JATIMTIMES - Forum Kemisan FISIP Universitas Islam Balitar (Unisba) Blitar kembali mengadakan diskusi yang mengangkat topik menarik tentang komunikasi politik, khususnya mengenai efektivitas media sosial sebagai alat kampanye dan fenomena clicktivism di era digital.
Acara ini diselenggarakan di Aula Majapahit Unisba Blitar pada Kamis 25 Juli 2024, dengan menghadirkan dua pembicara utama, yaitu Muhammad Raihan Tsany Azzura, anggota DPRD Kota Blitar terpilih dari Partai Amanat Nasional (PAN), dan Gigih Mardana, S.Sos, M.Si, dosen praktisi di Prodi Ilmu Komunikasi Unisba Blitar.
Baca Juga : Sidoarjo Sabet Juara Umum di Kejurprov Catur Junior Jatim ke-55 di Kota Blitar
Muhammad Raihan Tsany Azzura, anggota DPRD Kota Blitar yang terpilih pada Pemilu 2024 dengan usia yang masih 22 tahun, berbagi pengalaman tentang keberhasilannya dalam menggunakan media sosial sebagai alat kampanye.
Dalam paparannya, Raihan menjelaskan bahwa media sosial menjadi alat yang sangat efektif untuk membangun citra positif, menyebarkan program kerja, serta meminimalisir biaya politik.
"Media sosial seperti Facebook, Instagram, dan TikTok memiliki fitur-fitur yang diminati oleh masyarakat, sehingga dapat digunakan untuk meningkatkan partisipasi politik," ujar Raihan.
Ia juga menekankan pentingnya riset audiens, membentuk tim media sosial, eksekusi konten, dan analisis metrik sebagai strategi untuk mencapai keberhasilan dalam kampanye politik.
Gigih Mardana, S.Sos, M.Si, yang juga menjabat sebagai Kepala Bagian Umum Sekda Kota Blitar, memberikan perspektif tentang fenomena clicktivism dan clickbait dalam media sosial. Ia mengungkapkan bahwa clicktivism, yang merujuk pada aktivisme melalui klik di media sosial, bisa menjadi pedang bermata dua dalam komunikasi politik.
"Di satu sisi, clicktivism memudahkan mobilisasi dukungan secara cepat dan masif. Namun, di sisi lain, hal ini seringkali mengakibatkan peredaran informasi yang dangkal dan tidak akurat," ujar Gigih.
Ia juga menyoroti fenomena clickbait, di mana judul-judul sensasional digunakan untuk menarik perhatian, tetapi seringkali tidak sesuai dengan isi konten.
"Clickbait dapat merusak kredibilitas media dan politisi, serta menurunkan kualitas diskusi publik," tambahnya.
Baca Juga : Empat PMI Blitar Dideportasi dari Malaysia karena Keberangkatan Ilegal
Dekan FISIP Unisba Blitar, Endah Siswati, yang turut hadir dalam acara ini, menyampaikan harapannya agar forum seperti ini dapat terus dilakukan secara rutin.
"Diskusi seperti ini sangat penting untuk membuka wawasan mahasiswa tentang isu-isu aktual di bidang sosial, politik, dan budaya. Kami berharap Forum Kemisan dapat menjadi wadah bagi mahasiswa untuk berdiskusi dan berkontribusi dalam pembangunan pemikiran yang kritis," tuturnya.
Acara ini berhasil menarik perhatian peserta dari berbagai kalangan, mulai dari mahasiswa hingga praktisi komunikasi. Dengan kuota yang terbatas hanya 70 orang, Forum Kemisan kali ini menekankan pentingnya peran media sosial dalam komunikasi politik, serta tantangan yang dihadapi dalam era digital.
Antusiasme peserta terhadap tema yang dibahas terlihat dari sesi tanya jawab yang interaktif. Beberapa mahasiswa menyatakan bahwa acara ini memberikan wawasan baru tentang bagaimana media sosial dapat dimanfaatkan secara positif dalam politik.
Sebagai penutup, moderator Dr. Andiwi Meifilina mengajak peserta untuk terus kritis dan bijak dalam menggunakan media sosial, baik sebagai alat kampanye maupun dalam kehidupan sehari-hari.
"Diskusi hari ini memberikan banyak wawasan penting tentang bagaimana kita dapat memanfaatkan media sosial secara bijak dan bertanggung jawab. Saya berharap para peserta tidak hanya mendapatkan pengetahuan baru, tetapi juga termotivasi untuk menerapkan strategi komunikasi yang etis dan efektif dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk politik. Mari kita terus berinovasi dan berkontribusi positif dalam membangun narasi yang berkualitas di era digital ini," pungkas Andiwi.