JATIMTIMES - Mantan Gubernur Jawa Timur sekaligus Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Muslimat Nahdlatul Ulama (NU), Khofifah Indar Parawansa melantik pengurus ranting dan anak ranting Muslimat Nahdlatul Ulama se Cabang Kabupaten Situbondo, Rabu (7/8/2024) di Gedung Serbaguna Baluran.
Sebelumnya Khofifah Indar Parawansa juga hadir dalam acara pelantikan pengurus anak ranting (PAR) NU oleh Wakil Ketua PBNU KH Zulfa Musthofa di Alun-alun Kabupaten Situbondo.
Baca Juga : DPC PKB Kabupaten Malang Laporkan Lukman Edy ke Polisi, Buntut Dugaan Sebarkan Kabar Bohong
Turut hadir dalam pelantikan pengurus ranting dan anak ranting Muslimat NU se Kabupaten Situbondo, rombongan pengurus muslimah PWNU Jawa Timur; Bupati Situbondo, Karna Suswandi; Wakil Bupati Situbondo Nyai Hj Khoirani serta pengurus Muslimin PCNU Situbondo.
Saat tiba di lokasi pelantikan, Khofifah masih menyempatkan diri untuk menyapa masyarakat di stand bazar murah Nahdlatul Ulama dan stand UMKM serta membagikan bendera merah putih kepada beberapa masyarakat, sebelum kemudian memasuki tempat pelantikan.
Usai melantik pengurus anak ranting dan PAR Muslimat NU se Kabupaten Situbondo, Ketua Umum PP Muslimat NU, Khofifah Indar Parawansa mengatakan bahwa untuk mengurus organisasi harus ada pendekatan struktural dan fungsional.
"Pendekatan struktural paling kecil itu adalah anak ranting. Makanya tadi ada pelantikan ranting dan anak ranting," kata Khofifah.
Selain itu Khofifah juga menjelaskan jika sinergitas dengan NU seperti dalam pelantikan PAR sehari sebelumnya, penting untuk Muslimat NU.
"Tadi saya sampaikan, anak ranting sebagai struktur paling kecil di Muslimat NU bisa menjadi sentra layanan dengan lebih mendekatkan diri kepada masyarakat," ujarnya.
Tidak hanya itu, Khofifah bahkan mencotohkan jika di Muslimat Nganjuk memiliki program Mustika Mesem yang merupakan akronim dari Muslimah Cantik Memberantas Kemiskinan Ekstrem.
Baca Juga : Kaji Pemanfaatan Panas Bumi di WKP Arjuno-Welirang, Kementerian ESDM Akui Sering Timbul Masalah Sosial
"Sinergitas antara ranting dan anak ranting harus terjalin dengan baik, dimana anak ranting sebagai garda terdepan harus punya data masyarakat yang terindikasi kurang mampu, dan memberi bantuan makanan rantangan. Karena itu kesalehan sosial dengan mendekat kepada masyarakat yang membutuhkan," jelas Khofifah.
Selain masalah keagamaan kata Khofifah, Muslimat NU juga ikut membantu program pengurangan stunting nasional. Oleh Karena itu dibutuhkan peran Muslimat NU dalam membantu program pengurangan stunting.
"Pemerintah tidak bisa berjalan sendiri dalam mencapai semua, karena banyak yang harus dilayani di setiap daerah. Makanya saya selalu meminta daerah untuk menyiapkan bunda-bunda muslimat NU yang akan melakukan program pemberantasan stunting itu," jelasnya.
Sejauh ini program pemberantasan stunting di Jawa Timur sudah berjalan, lanjutnya, berkat adanya sinergitas semua pihak. Khofifah menjelaskan, angka stunting di Indonesia ada sekitar 17 persen sedangkan standar WHO maksimal adalah 20 persen.
"Artinya Indonesia ini sudah di bawah standar WHO, tetapi kita tetap harus menurunkan stunting itu. Sebab Presiden RI menargetkan tahun 2025 angka stunting ditekan menjadi 14 persen," tegasnya.