JATIMTIMES - Pernahkah Bunda mendengar istilah Terrible Two pada anak-anak yang memasuki usia dua tahun? Konon katanya di fase ini orang tua kerap dibuat kewalahan oleh Si Kecil karena perilaku yang tidak menyenangkan.
Salah satu contoh saat anak gemar melempar-lempar barang, menggigit, menendang, hingga mengamuk.
Lalu apa sih sebenarnya istilah Terrible Two hingga disebut fase yang sangat mengerikan hingga membuat para orang tua stress?
Apa itu Terrible Two?
Dilansir dari halodoc, Selasa (30/7/2024) istilah "terrible two" telah lama digunakan untuk menggambarkan perubahan yang sering diamati orang tua pada anak-anak berusia dua tahun. Di sini, orang tua mungkin menganggap fase terrible two cukup ‘mengerikan’, karena perubahan suasana hati dan perilaku anak yang begitu cepat berubah.
Boleh dibilang, di fase ini anak masih bersifat egosentris dan merasa semua hal berpusat pada dirinya. Itulah sebabnya, mereka sering berperilaku menjengkelkan.
Gejala Terrible Two
Ada beberapa gejala yang timbul saat anak memasuki fase Terrible Two. Masih dari sumber yang sama, berikut gejala Terrible Two:
1.Tantrum
Tantrum adalah ekspresi frustasi yang diungkapkan anak ketika mereka menghadapi tantangan di waktu tertentu. Nah, frustasi ini yang memicu kemarahan yang disebut tantrum. Pada kebanyakan kasus, anak-anak lebih mudah mengalami tantrum ketika mereka sedang lelah, lapar, haus, atau mengantuk. Menyoal tantrum ini ada beberapa fase yang sebaiknya ibu ketahui.
Anak yang mengalami tantrum akan menunjukkan berbagai perilaku. Mulai dari menendang, melempar barang, berteriak, berguling-guling di lantai, hingga memukul diri sendiri. Menurut sebuah studi, sekitar 75 persen kasus tantrum pada anak-anak berusia 18-160 bulan, biasanya berlangsung selama lima menit atau kurang.
2.Mulai Adanya Penolakan
Tiap harinya, Si Kecil akan memperoleh keterampilan dan kemampuan baru. Maka, sangat wajar jika mereka ingin menguji keterampilan dan kemampuan tersebut. Nah, hal ini yang menyebabkan Si Kecil menolak hal-hal yang biasanya mereka anggap baik-baik saja.
Contohnya memegang tangan untuk menyeberang jalan, membantu mereka mengenakan pakaian, atau memanjat perosotan di taman bermain.
Ketika anak mulai mengembangkan lebih banyak kemandirian, mereka cenderung bersikeras melakukan lebih banyak hal untuk dirinya sendiri, terlepas dari mampu atau tidaknya melakukan hal tersebut.
3.Perubahan Suasana Hati
Perubahan suasana hati yang begitu cepat merupakan gejala terrible two yang terbilang amat umum. Contohnya di suatu waktu Si Kecil sangat ‘lengket’ pada ibu, ceria, dan menggemaskan, tapi beberapa menit kemudian mood-nya berubah drastis.
Di kondisi ini, bisa saja dirinya berteriak, menangis, melempar-lempar barang atau perilaku tidak menyenangkan lainnya. Perilaku-perilaku ini biasanya merupakan hasil dari rasa frustasi ketika dirinya tidak mampu melakukan suatu hal yang diinginkannya seorang diri.
Cara Mengatasi Fase Terrible Two
Ketika anak memasuki fase terrible two, yang bisa Bunda lakukan adalah tetap tenang menghadapi perilaku si Kecil. Dilansir dari laman Nutriclub, berikut beberapa hal yang bisa membantu Mama untuk mengatasi fase terrible two.
1. Mengatur Jadwal Tidur
Anak yang terlalu mudah lelah bisa menjadi rewel dan tantrum. Oleh karena itu, buatlah jadwal tidur dan aturlah sekonsisten mungkin.
Mengatur jadwal tidur bisa membantu menjaga suasana hati si Kecil agar tetap stabil. Pada usia 2 tahun, total waktu tidurnya dalam sehari yaitu sekitar 13 jam, termasuk tidur siang.
2. Biasakan si Kecil Memilih Sendiri
Baca Juga : Penyebab Badan Lesu dan Capek Saat Bangun Tidur
Bunda bisa memberi dua pilihan untuk si Kecil ketika menawarkan sesuatu. Misalnya saat waktu ngemil, daripada menanyakan camilan apa yang mereka inginkan, lebih baik minta si Kecil untuk memilih antara apel atau jeruk.
Tujuannya adalah untuk mengajarkan anak memilih tanpa membuat mereka kewalahan dengan terlalu banyak pilihan. Dengan belajar memilih, si Kecil juga akan melatih keterampilan decision making-nya dan menumbuhkan rasa tanggung jawab atas pilihannya tersebut.
3. Buat Jadwal Makan Teratur
Ketika si Kecil merasa lapar, bisa jadi ia akan mudah rewel dan tantrum. Oleh karena itu, Bunda harus membuat jadwal untuk makan utama dan makanan selingannya secara teratur.
IDAI menyebutkan idealnya dalam sehari, anak perlu mengonsumsi makanan utama tiga kali, dan satu sampai dua kali untuk makanan selingan.
Hindari kebiasaan ngemil terlalu sering karena bisa menyebabkan anak tidak merasa lapar saat waktu makannya tiba.
4. Jauhkan Si Kecil dari Benda Berbahaya
Saat dalam fase terrible two, anak bisa saja menangis, merengek, bahkan melempar barang yang ada di sekitarnya.
Menurut penelitian, tantrum yang umum terjadi pada anak laki-laki maupun perempuan ini akan berlangsung sekitar 5 menit atau kurang dari itu.
Untuk mencegah hal yang tidak diinginkan, Bunda bisa menjauhkan si Kecil dari benda-benda berbahaya, seperti barang pecah belah atau barang yang keras dan lancip.
5. Puji Perilaku Baik si Kecil
Memuji perilaku si Kecil dapat menumbuhkan rasa percaya diri dan kesadaran diri pada anak. Dengan menggunakan pujian, Bunda menunjukkan kepada si Kecil cara berpikir dan berbicara yang baik.
6. Jangan Memukul atau Memarahi Si Kecil
Sangat wajar apabila Mama ikut merasa frustrasi melihat perilaku si Kecil pada fase terrible two. Meski demikian, jangan memukul atau memarahi anak jika ia sedang tantrum.
7. Alihkan Perhatian
Cara mengatasi terrible two yang lain yaitu dengan mengalihkan perhatian anak. Ketika si Kecil mulai merengek, menangis, atau tantrum, Mama bisa alihkan perhatiannya dengan menunjukkan hal-hal yang lucu dan menarik.
Sebagai contoh, ketika anak merengek ingin dibelikan mainan mobil-mobilan di suatu supermarket, Mama bisa menggendongnya dan membawa ke sudut lain seperti tempat ikan dan bilang ke si Kecil, “Wah, ikannya banyak ya! Lihat tuh ada yang masih di dalam akuarium!”
8. Tetap Konsisten
Pada fase terrible two, akan ada momen si Kecil menangis bahkan berguling-guling di depan toko makanan meminta Mama membelikan permen. Saat ada di posisi ini, Mama harus tenang dan tetap konsisten. Cukup bawa anak ke luar dari situasi itu, tunggu sampai si Kecil tenang dengan sendirinya.