JATIMTIMES - Blitar yang dikenal sebagai "Land of Kings" atau Tanah Para Raja, merayakan hari jadinya yang ke-700 dengan semangat pembaruan dan pembangunan. Kabupaten ini terus berbenah, menunjukkan perkembangan luar biasa di berbagai sektor, termasuk ekonomi dan kesehatan. Perayaan puncak, Pisowanan Agung, digelar di Pendapa Agung Ronggo Hadinegoro pada 5 Agustus 2024.
Pisowanan Agung tersebut dihadiri oleh anggota Forkopimda, perwakilan dari kabupaten/kota di Jawa Timur, para Bupati periode sebelumnya, yakni Herry Noegroho dan Rijanto, serta seluruh Kepala Perangkat Daerah, Kepala Bagian, Camat, dan Kepala Desa serta Lurah se-Kabupaten Blitar. Menutup kegiatan, Bupati Blitar memotong tumpeng yang diserahkan kepada Ketua DPRD Kabupaten Blitar Suwito dan Ketua Dekranasda Kabupaten Blitar H Zaenal Arifin, diakhiri dengan foto bersama para pejabat dan tamu undangan.
Baca Juga : Kumpulkan Kepala SD-SMP Negeri, Wali Kota Eri Larang Pungutan Bentuk Apapun
Dalam acara tersebut, Bupati Blitar, Hj. Rini Syarifah, mengajak seluruh elemen masyarakat untuk berjuang bersama demi mewujudkan Kabupaten Blitar yang mandiri dan sejahtera, berlandaskan akhlak mulia balatun toyyibatun warobun ghofur.
"Saya mengajak seluruh masyarakat Kabupaten Blitar untuk bersatu padu, bekerja keras, dan selalu memohon ridho Allah SWT. Hanya dengan kerjasama dan usaha bersama, kita dapat mewujudkan Kabupaten Blitar yang mandiri dan sejahtera, dengan nilai-nilai akhlak yang mulia sebagai landasan," ujar Bupati Rini.
Pembangunan dan Prestasi Kabupaten Blitar
Dalam sambutannya, Bupati Rini Syarifah menekankan bahwa Blitar, yang telah berdiri selama tujuh abad, selalu memohon pertolongan kepada Tuhan Yang Maha Esa demi kejayaan dan kemakmuran masyarakatnya. "Berkat ridho Allah SWT, serta kerja keras dan dukungan seluruh elemen masyarakat, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Blitar pada tahun 2023 mencapai 4,45%," ujar Bupati Rini. Kabupaten Blitar juga telah meraih berbagai prestasi, termasuk opini WTP delapan kali berturut-turut dan penghargaan perencanaan kabupaten terbaik.
Pembangunan infrastruktur juga menunjukkan kemajuan signifikan. Dalam tiga tahun terakhir, dari 2021 hingga 2024, total ruas jalan yang telah diperbaiki mencapai 294.601,56 meter, drainase sepanjang 112.964,06 meter, serta pembangunan 38 jembatan dan perbaikan URC di 288 titik. Program sertifikasi tanah juga berjalan dengan baik, dengan 150.698 sertifikat sudah diterbitkan dan 4.566 sedang dalam proses. Proyek Strategis Nasional seperti JLS telah mencapai 62% dari target.
Selain itu, pelayanan kesehatan juga ditingkatkan dengan pembangunan gedung 8 lantai di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi dan fasilitas jalan Brongkos – Binangun. "Marilah kita selalu berdoa dan berusaha agar di tahun 2024 ini, segala rencana terutama program pembangunan dapat berjalan dengan lancar dan bermanfaat bagi seluruh masyarakat Kabupaten Blitar. Pertumbuhan ekonomi dapat tercapai dengan baik dan persentase tinggi," tambahnya.
Fokus pada Pengentasan Kemiskinan dan Stunting
Bupati Rini Syarifah juga menegaskan bahwa sesuai arahan Presiden, pemerintah menetapkan target untuk menurunkan angka kemiskinan ekstrem dan stunting di Indonesia pada tahun 2024. Pemerintah Kabupaten Blitar berkomitmen untuk bersatu dalam menurunkan angka stunting dan kemiskinan, dengan harapan mencapai zero stunting. "Kami bersama seluruh elemen masyarakat berkomitmen untuk menurunkan angka stunting dan kemiskinan di Kabupaten Blitar," tegas Bupati Rini.
Baca Juga : Bolehkah Makan Pakcoy Setiap Hari? Ini Dampaknya bagi Tubuh
Dalam kesempatan tersebut, Bupati Rini memberikan penghargaan kepada anggota Forkopimda, Komandan Batalyon Infanteri 511/Dibyatara Yudha, dan Pengadilan Negeri Blitar atas kerjasama dan sinergitas dalam membangun Kabupaten Blitar. Penghargaan juga diberikan kepada BPBD Provinsi Jawa Timur, Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur, dan Kepala Basarnas Pos Trenggalek atas peran aktif mereka dalam penanganan bencana di Kabupaten Blitar.
Penghargaan untuk Warga Berprestasi
Mak Rini, sapaan akrab Bupati Blitar, juga memberikan penghargaan kepada warga Kabupaten Blitar yang telah berprestasi dan berkontribusi dalam pembangunan Kabupaten Blitar, termasuk di bidang sosial, pendidikan, lingkungan, kesehatan, dan seni budaya. "Lewat penghargaan seperti ini, mudah-mudahan bisa memantik semangat yang lain agar bisa berkarya dan berkontribusi untuk Kabupaten Blitar tercinta ini," tegasnya.
Sejarah Hari Jadi Blitar
Blitar dikenal sebagai "Land of Kings" karena sejarahnya yang kaya. Tujuh abad yang lalu, pada bulan Waisaka Tahun Saka 1283 atau 1361 Masehi, Raja Majapahit Hayam Wuruk bersama pengiringnya mengunjungi Blitar untuk mengadakan upacara pemujaan di Candi Penataran. Rombongan tersebut juga mengunjungi tempat-tempat suci lainnya seperti Sawentar, Jimbe, Lodoyo, Candi Simping, dan Candi Mleri.
Pada tahun 1357 Masehi, Hayam Wuruk kembali ke Blitar untuk meninjau daerah pantai selatan dan menginap di Lodoyo. Blitar juga menjadi tempat Raja Jayanegara menyelamatkan diri dari pemberontakan Ra Kuti dan Ra Semi pada tahun 1316 dan 1317. Sebagai tanda terima kasih, Jayanegara memberikan prasasti kepada penduduk Desa Bedander, menjadikan Blitar sebagai daerah swatantra di bawah naungan Kerajaan Majapahit. Peristiwa ini terjadi pada hari Minggu Pahing bulan Srawana Tahun Saka 1246 atau 5 Agustus 1324 Masehi, yang kemudian diperingati sebagai hari jadi Blitar setiap tahunnya.
