JATIMTIMES - Masyarakat Indonesia saat ini banyak yang bertanya-tanya mengenai kapan terjadinya Rabu Wekasan 2024.
Sebab pada hari tersebut tiba, beberapa masyarakat umumnya akan melakukan sejumlah kegiatan yang bertujuan melindungi diri dari marabahaya dan juga penyakit.
Baca Juga : Perjuangan dan Dedikasi Nanda: Kampus Merdeka Kucapai, Panggung Google AI Kugapai
Lantas kapan terjadinya Rabu Wekasan 2024 yang banyak dinanti masyarakat Indonesia ini?
Tanggal Terjadinya Rabu Wekasan
Merujuk pada kalender Hijriah Indonesia 2024 yang diterbitkan Kementerian Agama, Rabu terakhir bulan Safar jatuh pada 4 September 2024.
Akan tetapi, tanggal tersebut akan berbeda jika Anda menggunakan penanggalan menurut HGT dan Islamic Hijri Calender.
Dalam kalender itu, Rabu Wekasan atau Rabu terakhir bulan Safar jatuh pada 28 Agustus 2024.
Setelah tahu kapan terjadinya Rabu Wekasan, alangkah baiknya sobat JatimTimes juga tahu dan paham apa itu Rabu Wekasan dan bagaimana sejarahnya.
Pengertian Rabu Wekasan
Dilansir situs Desa Suci Kabupaten Gresik, Rebo artinya nama hari dalam bahasa Jawa, yaitu Rabu dalam bahasa Indonesia, sedangkan Wekasan adalah bahasa Jawa yang artinya pungkasan atau akhir. Jadi, Rabu Wekasan secara bahasa adalah hari Rabu Terakhir.
Namun, sebagai sebuah istilah tradisi, Rabu Wekasan adalah tradisi budaya yang diadakan di hari Rabu Terakhir dari Bulan Safar, yaitu bulan kedua dari 12 bulan penanggalan Hijriyah. Tradisi budaya Rebo Wekasan ini adalah hari yang tidak tergantung pada hari pasaran dan neptu untuk melakukan suatu upacara adat di Jawa.
Tujuan Rabu Wekasan
Rebo Wekasan dianggap sebagai hari datangnya sumber penyakit dan marabahaya. Rata-rata, upacara yang dilaksanakan pada Rabu Wekasan adalah bersifat tolak bala. Tradisi ini merupakan perpaduan nilai-nilai agama Islam dengan tradisi Jawa.
Baca Juga : PNS Ini Diduga Lecehkan Nabi, Identitasnya Dikuliti Netizen
Tujuan peringatan Rabu Wekasan adalah menolak bencana (tolak bala) dan sebagai wujud rasa syukur. Kegiatan yang dilakukan biasanya terdiri dari berdo'a, salat sunnah, dan bersedekah.
Rebo Wekasan merupakan wujud Akulturasi Budaya Jawa (Islam dan Jawa). Daerah yang mengenal dan melakukan tradisi ini mayoritas adalah daerah pesisiran yang dikenal lebih dulu, kuat, dan kosmopolit keislamannya dibanding daerah pedalaman Jawa.
Sejarah Tradisi Rabu Wekasan
Sejarah Rebo Wekasan berawal dari masa penyebaran Islam di Indonesia. Masyarakat Jawa meyakini hari Rabu terakhir pada Bulan Safar merupakan hari naas dari kepercayaan lama kaum Yahudi.
Lalu, pada Bulan Safar tahun 1602, beredar kabar rencana penjajahan Belanda di Jawa. Masyarakat kemudian melaksanakan serangkaian ritual menolak kedatangan penjajah tersebut. Ritual tersebut berkembang menjadi tradisi Rabu Wekasan atau Rebo Wekasan.
Selain itu, Rabu Wekasan atau Rebo Wekasan berhubungan erat dengan penyebaran agama Islam di Indonesia. Abdul Hamid Quds berpendapat bahwa terdapat 32.000 bala yang diturunkan Allah ke bumi pada hari Rabu terakhir setiap tahun di Bulan Safar.
Wali Songo berperan dalam mengembangkan tradisi ini. Menurut kepercayaan masyarakat Desa Suci, Kabupaten Gresik. Sunan Giri memberikan petunjuk sumber air ketika kekeringan dan berpesan untuk mengadakan upacara adat Rabu Wekasan.