JATIMTIMES - Memasuki tahun ajaran baru, para siswa sibuk dengan kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS). Salah satu cara yang populer untuk meramaikan MPLS adalah dengan mengunggah Twibbon di media sosial.
Twibbon adalah frame atau bingkai digital yang berisi tulisan, desain, atau gambar tertentu. Pengguna dapat mengedit Twibbon tersebut dan memasukkan foto mereka ke dalamnya. Desainnya yang menarik membuat Twibbon banyak digunakan oleh siswa dan instansi sekolah sebagai alat promosi.
Baca Juga : Misi Keberlanjutan Perusahaan, FIFGROUP Resmikan Pemasangan Solar Panel Ke-3 di 2024
Namun, penggunaan Twibbon oleh siswa telah menimbulkan perhatian dari warganet terkait keamanan privasi. Meskipun terlihat menarik dan lucu, ada risiko serius jika Twibbon tersebut diunggah sembarangan ke media sosial.
Warganet pun ramai-ramai mengingatkan bahwa penggunaan Twibbon dapat menyebabkan pelanggaran privasi dan mengancam keamanan siswa dari pihak yang tidak bertanggung jawab. Hal ini menjadi lebih berbahaya karena Twibbon sering mencantumkan nama dan asal sekolah siswa.
Salah satu akun di Instagram, @juliajasminee, mengimbau agar orang tua tidak memasang foto anak dengan Twibbon yang menunjukkan nama sekolah. "Foto anak dengan twibbon menunjukkan nama sekolah. Lebih baik berhati-hati," tulisnya pada Selasa (16/7/2024).
Imbauan ini mendapat berbagai tanggapan dari warganet. Beberapa warganet mengungkapkan potensi bahaya dari mengunggah Twibbon dengan nama sekolah lengkap, seperti risiko penculikan anak.
"Benar, jika menggunakan twibbon lebih baik untuk anak usia dewasa (perkuliahan). Untuk anak yang masih sekolah playgroup hingga SMA lebih baik tidak menggunakan twibbon. Karena rawan penculikan dan penipuan. Orang tua harus lebih bijak," tulis @exteam***.
Namun ada beberapa guru yang memaksa untuk mengunggah Twibbon sebagai ajang promosi sekolah. Merespons hal itu, akun Instagram @wira_sw****, yang bekerja di bidang pemasaran media sosial untuk lembaga pendidikan, mengatakan bahwa ada banyak cara lain untuk mempromosikan sekolah tanpa mengorbankan privasi anak.
"Sebagai orang yang bekerja di pemasaran media sosial di lembaga pendidikan, menurut saya ada banyak cara lain untuk promosi sekolah yang tidak mencederai privasi anak. Sekolah yang baik seharusnya paham hal ini," tulisnya.
Dengan demikian, sebaiknya orang tua lebih sadar dan bijak untuk melindungi identitas dan keselamatan anaknya di era digital saat ini.