free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Pemerintahan

Kaji Pemanfaatan Panas Bumi di WKP Arjuno-Welirang, Kementerian ESDM Akui Sering Timbul Masalah Sosial

Penulis : Prasetyo Lanang - Editor : A Yahya

07 - Aug - 2024, 16:42

Placeholder
Sosialisasi Informasi Geologi oleh Badan Geologi Kementerian ESDM di Graha Pancasila Balai Kota Among Tani Kota Batu.(Foto: Prasetyo Lanang/JatimTIMES)

JATIMTIMES - Wilayah pegunungan Arjuno-Welirang tengah dikaji untuk pemanfaatan panas bumi atau Geothermal sebagai pembangkit listrik. Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengevaluasi dan mengintensifkan sosialisasi lantaran diketahui banyak timbul masalah sosial.

Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Muhammad Wafid mengakui timbulnya masalah sosial sering terjadi disinyalir karena belum maksimalnya sosialisasi kepada masyarakat. Utamanya yang di sekitar kawasan sasaran pemanfaatan panas bumi.

Baca Juga : Dukung Ekosistem Keuangan Inklusif, BPJS Ketenagakerjaan Dorong Pekerja Miliki Jamsostek

"Benar bahwa soal drilling untuk pemanfaatan panas bumi ini sering bermasalah dengan sosial. Masyarakat setempat banyak yang belum paham lalu dianggap merusak lingkungan, air tanah,dan sebagainya," kata Wafid saat sosialisasi informasi geologi di Graha Pancasila Balai Kota Among Tani Kota Batu, Selasa (6/8/2024).

Wilayah Arjuno Welirang sendiri ditetapkan Pemerintah menjadi Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) pada tahun 2014 (Kepmen ESDM No: 2773K /30/MEM/2014) setelah sebelumnya dilakukan survey terpadu geologi, geokimia dan geofisika (3G) oleh Badan Geologi pada tahun 2010 dan survey Magneto-telluric (MT) oleh Dinas ESDM Provinsi Jawa Timur.

Dikatakan, untuk WKP Arjuno-Welirang pemerintah memberikan penugasan khusus pada PT.Geo Dipa Energi untuk melakukan penelitian dan nantinya melakukan pemboran di lokasi-lokasi yang sesuai dengan potensi yang dimanfaatkan. Berdasarkan informasi yang dihimpun, semula rencana pemanfaatan dan drilling di salah satu lokasi WKP Arjuno-Welirang direncanakan rentang 2023-2024. Namuan tertunda karena kajian ulang usai refocusing penanganan Covid-19 pada tahun 2021 saat direncanakan.

Menurut Wafid, sumber daya alam panas bumi di Indonesia, tak terkecuali WKP Arjuno-Welirang memiliki potensi yang cukup besar untuk bisa menjadi energi pengganti listrik berbahan bakar batu bara. Namun masalah sosial menjadi salah satu hal yang diantisipasi adalah muncul sebagai persoalan di tengah masyarakat.

Sebab itulah, sosialisasi terus dikuatkan sebagai sarana mengedukasi masyarakat agar memahami langkah memanfaatkan panas bumi. Sosialisasi juga dilakukan dengan cara lain, seperti pengadaan museum geologi, site museum, PIG atau Pusat Informasi Geologi milik Badan Geologi ESDM.

Baca Juga : Pj Wali Kota Kediri Serahkan Bantuan Modal Usaha DBHCHT Tahun 2024

"Kita evaluasi di samping itu apakah bahan sosialisasi yang kita pakai gampang diterima oleh masyarakat, faham atau tidak," jelasnya.

Badan Geologi Kementerian ESDM juga memberikan pemahaman menyangkut mitigasi dan geografis setiap wilayah, sebab tak jarang lokasi eksplorasi berdekatan dengan aktivitas masyarakat. Pihaknya rutin melakukan evaluasi untuk mengukur ketepatan pelaksanaan sosialisasi dengan kondisi di lapangan.

"Masing-masing lokasi punya karakteristik sendiri, itu melihat dapur magma dan seperti apa sifat kimianya. Dieng itu ada gas toxic (beracun) di beberapa tempat yang harus diperhatikan, itu khusus di Dieng bukan di tempat lain di Lahendong dan Patuha tidak ada," ujarnya.


Topik

Pemerintahan Arjuno welirang Muhammad Wafid geothermal panas bumi



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Prasetyo Lanang

Editor

A Yahya