JATIMTIMES - Tensi politik di Kabupaten Malang mulai meningkat. Di tengah gencarnya para kandidat berburu rekomendasi partai politik, sosok Lathifah Shohib makin ramai disebut-sebut sebagai bakal calon wakil bupati (cawabup) yang cocok untuk mendampingi calon bupati (bacabup) yang menunggu rekomendasi dari PDI Perjuangan, H M. Sanusi.
Bahkan muncul jargon 'Salaf, Menang' yang merupakan akronim dari Sanusi-Lathifah, menunjukkan kekompakan kedua figur calon kepala daerah tersebut.
Pusat Studi Demokrasi dan Kebijakan Publik (PuSDek) memiliki analisa menarik terkait sikap hati-hati PDI Perjuangan Kabupaten Malang dalam mengusung pasangan calon pada Pilkada 2024 mendatang.
Direktur PuSDek, Asep Suriaman, mengatakan bahwa dinamika Pilkada Kabupaten Malang semakin menarik perhatian, mengingat hingga saat ini belum ada tanda-tanda partai mengeluarkan rekomendasi.
"Termasuk PKB yang terlihat getol menggelorakan pasangan Sanusi-Lathifah ternyata sampai saat ini pun juga belum mengeluarkan rekomendasi. Justru yang terjadi, arus bawah PKB terkesan mendesak PDI Perjuangan untuk merekomendasikan pasangan tersebut," kata Asep, sebagaimana pernyataan tertulis yang diterima Jatimtimes.com, Senin (5/8/2024).
Asep menambahkan bahwa prinsip kehati-hatian memang perlu diutamakan oleh PDI Perjuangan dalam kondisi sekarang ini. Menurutnya, wajar jika DPP PDI Perjuangan berpikir keras dengan munculnya gagasan memasangkan Sanusi-Lathifah. Bukan hanya demi kepentingan politik 2029, tetapi juga mengingat peristiwa politik saat Pilkada 2020 lalu.
"Pilkada 2020 diwarnai drama politik yang membuat PKB menelan pil pahit. Saat itu, Pak Sanusi, yang merupakan kader PKB, loncat ke PDIP dan direkomendasikan sebagai Bupati oleh PDIP. Sehingga wajar jika sebelum ada kesepakatan elit antara Cak Imin dan Bu Mega, DPP PDI Perjuangan berpikir keras mengeluarkan rekomendasi atas nama Sanusi-Lathifah," jelas Asep.
"Sebab ada kekhawatiran bahwa jika PDIP mengeluarkan rekomendasi Sanusi-Lathifah, PKB justru membalas dengan menolak rekomendasi tersebut dan tetap mengusung Nyai Lathifah sebagai Calon Bupati, bukan Calon Wakil Bupati," imbuhnya.
Baca Juga : PKS Kota Batu Temui PDIP, Sinyal Manuver Koalisi?
Lebih lanjut, Asep mengungkapkan bahwa kekhawatiran tersebut mungkin menjadi alasan PDI Perjuangan belum segera mengambil keputusan untuk menurunkan rekomendasi bagi pasangan Sanusi-Lathifah.
"Yang lebih realistis bagi PDIP adalah mengulang strategi Pilkada 2020 dengan mengeluarkan rekomendasi paket PDIP, di mana Bupati dan Wakil Bupati sama-sama kader PDIP. Selanjutnya, kader yang direkomendasikan bisa menguatkan komunikasi dan kerjasama politik dengan partai lain seperti Golkar, Gerindra, Nasdem, PKS, dan Hanura. Bahkan PKB juga bisa diajak berkoalisi," tambahnya.
Asep menegaskan bahwa menurunkan rekomendasi untuk pasangan sesama kader PDI Perjuangan merupakan pilihan paling realistis saat ini, seperti Sanusi dengan H Gunawan HS atau yang lainnya.
"Itu pilihan realistis buat PDIP. Daripada saling mengunci dan menunggu, toh PKB sendiri juga belum ada progres. Meskipun kader PKB di bawah getol mendorong pasangan Sanusi-Lathifah, namun rekomendasi dari DPP PKB sampai saat ini juga belum ada kejelasan," pungkas Asep.