JATIMTIMES - Wilayah Pegunungan Arjuno-Welirang tengah dikaji untuk eksplorasi sumber daya panas bumi atau Geothermal yang digunakan sebagai pembangkit listrik. Sekitar empat lokasi dengan sumber air panas menjadi manifestasi panas bumi yang diteliti.
Pemerintah memberi penugasan PT.Geo Dipa Energi untuk melakukan penelitian dan nantinya melakukan pemboran di lokasi-lokasi yang sesuai dengan potensi yang dimanfaatkan. Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengevaluasi dan mengintensifkan sosialisasi.
Baca Juga : Sejarah Munculnya Tradisi Bagi Kondom Gratis ke Atlet Olimpiade
Empat manifestasi panas bumi yang diproyeksi merupakan hasil kajian dari sejumlah wilayah. Di antaranya adalah wilayah Cangar Kota Batu, Pacet Mojokerto, dan Tretes Pandaan Kabupaten Pasuruan.
"Empat lokasi di antara gunung api itu manifestasinya ada mata air panas, dan emisi gas di sekitar puncak. Dengan wilayah kerja panas bumi sejak 2010 setelah dilakukan survei geologi, geokimia, dan geofisika oleh badan geologi dan 2014 diberikan penugasan BUMN Geo Dipa Energi," ujar Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Muhammad Wafid di Kota Batu, belum lama ini.
Dalam rencana Manifestasi Permukaan di Gunung Arjuno Welirang Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Pusat Sumber Daya Mineral 2017, 4 manifestasi air panas terletak di Padusan 1 dan Padusan 2 Pacet Mojokerto, Coban dan Air Panas Cangar Kota Batu.
Rinciannya, di Padusan 1 memiliki suhu permukaan 55 derajat celsius dan keasaman pH 7,8, Sedangkan di Padusan 2 memiliki suhu permukaan 50 derajat celsius dengan pH 8,7. Sementara di Coban dan Cangar diketahui temperatur permukaannya 39 dan 54 derajat celsius serta keasaman pH 8,0 dan 8,3.
"Potensi panas bumi WKP Arjuno-Welirang masuk empat kabupaten Mojokerto 36 persen, Pasuruan 27 persen, Kota Batu 26 persen, dan Kabupaten Malang 11 persen," rincinya.
Untuk diketahui, Wilayah Arjuno Welirang sendiri ditetapkan Pemerintah menjadi Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) pada tahun 2014 (Kepmen ESDM No: 2773K /30/MEM/2014) setelah sebelumnya dilakukan survey terpadu geologi, geokimia dan geofisika (3G) oleh Badan Geologi pada tahun 2010 dan survey Magneto-telluric (MT) oleh Dinas ESDM Provinsi Jawa Timur.
Dikatakan, untuk WKP Arjuno-Welirang pemerintah memberikan penugasan khusus pada PT.Geo Dipa Energi untuk melakukan penelitian dan nantinya melakukan pemboran di lokasi-lokasi yang sesuai dengan potensi yang dimanfaatkan. Berdasarkan informasi yang dihimpun, semula rencana pemanfaatan dan drilling di salah satu lokasi WKP Arjuno-Welirang direncanakan rentang 2023-2024. Namuan tertunda karena kajian ulang usai refocusing penanganan Covid-19 pada tahun 2021 saat direncanakan.
Baca Juga : Progres Rehabilitasi Pasar Ikan Hias Kota Blitar Capai 24 Persen, Target Selesai Akhir November 2024
"Perkiraan WKP Arjuno-Welirang potensi 180 Mega Watt. Karena proyek jangka panjang, kami butuh dukungan Pemda dan masyarakat luas yang tinggal di wilayah kerja panas bumi. Juga bekerja sama dengan akademisi," jelas Wafid.
Mengenai rencana terdekat untuk melakukan pengeboran, Wafid tak menyebutkan secara pasti kapan akan dilakukan. Sebab, pihaknya menunggu dari PT Geo Dipa Energi untuk melakukan penyiapan dan mempertimbangkan faktor sosial. Dimana selama ini proses eksplorasi Geothermal masih menimbulkan masalah sosial seperti penolakan dari masyarakat.
"Masalah yang perlu disosialisasikan yakni terkait air tanah yang dimanfaatkan dimana mata air yang dangkal yang dimanfaatkan masyarakat umum dibawah 100 meter kubik. Sedangkan yang di bawah 1.500-2.500 meter yang justru digunakan panas bumi, maka tidak berhubungan dan kepentingan kami disitu, sehingga harus dipahamkan," imbuhnya.
Di sisi lain pihaknya ingin memastikan peoses eksplorasi mengantongi perizinan dan pengawasan. "Dari AMDAL seperti apa, sesuai aturan dari KLHK. Saya kira memang masyarakat perlu diberikan pencerahan pemahaman. Terus kita evaluasi bahan yang dipakai untuk edukasi," tutupnya.