimat NU pada periode 2002-2005.
Pada Pemilihan Presiden 2014, Khofifah dipercaya sebagai juru bicara untuk tim kampanye pasangan Jokowi–Jusuf Kalla. Setelah Jokowi dan JK terpilih, ia diberi tugas sebagai Menteri Sosial pada periode 2014-2019. Namun, ia mengundurkan diri untuk mengikuti Pemilihan Gubernur Jawa Timur 2018, di mana ia terpilih sebagai gubernur bersama Emil Dardak untuk periode 2019-2024.
Luluk Nur Hamidah
Baca Juga : Kabar Duka, Anak Kedua Syifa Adik Ayu Tingting Meninggal Dunia
Luluk Nur Hamidah lahir pada 25 Juni 1971. Ia menjabat sebagai anggota DPR RI periode 2019-2024, mewakili daerah pemilihan Jawa Tengah IV. Selain itu, ia juga memegang posisi sebagai Ketua Bidang Luar Negeri di DPP PKB. Sebelum terlibat dalam dunia politik, Luluk pernah mengajar di Universitas Nasional dan Universitas Nahdlatul Ulama.
Luluk menyelesaikan studi S1 di IAIN Sunan Ampel Malang. Setelah itu, ia melanjutkan pendidikan pascasarjana di Universitas Indonesia dengan mengambil jurusan Sosiologi, dan kemudian mendapatkan gelar S2 lainnya di Lee Kuan Yew School of Public Policy, Singapura, dengan spesialisasi Administrasi Publik.
Sebelum terjun ke PKB, Luluk aktif dalam berbagai organisasi. Ia pernah menjadi Ketua Umum Korps PMII Putri dan pernah menjabat sebagai wakil ketua sekretaris jenderal di RMI-PBNU. Selain itu, ia juga aktif sebagai pengurus di Lembaga Kemaslahatan Keluarga NU dan terlibat dalam kegiatan di KNPI.
Tri Rismaharini
Tri Rismaharini, yang akrab disapa Risma, saat ini menjabat sebagai Menteri Sosial dalam Kabinet Indonesia Maju untuk periode 2020-2024. Sebelumnya, ia menjabat sebagai Wali Kota Surabaya selama dua periode, dari 28 September 2010 hingga 23 Desember 2020.
Risma merupakan wanita pertama yang terpilih secara langsung sebagai Wali Kota Surabaya, sekaligus menjadi perempuan pertama yang memimpin kota tersebut dalam sejarah. Pada Pilkada Surabaya 2010, ia berhasil menang dengan dukungan dari PDIP dan kembali memenangkan Pilkada 2015 dengan jumlah suara yang besar.
Meski belum menyelesaikan masa jabatannya sebagai wali kota, di akhir 2020, Presiden Jokowi menunjuk Risma sebagai Menteri Sosial untuk menggantikan Juliari Batubara yang terjerat kasus korupsi dana Bansos Covid-19.