JATIMTIMES - Tahun akademik 2024/2025, Universitas Brawijaya menerima 1.692 mahasiswa baru pascasarjana. Dari jumlah itu, mahasiswa yang masuk pada program fast track cukup mendominasi.
Rektor UB Prof Widodo SSI MSi PhD Med Sc menjelaskan, mayoritas mahasiswa baru pascasarjana yang diterima adalah anak-anak muda, seperti fresh graduate yang masuk fast track.
Baca Juga : Arti Garuda Biru "Peringatan Darurat" yang Kini Tengah Viral
"Itu jumlahnya banyak, sehingga kita berharap ini yang akan kita eksplorasi," katanya.
Lebih lanjut, dengan tingginya minat para mahasiswa melanjutkan studi, terlebih pada program fast track, maka ini menjadi hal yang positif. Sebab, ketersediaan sumber daya manusia unggul dan berkualitas tentunya akan semakin cepat dan semakin banyak jumlahnya.
"Ketika melanjutkan S2, itu masih open, open job. Bisa jadi entrepreneur, kemudian bisa masuk ke sektor-sektor birokrat, akademisi, bahkan di perusahaan juga sekarang mulai banyak yang merekrut S2," katanya dalam kegiatan Program Orientasi Pendidikan dan Kemahasiswaan (ORDIK) Universitas Brawijaya (UB) tahun 2024.
Prof Widodo menekankan, jiwa entrepreneur menjadi satu hal yang diharapkan dimiliki oleh para mahasiswa. Sebab, dengan memiliki jiwa enterpreneur, seorang lulusan mampu menelurkan sebuah inovasi ataupun terobosan cemerlang dalam berbagai profesi yang ditekuninya.
Sementara itu, Wakil Prof Dr Ir Imam Santoso MP menyampaikan, jumlah mahasiswa baru 2024 pascasarjana pada program fast track cukup banyak, tepatnya ada 285 mahasiswa.
Program fast track merupakan program percepatan pendidikan bagi mahasiswa untuk menempuh dua jenjang pendidikan sekaligus, yaitu jenjang sarjana dan magister atau jenjang magister dan doktor.
Artinya, mereka para mahasiswa yang saat ini menjalani studi S1, tepatnya pada semester 7 atau sedang menyelesaikan skripsi, sekaligus menempuh kuliah S2.
"Sehingga S1 1 tahun selesai, kemudian 1 tahun lagi selesai S2-nya. Meningkatnya mahasiswa program fast track, artinya mahasiswa kita sudah berpikir bahwa ke depan pendidikan pasca sarjana menjadi penting," katanya.
Lebih lanjut, di antara peserta program fast track, ada yang masuk salah satu program percepatan program magister. Kemudian ada program PMDSU. PMDSU ini merupakan program dari master ke doktor.
Baca Juga : 50 Anggota DPRD Jember Dilantik, Setwan Sebut Ada 24 Wajah Baru
"Jadi, lulus sarjana, kemudian dia menyelesaikan master langsung doktor. Jadi kalau tadi fast track itu dari sarjana ke master, kemudian kalau PMDSU sekarang posisinya Sarjana, dia ngambil master langsung ke S2, langsung dokter," terangnya.
Sementara itu, 1.692 mahasiswa baru pascasarjana ini kemudian mengikuti kegiatan Orientasi Pendidikan dan Kemahasiswaan (ORDIK), Rabu, (21/8/2024) di Gedung Samantha Krida UB.
Ke-1.692 mahasiswa baru pascasarjana yang diterima ini, terdiri dari mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) sebanyak 256 orang; Fakultas Hukum (FH) sebanyak 156 orang, Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) sebanyak 114 orang; Fakultas Ilmu Budaya sebayak 13 orang; Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) sebanyak 70 orang; Fakultas Ilmu Komputer (Filkom) sebanyak 43 orang; Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) sebanyak 110 orang.
Kemudian, Fakultas Kedokteran (FK) sebanyak 96 orang; Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) sebanyak 154 orang; Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FKIP) sebanyak 56 orang; Fakultas Pertanian (FP) sebanyak 147 orang; Fakultas Peternakan (Fapet) sebanyak 61 orang, Fakultas Teknik (FT) sebanyak 215 orang; Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) sebanyak 62 orang, sekolah pascasarjana sebanyak 138 orang, dan non-fakultas sebanyak 1 orang.
Untuk kegiatan Ordik MABA Pascasarjana, diisi beberapa pembicara. Antara lain Komisaris Menara Syariah Jakarta Harianto Solichin MSc; Dhiana Puspitawati, SH LLM PhD dari Pusat Publikasi IImiah dan Ketahanan Jurnal UB dengan materi "Ketahanan dan Publikasi Jurnal Ilmiah".
Kemudian, Direktur Direktorat Teknologi Informasi Dr Raden Arief Setiawan ST MT dengan materi "Sistem Teknologi dan Informasi untuk Meraih UB Bermutu dan Bereputasi"; hingga Direktur Klinik UB drg Miftakhul Cahyati Sp PM dengan materi "Sosialisasi Layanan di Klinik UB".
