JATIMTIMES - Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio Tahap II akan segera dimulai pada Selasa, 23 Juli 2024 mendatang. Dokter Spesialis Anak, dr. Lucky Yogasatria menekankan pentingnya para orang tua untuk tidak melewatkan kesempatan ini.
Program yang akan berlangsung serentak di 27 provinsi di Indonesia ini, kata dr. Lucky bertujuan untuk melindungi anak-anak dari ancaman polio, penyakit yang dapat menyebabkan kelumpuhan permanen dan bahkan kematian.
Baca Juga : Apel Gratis Beroperasi Lagi, Dishub Kota Batu: Animo Warga di Medsos Tak Sebanding Kebutuhan di Lapangan
"Berbondong-bondonglah ke Puskesmas untuk mendapatkan vaksin polio khusus," kata dr. Lucky, dilansir dari Instagram pribadinya @dr.Lucky.sp.a.
Meskipun ada orang tua yang merasa anaknya sudah lengkap menerima vaksin polio, dr. Lucky tetap mengimbau agar anak-anak tetap divaksinasi. Hal ini penting karena polio adalah penyakit yang tidak memiliki obat dan dapat menyebabkan kecacatan serta kematian akibat gagal napas.
Menurut Lucky, pada tahun 2014, Indonesia telah dinyatakan bebas polio oleh WHO. Namun, cakupan vaksinasi yang menurun drastis sejak tahun 2020, dengan hanya 84%, dan menurun lagi menjadi 40% pada tahun 2021, menyebabkan virus ini muncul kembali. Strain yang muncul adalah virus polio tipe 2 yang bermutasi, yang sebenarnya sudah dinyatakan punah oleh WHO.
Sebagai respon atas masalah tersebut, pemerintah menggunakan vaksin polio khusus yang berbeda dari vaksin yang biasa diberikan. Vaksin ini adalah NOPV2 atau Novel Oral Polio Vaccine Type 2, yang hanya dikeluarkan jika ada kejadian luar biasa penyakit polio tipe 2. Menurut Lucky, vaksin ini hanya tersedia di Puskesmas, Posyandu, sekolah, atau pos pelayanan imunisasi pemerintah.
Untuk diketahui, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI melaporkan kejadian luar biasa (KLB) akibat virus polio di sejumlah wilayah di Indonesia. Sebanyak 32 provinsi dan 399 kabupaten/kota masuk dalam kategori risiko tinggi polio.
Sejak 2022 hingga 2024, telah dilaporkan 12 kasus kelumpuhan, dengan 11 kasus disebabkan oleh virus polio tipe 2 dan satu kasus oleh virus polio tipe 1. Kasus-kasus ini tersebar di delapan provinsi, mulai Aceh, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Papua Tengah, Papua Pegunungan, Papua Selatan, dan Banten.
Dr. Yudi Pramono, Plt. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes, menyatakan bahwa dengan adanya laporan kasus polio serta risiko penularan yang tinggi, Kemenkes kembali menggelar PIN Polio Tahap II pada minggu ketiga Juli 2024.
"Pelaksanaan PIN Polio akan dilakukan secara massal dan serentak untuk mencapai kekebalan kelompok yang optimal dan mencegah perluasan transmisi virus polio," kata Dr. Yudi, dilansir laman resmi Kemenkes, Minggu (21/7/2024).
Untuk diketahui, PIN Polio Tahap I sudah dilaksanakan pada 27 Mei 2024. Sementara pada 23 Juli 2024, ada lima provinsi yang masih akan mendapatkan polio tahap I. Di antaranya, Papua Tengah, Papua Selatan, Papua Pegunungan, Papua Barat, dan Papua Barat Daya.
Sedangkan untuk pin polio tahap kedua akan dilaksanakan serentak di 27 provinsi lainnya, pada 23 Juli 2024 hingga sepekan kedepan di wilayah berikut ini:
1. Sumatera Barat
2. Riau
3. Jambi
4. Sumatera Selatan
5. Bengkulu
6. Lampung
7. Kepulauan Bangka Belitung
8. Kepulauan Riau
9. DKI Jakarta
10. DI Yogyakarta, kecuali Kabupaten Sleman
11. Banten
12. Bali
13. NTB
14. NTT
15. Kalimantan Barat
16. Kalimantan Tengah
17. Kalimantan Selatan
18. Kalimantan Timur
19. Kalimantan Utara
20. Sulawesi Utara
21. Sulawesi Tengah
22. Sulawesi Selatan
23. Sulawesi Tenggara
24. Gorontalo
25. Sulawesi Barat
26. Maluku
27. Maluku Utara.
Dr. Prima, Direktur Pengelola Imunisasi Kemenkes, menjelaskan bahwa polio dapat dicegah dengan imunisasi lengkap, yang terdiri dari vaksin polio tetes (OPV) dan suntik (IPV). Cakupan imunisasi harus mencapai 95% di seluruh wilayah untuk membentuk kekebalan kelompok dan mencegah penyebaran virus polio.
Kemenkes, dengan rekomendasi dari Komite Imunisasi Nasional (KIN), WHO, dan UNICEF, telah memutuskan untuk melaksanakan PIN Polio dan menggunakan vaksin nOPV2 yang aman dan efektif dalam menghentikan penyebaran virus polio.
Baca Juga : Pemkab Malang Buka Wacana Pemberian Asuransi, Siapkan Atlet Karate Berprestasi
Dr. Ellen Roostaty Sianipar dari Komite Nasional PP-KIPI memastikan bahwa vaksin ini telah melalui pengkajian keamanan yang ketat dan terbukti aman untuk bayi dan anak-anak.
Pemerintah berharap agar masyarakat memanfaatkan kesempatan ini untuk memperkuat imunitas anak-anak terhadap polio, terutama tipe 2, dan memutus transmisi virus yang ada.