JATIMTIMES - Alun-Alun Kanigoro berubah menjadi medan aksi penuh ketegangan. Seorang pria berlari dengan wajah penuh amarah menerobos kerumunan di depan tempat pemungutan suara (TPS).
Beberapa petugas bergegas mengejarnya. Sementara dari arah lain, kelompok massa mulai merangsek ke arah TPS, membawa poster-poster protes. Teriakan dan sorakan semakin keras, menciptakan suasana mencekam yang tak ubahnya seperti adegan film laga.
Baca Juga : 4.000 Personel Gabungan Terlibat di Operasi Mantap Praja Semeru 2024 di Tulungagung
Namun, ketegangan itu bukanlah kerusuhan sungguhan. Ini adalah bagian dari simulasi sistem pengamanan kota (sispamkota) yang digelar oleh Polres Blitar, Senin (19/8/2024). Simulasi ini merupakan persiapan menjelang pelaksanaan Pilkada Kabupaten Blitar 2024. Simulasi ini diikuti oleh personel gabungan dari Polri, TNI, dan linmas.
Simulasi dimulai dengan apel pasukan dalam rangka Operasi Mantab Praja Semeru 2024. Acara ini turut dihadiri oleh berbagai pejabat penting seperti bupati Blitar, ketua DPRD, dandim Blitar, serta perwakilan dari KPU dan Bawaslu. Apel ini diikuti oleh deklarasi pemilu damai, sebuah komitmen bersama untuk menjaga kondusivitas selama proses pemilihan berlangsung.
Pada simulasi yang digelar, skenario dimulai dengan suasana tenang di TPS yang seolah-olah tengah menjalani proses pemungutan suara. Namun, suasana damai itu segera berubah ketika keributan pecah di salah satu TPS. Insiden kecil yang dipicu oleh ketidakpuasan seorang pemilih segera menyulut ketegangan yang lebih besar. Sekelompok massa mulai berkumpul di depan kantor KPU, menggelar aksi protes yang memanas dengan cepat.
Ketika situasi semakin tidak terkendali, personel negosiasi dari Polri dikerahkan untuk menenangkan massa. Namun, upaya ini tidak sepenuhnya berhasil. Massa semakin beringas, melempari petugas dengan berbagai benda dan mencoba menerobos barikade yang dibentuk oleh aparat keamanan. Dalam suasana yang semakin kacau, pasukan dalmas (pengendalian massa) dikerahkan. Mereka melangkah maju dengan tameng dan tongkat, siap menghadapi massa yang tak kunjung reda.
Menyadari eskalasi yang terus meningkat, komando akhirnya diberikan untuk menggunakan langkah-langkah lebih keras. Mobil water cannon dan gas air mata segera ditembakkan untuk membubarkan kerumunan. Di tengah kepulan asap dan semburan air, massa mulai tercerai-berai. Aparat keamanan pun bergerak cepat melakukan patroli penyisiran untuk memastikan tidak ada lagi kelompok massa yang berpotensi menimbulkan kerusuhan.
Kapolres Blitar AKBP Wiwit Adisatria menjelaskan bahwa Operasi Mantab Praja Semeru 2024 ini adalah bagian dari persiapan pengamanan Pilkada 2024 yang memiliki kekhasan tersendiri karena dilaksanakan serentak di seluruh Indonesia. "Dengan kegiatan ini, mulai dari apel pasukan, deklarasi pemilu damai, hingga simulasi sispamkota, kami ingin menunjukkan kesiapan penuh dalam melaksanakan pengamanan Pilkada Kabupaten Blitar 2024," ujar dia.
Baca Juga : Jumlah Dukungan Masih Tak Memenuhi Syarat, Sam HC-Rizky Boncell Segera Ajukan Gugatan Sengketa Pemilu
Wiwit juga menekankan bahwa pilkada tahun ini lebih rawan dibandingkan dengan pemilu-pemilu sebelumnya. "Kita mengategorikan Pilkada 2024 ini lebih rawan, karena langsung berhubungan antara masyarakat dan calon kepala daerah sehingga hubungan emosional dan batin lebih kuat," tambahnya.
Simulasi ini tidak hanya menunjukkan kesiapan aparat dalam menghadapi potensi kerusuhan, tetapi juga memberikan gambaran nyata tentang bagaimana Polri, TNI, dan linmas bekerja sama dalam menjaga keamanan dan ketertiban selama lilkada. Dengan melibatkan lebih dari 3.000 personel, Polres Blitar memastikan bahwa segala potensi ancaman dapat diantisipasi dengan cepat dan tepat.
Pilkada Kabupaten Blitar 2024 diharapkan berjalan dengan lancar dan damai, berkat persiapan matang yang dilakukan oleh berbagai pihak. Melalui simulasi ini, diharapkan masyarakat juga bisa lebih memahami pentingnya menjaga situasi yang kondusif selama proses pemilu berlangsung, serta mendukung upaya aparat dalam menjaga keamanan daerah mereka.