JATIMTIMES - Inggris saat ini sedang menghadapi konflik rasial yang dipicu oleh provokasi kelompok Ekstrimis Sayap Kanan. Menurut informasi dari akun pegiat media sosial di X, @/DaddyMinusSugar, warga di beberapa kota melakukan penjarahan, mengingatkan pada kerusuhan '98 yang terjadi di Indonesia.
Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer, mengeluarkan pernyataan tegas kepada para perusuh rasis. “Saya jamin Anda akan menyesal ikut serta dalam kerusuhan ini," ujar Starmer.
Baca Juga : Demo Kematian Ismail Haniyeh dan Bobolnya Intelijen Iran
Para perusuh telah melakukan pembakaran di pusat kota Bolton, Inggris, yang mengancam akan memicu perang sipil. Salah satu kekacauan terburuk di Inggris ini dipicu misinformasi yang tersebar di media sosial, terkait peristiwa penikaman yang menewaskan tiga orang pekan lalu.
Dalam wawancara dengan stasiun TV India, Tommy Robinson, sebagai pemimpin kerusuhan di Inggris, dengan jelas menyatakan bahwa target mereka adalah Muslim. Padahal pelaku penikaman sebenarnya adalah warga Kristen Inggris keturunan Rwanda.
"Tommy Robinson bahkan menyatakan bahwa Israel berhak membunuh warga Inggris, jika mereka membantu warga Suriah atau Gaza. Robinson secara terbuka mengakui dirinya sebagai Yahudi dan diduga agen Mossad," jelas DaddyMinusSugar.
Berbicara soal data, akun X @rsky_apns menunjukkan bahwa penghuni penjara di Inggris didominasi oleh kulit putih dan non-Muslim. Hanya 18% dari narapidana yang beragama Islam, dan tidak semua dari mereka adalah imigran. Hal ini membuktikan bahwa muslim di Inggris lebih taat hukum.
Beberapa warga Inggris menduga ada sosok Israel, yang menunggangi kerusuhan di Inggris. Hal ini seperti diungkapkan oleh akun X @Lowkey0nline atau Lowkey yang mengungkap adanya hubungan erat antara Tommy Robinson dengan gerakan Zionis di Inggris dan Wales. Robinson sebelumnya menyatakan dia akan "berjuang demi Israel dalam perang."
Lowkey mengkaji hubungan antara Robinson dan English Defence League (EDL) dengan Gerakan Zionis. Di mana buktinya adalah salah satu pendiri EDL, bernama Paul Ray tampak bersama Tommy Robinson. Paul Ray sendiri bekerja untuk intelijen Israel dan ikut mendirikan EDL.
Untuk diketahui, EDL didaftarkan oleh mantan tentara Israel, Roberta Moore, yang juga kepala Unit Yahudi EDL. Moore menjalani pelatihan militer di Israel dan sering bermitra dengan Federasi Zionis untuk demonstrasi mendukung Kedutaan Besar Israel.
Baca Juga : Perselisihan Terus-menerus, 9 ASN Kabupaten Blitar Ajukan Izin Cerai
Moore juga terkait dengan politisi Israel Moshe Feiglin dan kelompok teroris Liga Pertahanan Yahudi cabang Kanada. Pada 2013, Moore mengubah nama EDL menjadi Liga Pertahanan Yahudi Inggris.
Tommy Robinson diduga menerima £10.000 (Rp205 juta) setiap bulan dari Robert Shillman, anggota dewan Friends of the IDF. Robinson juga digambarkan bersama seorang pelayan dari Kampanye Melawan Antisemitisme, yang pendirinya juga direktur JNF, organisasi pembangunan permukiman terbesar di wilayah Palestina yang diduduki Israel.
"Hubungan panjang Robinson dengan Gerakan Zionis menimbulkan pertanyaan keamanan nasional yang cukup serius," ungkap Lowkey.
Buntut dari kerusuhan yang berada di Inggris tersebut, KBRI London menghimbau WNI di Inggris dan Irlandia untuk membatasi aktivitas di luar rumah karena kondisi kerusuhan rasial yang terjadi.
"Publik berhak mendapatkan informasi yang benar dan tidak menyesatkan, serta bebas dari propaganda zionis-islamophobist," pungkas DaddyMinusSugar.