JATIMTIMES - Desa Ngurawan di Kabupaten Madiun, Jawa Timur, tidak hanya menjadi saksi bisu sejarah panjang Indonesia, tetapi juga tempat lahirnya bendera merah putih pertama kali. Berdasarkan penuturan Gus Mamak di TikTok @gusmamak, bendera merah putih dibuat dan dikibarkan pertama kali oleh Raja Jayakatwang saat menjabat sebagai Adipati Ngurawan di Madiun.
Dalam penjelasan Gus Mamak, Jayakatwang adalah cucu dari Raja Kertajaya, penguasa Kediri yang digulingkan oleh Ken Arok. Pada tahun 1292, Jayakatwang menyerang Kerajaan Singosari dan menggulingkan Raja Kertanegara, kemudian mendirikan kembali Kerajaan Kediri.
Baca Juga : Mengungkap Sejarah Adipati Arya Balitar: Dari Keturunan Majapahit hingga Perjuangan Melawan Belanda
Dalam serangan tersebut, Jayakatwang menggunakan bendera merah putih sebagai panji-panji kebesaran, seperti yang tercatat dalam Prasasti Kudadu dan Serat Pararaton. Sejak saat itu, merah putih menjadi simbol kebesaran Kerajaan Kediri.
Setelah menguasai Kediri, Jayakatwang mengampuni musuhnya Raden Wijaya, anak dari Raja Kertanegara, dan memberinya tanah perdikan di Hutan Tarik, Sidoarjo.
Namun, nasib sial menimpa Jayakatwang setahun kemudian. Pada tahun 1293, pasukan Mongol yang berjumlah 30.000 orang tiba di Jawa. Pasukan Mongol tersebut berniat menghukum Kertanegara atas pembunuhan utusan Mongol.
Entah muslihat apa yang disampaikan Raden Wijaya, pasukan Mongol yang mendarat di Hutan Tarik malah datang kepada Jayakatwang. Meski diterima dengan damai oleh Jayakatwang, namun pasukan Mongol tiba-tiba menahan Jayakatwang dan keluarganya.
Jayakatwang kemudian dipenggal, dan jasadnya dibuang ke laut dalam perjalanan ke Cina. Sementara itu, Raden Wijaya menyatakan tunduk kepada Mongol.
Baca Juga : Caffein Headache: Kondisi Pusing Setelah Meminum Kopi, Bahayakah?
Dalam catatan Tome Pires, seorang pengembara Portugis, Majapahit adalah kerajaan di Nusantara yang paling rajin mengirim upeti ke Cina. Untuk meraih simpati rakyat Kediri, Raden Wijaya tetap menggunakan bendera merah putih dan menyebarkan cerita bahwa Jayakatwang dibawa ke Cina sebagai tamu negara, tetapi meninggal dalam perjalanan akibat badai.
Hingga kini, nasib sial Jayakatwang diyakini masih bersemayam di Desa Ngurawan. Mitosnya, pejabat negara yang mengunjungi Ngurawan bisa ikut bernasib sial seperti Jayakatwang.
Bahkan, warga Dusun Ngrawan, Desa/Kecamatan Dolopo, Kabupaten Madiun hingga kini selalu menggelar ritual tolak bala setiap Jumat Legi Bulan Suro. Ritual dilakukan dengan penyembelihan kambing jantan kendit. Kambing yang memiliki bulu putih atau hitam melingkar di bagian perut.