JATIMTIMES - Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Malang merespons adanya keluhan masyarakat terkait tempat penyeberangan orang di Kayutangan Heritage. Keluhan itu sempat viral di media sosial, menunjukkan seorang pengunjung yang kesulitan saat menyeberang di pelikan cross Kayutangan Heritage.
Kepala Dishub Kota Malang, Widjaja Saleh Putra mengatakan bahwa pelikan cross sebenarnya adalah fasilitas yang diberikan pemerintah kepada masyarakat untuk menyeberang jalan. Saat warga menyeberang, kendaraan yang melintas berhenti sejenak.
Baca Juga : Karnaval Shining Jayandaru, Dongkrak Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sidoarjo
“Kami dari Dinas Perhubungan ini memfasilitasi kelengkapan jalan. Kelengkapan jalan kami fasilitasi di antaranya yang ada di Kayutangan itu. Ada yang namanya pelikan crossing, ada yang namanya zebra cross,” kata Widjaja, Senin (19/8/2024).
Widjaja mengaku, keberadaan pelikan cross dan zebra cross untuk menghindari tingkat kecelakaan. “Pelikan crossing itu adalah sesuatu yang berbeda dengan zebra cross. Yang membedakan adalah kalau zebra cross itu tidak ada sinyal lainnya. Tetapi pelikan crossing ada sinyal lainnya, yaitu berupa suara dan lampu,” beber Widjaja.
Dengan adanya keluhan dari masyarakat tersebut, pria yang akrab disapa Jaya itu pun sangat berterima kasih. Sebab, dengan ini, pengendara baik mobil ataupun sepeda motor juga harus bisa memahami.
“Ini dalam rangka untuk memastikan masyarakat, pengendara atau pengguna jalan, lebih berhati-hati dan segera mengurangi kecepatan. Nah, namun kenyataannya tidak seperti demikian. Masyarakat, terutama pengguna jalan, ini perlu secara masif terus-menerus dilakukan yang namanya sosialisasi, dengan perlu adanya tingkat kesadaran yang cukup tinggi,” ucap Jaya.
Pada kenyataannya, Jaya mengaku pernah mengalami sendiri ketika mencoba pelikan cross yang ada di Kayutangan Heritage. Ketika menyeberang, Jaya pun mengaku pernah akan ditabrak oleh pengendara bermotor karena tidak mau berhenti dan memprioritaskan penyeberang.
Menurut Jaya, pengendara bermotor seakan tidak sabar menunggu orang yang akan menyebrang. Padahal, saat itu sinyal masih berbunyi.
“Saya sering nongkrong di sana ya dan saya mengalami sendiri. Jelas yang namanya pelikan crossing, sinyalnya masih berbunyi. Namun, pengendara tidak sabar. Saya hampir ditabrak,” kata Jaya.
“Kami di Dinas Perhubungan membantu, bekerja sama dengan Polresta Malang Kota dalam rangka untuk menciptakan, mewujudkan berlalu lintas yang aman-nyaman dan berkeselamatan. Di antaranya, ini hasilnya adalah perilaku berkendaraan yang baik. Tentu output-nya, tujuannya adalah mengurangi tingkat kecelakaan,” imbuh Jaya.