JATIMTIMES - Sinagoge saat ini tengah banyak dibicarakan. Terlebih usai Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben Gvir yang menyebut akan membangun sebuah sinagoge di kompleks masjid Al-Aqsa di Yerusalem.
Padahal seperti yang diketahui jika kompleks Al-Aqsa adalah situs tersuci ketiga bagi umat Islam dan simbol identitas nasional Palestina. Selain itu juga merupakan tempat tersuci bagi agama Yahudi.
Baca Juga : Melalui Pelatihan Digital Marketing, Disnaker Munculkan Generasi Muda Kabupaten Malang yang Berkompeten
Hal inilah yang membuat pemimpin dunia mengecam pernyataan Ben Gvir itu. Menyusul hal tersebut, publik dibuat penasaran dengan apa sebenarnya bangunan sinagoge itu hingga membuat para pemimpin dunia murka kepada Ben Gvir?
Apa itu Sinagoge?
Dilansir dari Wikipedia, Sinagoge atau Kanisah adalah nama tempat beribadah orang Yahudi. Di dalam bahasa aslinya (bahasa Yunani: συναγωγή, synagogē atau sunagogē, berarti "perkumpulan"; bahasa Prancis/bahasa Inggris: synagogue) terdiri dari kata Yunani συν (syn, = bersama), dan αγωγή agogé, belajar atau pendidikan, sinagoge memiliki arti "belajar bersama" selain berkumpul bersama.
Kata tersebut merupakan terjemahan dari kata Ibrani, eda, yang berarti jemaah, sehingga pengertian sinagoge yang sebenarnya bukanlah suatu tempat atau gedung tertentu melainkan persekutuan.
Sinagoge, bersama gerakan yudaisme rabinik, memiliki peran penting dalam membentuk pola keagamaan Yahudi hingga kini, khususnya setelah Bait Suci yang menjadi pusat peribadah umat Yahudi hancur pada tahun 70 M. Selain itu, sinagoge juga diduga membawa pengaruh besar terhadap pola ibadah umat Kristen dan Islam melalui penggunaan gereja dan masjid.
Asal Mula
Ada berbagai teori mengenai asal mula sinagoge, yakni sebagai berikut:
Sejak Zaman Musa
Tradisi Yahudi menyebutkan akar sinagoge dimulai sejak zaman Musa, atau bahkan pada zaman para bapa bangsa Israel. Flavius Yosefus dan Philo menyatakan bahwa sinagoge didirikan oleh Musa sebagai tempat orang-orang Yahudi mendengarkan Taurat seminggu sekali. Targum Onkelos menyatakan Yakub sebagai pelayan sinagoge (Kejadian 25:27), sedangkan Targum Yonatan mengatakan bahwa Yitro mengajak Musa untuk mengajarkan umat Israel mengenai doa-doa yang harus diucapkan di dalam sinagoge-sinagoge mereka. Kemudian Targum Tawarikh mengartikan bukit pengorbanan yang ada di Gibeon sebagai suatu sinagoge
Sejak Masa Reformasi Yosia
Ada teori dari Julian Morgenstern bahwa sinagoge mulai berdiri di Israel sebagai akibat dari Reformasi Yosia, yakni ketika mezbah-mezbah dan bukit-bukit pengorbanan dari tradisi religius non-Yahudi dihancurkan. Menurut Morgenstern, kuil-kuil di pelosok Israel terus dipakai sebagai tempat pertemuan keagamaan pada hari Sabat dan pada saat perayaan-perayaan Yahudi. Pendapat lain diberikan J. Weingreen yang menyanggah pendapat Morgenstern dengan alasan bahwa reformasi Yosia telah menghancurkan kuil-kuil di pelosok juga. Menurutnya, Yosia mendirikan tempat-tempat lain sebagai ganti kuil-kuil tersebut untuk peribadahan rakyat. Akan tetapi, teori Weingreen ini dipandang lemah sebab tidak memiliki bukti dari riwayat reformasi Yosia.
Sebelum Pembuangan
Baca Juga : Mengenal Apa itu Gitapati yang Viral Karena Wanita Berjilbab Kuning
R.W. Moss mengajukan pendapat bahwa sinagoge telah ada sebelum masa Pembuangan ke Babilonia abad ke-6 SM. Ia menyatakan bahwa pada mulanya sinagoge merupakan sekolah dan instansi pemerintahan setempat sebelum berkembang menjadi pusat ibadah pada masa Pembuangan.
Sejak Zaman Makabe
Ada beberapa ahli yang menyatakan asal mula sinagoge pada zaman Makabe atau setelah penghambatan zaman Makabe. Hal tersebut didasarkan pada bukti-bukti arkeologis yang menyatakan bahwa pada abad ke-3, sinagoge belum dikenal di Palestina. Bukti arkeologis menyatakan sinagoge tertua yang peninggalannya ditemukan di Palestina berasal dari abad ke-1 M. Akan tetapi, teori ini lemah sebab pemberontakan Makabe tampaknya berkaitan erat dengan sinagoge, yang mana dikatakan bahwa salinan-salinan Taurat direbut dan dibakar oleh musuh, sehingga membuktikan bahwa sinagoge telah ada sebelum pemberontakan Makabe.
Pada Masa Pembuangan
Kebanyakan ahli mendukung pendapat bahwa sinagoge mula-mula berdiri di pembuangan di Babel yakni sejak abad ke-5 SM. Argumentasi dari para ahli didasarkan pada jauhnya orang-orang Yahudi dari Bait Suci yang merupakan pusat ibadah mereka, padahal mereka perlu mempertahankan identitas iman mereka di Babel yang merupakan tempat asing.
Karena itu, orang-orang Yahudi mulai berkumpul di rumah-rumah mereka sendiri dan membahas Kitab Suci secara teratur, serta melakukan perayaan kurban dan perayaan lainnya di tempat-tempat tertentu dan hal itulah yang akhirnya menjadi asal mula sinagoge. Argumentasi ini didukung dengan kenyataan bahwa harapan untuk kembali ke tanah air Palestina masih terjaga di kalangan umat Yahudi walaupun telah hidup dalam pembuangan selama puluhan tahun.
Selain itu, Taurat masih dipertahankan penggunaannya, bahkan mendapat bentuknya yang semakin formal pada masa Pembuangan tersebut. Salah satu catatan mula-mula mengenai umat berkumpul bersama untuk membahas Firman Allah tertulis dalam Kitab Yehezkielpasal.