JATIMTIMES - Sunan Kalijaga, salah satu wali terkemuka dari Wali Songo, dikenal luas karena perannya dalam menyebarkan agama Islam di tanah Jawa. Awal dakwahnya di Cirebon dimulai dengan pendekatan yang unik, menggabungkan ajaran Islam dengan budaya dan tradisi lokal. Pendekatan ini membuatnya dihormati dan diterima oleh masyarakat setempat.
Namun, di balik sosoknya yang penuh kebijaksanaan, terdapat kisah pribadi yang penuh tantangan, termasuk hubungan rumah tangganya dengan Nyi Undi. Kisah perceraian mereka, yang tercatat dalam naskah Mertasinga pupuh LX.26-LXI.09, menggambarkan peristiwa-peristiwa penuh keajaiban dan spiritualitas yang akhirnya membawa mereka pada perceraian.
Baca Juga : LSM Bintara Soroti Anggaran Perjalanan Dinas DPRD Tulungagung yang Naik Fantastis
Peristiwa pertama yang memicu pertentangan ini dimulai dengan kedatangan tamu dari Mataram ke rumah Sunan Kalijaga. Sunan Kalijaga kemudian memerintahkan istrinya, Nyi Undi, untuk menyiapkan hidangan dan memetik kecipir serta kacang di kebun. Dengan cemberut, Nyi Undi menjawab, "Bagaimana mungkin ada kecipir dan kacang, ditanamnya saja baru kemarin siang, apa yang mau dipetik?"
Sunan Kalijaga menjawab dengan nada kecewa, "Aduh..mengapa kamu tidak mengikuti apa yang aku perintahkan..!" Akhirnya, Nyi Undi pergi juga ke kebun dan betapa terkejutnya ia ketika melihat tanaman kecipir dan kacang sudah berbuah lebat hingga tangkai pohon penopangnya hampir rebah. Kejadian ini memperlihatkan keajaiban dan kekuatan spiritual yang dimiliki oleh Sunan Kalijaga, namun juga menimbulkan ketegangan dalam hubungan mereka karena ketidakpercayaan awal Nyi Undi.
Pada waktu lain, seorang penjual kain singgah ke rumah mereka. Nyi Undi meminta Sunan Kalijaga untuk dibelikan sehelai selendang. Sunan Kalijaga menjawab, "Kita ini ada uang dari mana..? Satu peser (setengah sen) saja tidak punya." Mendengar jawaban tersebut, Nyi Undi mendesak dengan merengek agar tetap dibelikan selendang.
Sebagai insan kamil waliyullah, Sunan Kalijaga kemudian berdoa dan dalam sekejap ia sudah menggenggam uang di tangannya, yang kemudian segera dibayarkan untuk sehelai selendang. Setelah mendapatkan selendang, Nyi Undi tersenyum dan berkata lagi, "Kiyai Sunan, aku ingin kain satu lagi..!! Sudah terlanjur Kiyai memberi kepadaku."
Sunan Kalijaga merespons dengan tegas, "Manusia semacam apa kau ini..? Engkau berbicara sekehendak hatimu saja, tadi katanya satu..?" Beliau melanjutkan, "Engkau hanya menuruti nafsumu, yang tak akan ada habis-habisnya. Jika engkau begitu Nyi Undi, maka aku putuskan engkau tidak bisa hidup bersamaku (cerai)." Setelah berkata demikian, Sunan Kalijaga pergi meninggalkan Nyi Undi menuju ke arah timur.
Baca Juga : TV Alami Korsleting, Sebabkan Rumah di Singosari Ludes Terbakar
Setelah peristiwa tersebut, Nyi Undi kemudian meninggal dan dikuburkan di daerah Kalijaga, yang sekarang terletak di wilayah Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon. Kejadian ini menunjukkan betapa kompleks dan penuh tantangan kehidupan rumah tangga bahkan bagi tokoh spiritual seperti Sunan Kalijaga. Perceraian mereka menjadi pelajaran tentang spiritualitas, keajaiban, dan batasan kesabaran manusia.
Kisah perceraian Sunan Kalijaga dan Nyi Undi tidak hanya menjadi bagian dari sejarah dan budaya Jawa, tetapi juga memberikan pandangan mendalam tentang dinamika hubungan suami istri yang dibalut dengan keajaiban dan kebijaksanaan spiritual. Kejadian-kejadian tersebut mengingatkan kita akan pentingnya kepercayaan, kesabaran, dan pemahaman dalam menjaga keharmonisan rumah tangga. Sunan Kalijaga, dengan segala kebijaksanaannya, memilih jalan yang dianggapnya benar demi menjaga prinsip-prinsip spiritual dan moral yang dipegang teguh.