JATIMTIMES - Sebagai kota nomer satu di Jawa Timur, sampah yang dihasilkan warga Surabaya ternyata cukup besar. Bukan hanya sampah biasa termasuk sisa makanan yang tak habis.
Hal itu diungkapkan oleh Koordinator Komunitas Nol Sampah Surabaya, Wawan Some saat sosialisasi "Gerakan Makan Dihabiskan untuk Selamatkan Bumi" yang digelar di CFD Darmo, Minggu (19/1).
Baca Juga : Jangan Melulu Obat, Dokter Vito Sarankan Lakukan ini Jika Kolesterol Tinggi
"Sampah makanan menjadi masalah serius dan perlu mendapat perhatian khusus. Mengapa? Karena sebagian besar dari sampah kita adalah sampah makanan," kata Wawan saat ditemui dalam sela acara.
Menurut dia khusus di Surabaya dari 1.600 ton sampah per hari yg masuk TPA (Tempat Pembuangan Akhir) Benowo, 55% adalah sampah makanan.
"Ini berarti setiap hari ada 888 ton sampah makanan yang dibuang di Surabaya. Faktanya jumlah sampah makanan dari tahun ke tahun terus meningkat," bebernya.
Masih kata Wawan alasan lain, karena sampah makan tidak diolah dengan benar aja. "Menghasilkan gas methan, salah satu gas rumah kaca yang daya rusaknya 21 kali dari CO2," tegasnya.
Studi dari Environmental Protection Agency AS menyebutkan satu ton sisa makanan akan menghasilkan emisi gas rumah kaca sekitar 595 kg ekuivalen CO2. Ini sama dengan emisi mengendarai mobil bensin sejauh 3.000 km. Atau setara pemakaian listrik rumah tangga sebesar 700 kWh.
"Karena itu dalam rangka Zero Waste Month 2025, tema yang diangkat adalah "Food Waste No More". Zero Waste Month diperingati secara Internasional setiap tahun setiap bulan Januari," tuturnya.
Perayaan Zero Waste Month ini bermula di Filipina pada tahun 2012 ketika para pemimpin pemuda mengeluarkan Manifesto Pemuda Zero Waste. Yang menyerukan, antara lain, perayaan Zero Waste Month yang diresmikan melalui Deklarasi Presiden Filipina No. 760.
Saat ini peringatan Zero Waste Month tidak hanya dilakukan di Filipina tetapi di beberapa negara terutama di Asia Pasifik.
Baca Juga : Viral! Mobil Terbakar di Dekat SPBU Sembon Karangrejo Tulungagung, Pemilik Alami Luka Bakar
"Dalam rangka Zero Waste Month, Nol Sampah bersama DLH kota Surabaya akan deklarasi gerakan makan dihabiskan bersama sekolah-sekolah Adiwiyata di kota Surabaya," cetus Wawan.
Deklarasi ini juga akan melibatkan beberapa kampung iklim di Surabaya, Trans Bag Comunnity dan Bonek Garis Hijau.
"Deklarasi gerakan makan dihabiskan sangat tepat dilakukan karena Surabaya sudah mulai menjalankan program makan bergizi gratis (MBG). Melalui deklarasi ini, diharapkan perwakilan siswa yang hadir akan menjadi penggerak kampanye di sekolah mereka," jelas Wawan kembali.
Siswa yang hadir merupakan kader sekolah Adiwiyata. Mereka ada kader pengerakan kegiatan ramah lingkungan di sekolahnya, termasuk upaya pengolahan sampah.
Melalui Deklarasi ini diharapkan program MBG di sekolah di Surabaya bisa meminimalisir sampah sisa makanan yg dihasilkan. Dr hasil survey awal program makan bergizi gratis tanggal 13 Januari di salah satu SMP di Surabaya diketahui satu siswa rata-rata membuang 25-40 gram sampah makanan.
Dan jika jumlah siswa yang akan mendapat MBG di Surabaya sekitar 600.000 orang, berarti sehari sampah sisa makanan sekitar 15-24 ton. "Itu belum termasuk sampah di dapur selama proses memasak.
Satu ton sampah makanan dapat menghasilkan sekitar 2.324,24 kg emisi gas rumah kaca setara CO2," imbuh Wawan.