JATIMTIMES - Belakangan media sosial dihebohkan dengan beredarnya video seseorang terjatuh dari lantai 3 mall. Beruntungnya, ia selamat karena pameran kasur yang berada di bawahnya.
Melansir unggahan video akun X @folkshittmedia, terlihat seorang pria tersungkur dengan posisi kaki di atas kasur sementara kepalanya berada di lantai.
Baca Juga : 4 Salah Kaprah Soal Diet Ala Defisit Kalori Menurut Sports Scientist
Berdasarkan narasi video, pria tersebut adalah siswa SMA. Ia melakukan aksinya itu karena mengidap penyakit bipolar.
"LEMES DIA, KATANYA DIA PUNYA RIWAYAT PENYAKIT BIPOLAR," Cuit akun tersebut, dikutip Minggu (11/8/2024).
Lantas apa benar efek dari penyakit bipolar separah itu? Sebelum lanjut, alangkah baiknya kita tahu terlebih dahulu apa itu bipolar.
Apa itu Bipolar?
Dilansir dari laman Halodoc, bipolar adalah masalah kesehatan mental yang menyebabkan perubahan suasana hati, energi, tingkat aktivitas, konsentrasi, dan kemampuan untuk melakukan kegiatan sehari-hari.
Pengidap yang sebelumnya merasa sangat gembira bisa tiba-tiba berubah menjadi sangat sedih dan putus asa.
Perubahan suasana hati secara drastis ini dapat memengaruhi kebiasaan tidur, tingkat energi, aktivitas, perilaku, dan kemampuan berpikir pengidapnya.
Perlu kamu ketahui bahwa penyakit bipolar adalah kondisi seumur hidup. Artinya, masalah kesehatan mental ini tidak bisa sembuh seutuhnya. Meski begitu, terapi dan pengobatan bisa membantu kamu mengelola gejala yang terjadi.
Jenis Gangguan Bipolar
Gangguan bipolar terbagi menjadi beberapa jenis. Berikut penjelasan untuk setiap jenisnya:
1. Gangguan bipolar I
Gangguan bipolar I adalah jenis kelainan yang paling parah. Pengidap setidaknya mengalami satu periode mania dalam hidup.
Sayangnya, episode tersebut mungkin ekstrem dan berbahaya. Selain itu, pengidap gangguan bipolar jenis ini juga berpotensi mengalami depresi.
2. Gangguan bipolar II
Selanjutnya, gangguan bipolar II. Ciri-ciri jenis ini sekilas mirip dengan bipolar I, bedanya, jenis ini selalu memiliki episode depresi dengan hipomania sesekali.
Selain itu, gangguan bipolar II bukan jenis yang ringan, sebab beberapa pengidapnya sering kali mengembangkan gejala gangguan bipolar I.
3. Gangguan siklotimik
Gangguan siklotimik adalah jenis yang tergolong langka. Tingkat keparahannya mungkin tidak seperti bipolar I dan II.
Namun, gangguan siklotimik dapat berdampak besar pada kehidupan pengidapnya.
Seseorang dengan gangguan siklotimik mungkin mengalami periode gejala hipomania yang lebih singkat dan gejala depresi periode singkat.
Namun, gangguan siklotimik juga dapat berkembang menjadi bipolar I dan II.
4. Gangguan bipolar campuran
Apabila dokter menambahkan kata “campuran” dalam diagnosis gangguan bipolar, maka ini artinya pengidapnya mengalami mania dan depresi selama episode yang sama.
Misalnya, seseorang mungkin memiliki energi tinggi dan sulit tidur. Namun, pada waktu yang sama, mereka juga merasa putus asa atau memiliki pikiran untuk bunuh diri.
5. Bipolar musiman
Sekitar 25 persen orang dengan gangguan bipolar memiliki pola depresi musiman. Ini berarti, pengidap akan mengalami episode depresi pada musim gugur atau musim dingin.
Misalnya, pengidap bipolar I akan mengalami mania pada musim semi atau musim panas, sedangkan pengidap bipolar II akan mengalami hipomania selama bulan-bulan tersebut.
