JATIMTIMES - Kasus kekerasan dalam rumah tangga atau KDRT belakangan ramai di media sosial. Ada berbagai penyebab KDRT yang mengakibatkan kerugian fisik maupun mental bagi korban.
Peristiwa tersebut masih sering terjadi, meski telah ditangani pemerintah melalui Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga (PKDRT).
Baca Juga : Galuh Purba: Kerajaan Purba dari Lereng Gunung Slamet yang Menjadi Induk Raja-Raja di Tanah Jawa
Menurut undang-undang tersebut, KDRT adalah perbuatan kepada seseorang, terutama perempuan, yang mengakibatkan timbulnya kesengsaraan. KDRT tak hanya sebatas kekerasan fisik, tetapi juga kekerasan seksual, psikologis, dan penelantaran dalam lingkup rumah tangga.
KDRT merupakan masalah kompleks dan dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Hal itu seperti yang diungkapkan oleh dr Boyke melalui channel YouTubenya Kacamata dr Boyke.
Melalui video tersebut, dr Boyke mengungkap beberapa hal yang memicu terjadinya KDRT. Dikutip pada Minggu (18/8/2024) berikut beberapa hal yang memicu terjadinya KDRT menurut dr Boyke:
1. Komunikasi yang Buruk
dr Boyke kemudian mengungkap penyebab KDRT, adapun faktor utamanya adalah faktor komunikasi pasangan suami istri atau pasutri yang buruk.
"Penyebabnya memang dari data yang dikumpulkan di klinik pasutri itu 55 persen itu adalah faktor komunikasi jadi tolong ya yang namanya komunikasi suami istri itu diperbaiki," sambungnya.
Lanjut dr Boyke, jangan sampai Anda sebagai suami istri itu merasa tidak bisa mengungkapkan apa yang ada di dalam hati.
Sebab menurut dr Boyke dalam perkawinan itu ibarat ada suatu universitas kehidupan di mana pasutri akan tumbuh bersama-sama antara pasangan dan suami istri menuju kelulusan. "Kelulusannya apa kita menjalani perkawinan ini dengan perasaan yang damai," timpalnya.
Dalam hal ini, komunikasi tentu saja paling penting, baik itu komunikasi melalui handphone hingga melalui gesture tubuh.
Upayakan komunikasi verbal yang baik, misalnya dengan membisikkan kata-kata pujian, romantis atau hanya mengungkapkan dengan mata sehingga membuat si wanita itu nyaman.
Upaya lainnya seperti membantu sang istri dalam pekerjaan rumahnya, ini termasuk komunikasi non verbal.
2. Tidak Saling Menjaga Penampilan
Selain komunikasi, faktor lainnya yang sangat mempengaruhi adalah penampilan dan seksual.
Upayakan rutin melakukan hubungan sehingga mempererat ikatan hubungan suami dan istri.
Jangan sampai kamu malas melayani hubungan seks suami ataupun hubungan seks dengan istri, akhirnya dia terpaksa melampiaskannya dengan pasangan yang lain sehingga memicu perselingkuhan.
Dr Boyke mengatakan, banyak kasus saat ini dimana para wanita memasuki usia menopause atau para wanita sudah mempunyai anak lalu timbul rasa malas untuk melayani sang suami ataupun saking sibuknya si suami malas untuk melayani sang istri, akhirnya si istri pun terjadi perselingkuhan.
Kemudian juga tadi karena 35 persen seksual itu dipengaruhi oleh penampilan, maka dari itu jaga penampilan baik untuk laki-laki maupun perempuan.
"Yang laki-laki jangan perutnya buncit, jangan sampai mulutnya bau karena merokok, juga penampilannya itu jangan amburadul di depan istri.
Demikian juga istri di depan suami wangilah, kemudian juga tubuhnya langsing, usahakan tubuh itu langsing karena di mana-mana pria itu menyukai tubuh yang langsing," timpalnya.
Lebih lanjut dr Boyke menyarankan agar istri tetap mempertahankan tubuh yang ideal. Menurutnya dalam hal ini, sesuai fakta banyak laki-laki yang menyukai wanita langsing.
"Ketika kamu ketemu dengan si pria itu dalam keadaan kondisi kamu masih badannya ideal, pertahankan. Itu bisa kok kamu lakukan dengan cara diet, mengatur pola makan juga dengan olahraga. Yang jelas adalah ada niat untuk melakukan itu dan jangan pernah putus asa untuk body goals kamu karena itu bisa kita lakukan kok," imbuhnya.
Hal demikian juga berlaku untuk pria, usahakan anda memiliki berat badan ideal.
3. Dorongan Ego Tinggi
Baca Juga : Serangan Sultan Agung ke Batavia: Ambisi Mengusir VOC dari Pulau Jawa
KDRT bisa disebabkan karena tingginya dorongan ego pasangan. Ketika anda sudah menikah, usahakan anda mampu mengecilkan ego tersebut.
Pasalnya, ketika anda sudah menikah, artinya kalian sudah menjadi satu kesatuan dan hidup bersama.
"Jangan egois bahwa kitalah yang paling benar, kitalah yang paling oke, kitalah yang paling harus didengarkan, tidak," tegasnya.
dr Boyke memberikan nasihat, mulailah pasutri meredam rasa egois dimulai dari diri sendiri.
Usahakan segala sesuatu harus didiskusikan dan harus disepakati bersama.
4. Tidak Ada Variasi Hubungan Intim
Kemudian penyebab yang keempat adalah ingin merasakan variasi dan teknik-teknik yang lain, artinya mungkin suami dan istri yang terlalu konvensional itu juga tidak baik.
Artinya, cobalah suami istri bereksperimen membuat seks itu lebih kreatif supaya tidak membosankan dan selalu ada hal-hal yang baru dalam setiap hubungan seks.
"Dari mulai misalnya lampu yang terang dan gelap ya dari mulai wangi-wangian yang berbeda dari mulai tempat melakukannya bisa di atas ranjang bisa di atas bath up di atas karpet dari mulai pakaian-pakaiannya bisa temanya beragam," katanya.
Selain itu, mulailah ungkapkan permintaan maaf, mungkin selama ini pasutri pernah menyimpan rasa sakit karena pernah merasa terhina dan sebagainya. Penting juga untuk saling memaafkan.
5. Tidak Bisa Menahan Amarah
KDRT tidak akan terjadi jika anda bisa menahan amarah dengan baik.
Ingatlah di dalam perkawinan kita harus berbesar hati menahan amarah dan juga mudah memaafkan.
Pasalnya menurut dr Boyke, dengan cara seperti itulah perkawinan akan bisa langgeng.
Ingat juga bahwa anda tidak menikah dengan seorang bidadari, tidak menikah dengan seorang pangeran, anda menikah dengan pasangan manusia biasa, seorang laki-laki biasa, manusia yang punya banyak kesalahan tapi juga dia punya banyak kelebihan atau dengan seorang wanita yang juga punya kelebihan tapi juga punya kekurangan.
Terakhir, dr Boyke mengimbau buat para pria agar tidak terjadi KDRT, mulailah berusaha tahan amarah.
Jika anda salah, akui bahwa anda salah, meminta maaf bukan memukul istri.
"Namanya juga kamu manusia ya dan jangan pernah memukul istri ataupun anak itu berarti kamu seperti perempuan tidak perkasa oke," pungkas dr Boyke.