JATIMTIMES - Munculnya skin tag atau daging tumbuh terkadang bisa menimbulkan rasa tidak nyaman serta tidak percaya diri. Jika penderita hingga mengalami skin tag sering berdarah, karena berada di area yang sering bergesekan dengan benda lebih baiknya segera dibawa ke dokter.
Kondisi ini bukan tumor atau kanker, serta tidak menular dan tidak berbahaya. Meski demikian, penanganan medis sangat perlu dilakukan jika bintil tersebut sering tergores dan berdarah atau terasa mengganggu penampilan.
Baca Juga : Pengabdian Unisba Blitar Bantu Tingkatkan Penjualan UMKM Jamu Grista Melalui Inovasi Kemasan
Umumnya skin tag ini timbul pada bagian kulit leher, ketiak, kelopak mata, atau selangkangan. Skincare Educator dr. Giovanni Mustopo mengupas permasalahan tersebut di laman sosial medianya Instagram baru-baru ini.
Dokter Gio juga menjelaskan memang banyaknya alat-alat tang dijual untuk menghilangkan skin tag dengan harga yang terjangkau. Dengan alat ini memang bisa dilakukan di rumah.
“Kamu punya skin tag atau daging tumbuh? Tapi percaya sama aku kalau kalian punya skin tag paling gampang ke dokter,” ungkap dokter Gio dikutip JatimTIMES, Minggu (25/8/2024).
Mengapa, sebab jika skin tag ditangani oleh dokter jelas lebih aman penanganannya di klinik, rumah sakit dan sebagainya. Lantaran dokter sudah terbiasa melakukan penanganan cauter.
“Ini istilahnya, kamu cara pakai alatnya gak tahu gimana nanti kalau seandainya terjadi pendarahan gara-gara pakai alatnya tidak benar, takutnya bahaya,” imbuh dokter Gio.
Karena itu, dokter Gio mengimbau bagi yang punya skin tag jangan segan untuk berkonsultasi ke dokter. Penanganannya pun cepat, tidak lama serta tidak berisiko.
Baca Juga : Kisah Nyimas Utari: Telik Sandi Cantik Mataram Tumbangkan Sang Arsitek VOC
Meski demikian, risiko skin tag kembali lagi masih tetap ada. Untuk diketahui, beberapa jenis kanker kulit juga dapat menyerupai daging tubuh. Karena itu, lakukan pemeriksaan ke dokter jika terdapat daging tumbuh.
Selain itu, skin tag juga tidak bisa dihilangkan dengan skincare. Namun, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko timbulnya skin tag. Di antaranya, bagi yang berusia lanjut, karena produksi kolagen cenderung berkurang pada usia lanjut.
Memiliki keluarga dengan riwayat skin tag. Lalu mengalami peningkatan kadar hormon, seperti ketika hamil. Menderita berat badan berlebih atau obesitas. Serta menderita kelainan genetik yang mengakibatkan gangguan kulit, seperti sindrom Birt-Hogg-Dube.