6. Bipolar dengan siklus yang cepat
Seseorang mungkin mendapatkan diagnosis bipolar I atau II “dengan siklus cepat”.
Artinya, mereka memiliki empat atau lebih episode mania, hipomania, dan depresi dalam rentang waktu 12 bulan. Selain itu, perubahan suasana hati juga dapat terjadi selama beberapa jam atau hari.
Perlu kamu ketahui, jika suasana hati berubah empat kali dalam sebulan, maka kondisi ini disebut dengan “ultra rapid cycling”.
Meski begitu, tidak ada pola khusus selama periode ini. Sebab, itu bisa terjadi kapan saja selama adanya gangguan.
Faktor Risiko Gangguan Bipolar
Aada beberapa faktor yang meningkatkan risiko munculnya kelainan mental ini, yaitu:
• Pernah mengalami peristiwa yang membuat trauma.
• Tidak bisa mengelola stres dengan baik.
• Mengalami kecanduan obat terlarang atau minuman beralkohol.
• Ada anggota keluarga dengan kondisi yang sama.
Gejala Gangguan Bipolar
Terdapat dua fase dalam gejala gangguan bipolar, yaitu fase mania (naik) dan depresi (turun).
1. Fase mania
Beberapa gejala yang termasuk pada fase mania adalah:
- Sangat bersemangat, senang, dan mudah tersinggung atau sensitif.
- Merasa gelisah.
- Mengalami penurunan kebutuhan untuk tidur.
- Kehilangan nafsu makan.
- Berbicara dengan sangat cepat tentang banyak hal yang berbeda.
- Merasa seperti pikirannya berpacu.
Baca Juga : Daftar Drama Korea Rating Tertinggi di Awal Agustus 2024, Cocok Ditonton Saat Libur Sekolah
- Berpikir bisa melakukan banyak hal sekaligus pada satu waktu.
- Melakukan hal-hal yang berisiko, seperti makan dan minum secara berlebihan, menghamburkan uang, atau melakukan hubungan seks yang sembrono.
- Merasa sangat penting, berbakat, atau kuat.
2. Fase depresi
Sementara itu, gejala yang termasuk dalam fase depresi bisa berupa:
- Sangat sedih, hampa, khawatir, atau putus asa.
- Mengalami sulit tidur, bangun terlalu pagi, atau justru terlalu banyak tidur.
- Peningkatan nafsu makan dan penambahan berat badan.
- Tidak berminat untuk melakukan semua aktivitas, dorongan seks yang menurun atau bahkan tidak ada sama sekali, atau ketidakmampuan untuk merasakan kesenangan (anhedonia).
- Berbicara dengan sangat lambat, merasa tidak ada yang ingin mereka katakan, atau banyak lupa.
- Kesulitan berkonsentrasi atau membuat keputusan.
- Merasa tidak mampu melakukan bahkan hal-hal sederhana.
- Merasa putus asa atau tidak berharga, dan munculnya pikiran tentang kematian atau bunuh diri.
Pengobatan dan Pencegahan Gangguan Bipolar
Pengobatan gangguan bipolar bertujuan untuk mengurangi frekuensi kemunculan gejala, membantu penderita agar bisa kembali beraktivitas, dan menurunkan risiko terjadinya gangguan kesehatan lain.
Adapun beberapa metode pengobatan yang dapat dilakukan adalah:
- Pemberian obat-obatan, seperti obat penyeimbang suasana hati, obat antidepresan, serta obat antipsikotik
- Psikoterapi, seperti interpersonal and social rhythm therapy (IPSRT), cognitive behavioral therapy (CBT), dan psikoedukasi
Belum ada metode yang dapat mencegah gangguan bipolar. Namun, kekambuhan gejalanya bisa dikurangi dengan melakukan beberapa hal berikut:
- Rutin mengonsumsi obat sesuai resep dokter dan menjalani psikoterapi
- Tidak mengonsumsi minuman beralkohol atau menyalahgunakan NAPZA
- Berolahraga secara rutin
- Mengelola stres dengan baik
- Beristirahat dan tidur yang cukup
- Menjalin hubungan baik dengan keluarga dan teman.