JATIMTIMES - Olahraga memang penting untuk kesehatan. Tetapi melakukannya secara berlebihan bisa berbahaya. Menurut dokter dan pebisnis Indonesia dr Tirta Mandira Hudhi MBA, aktivitas fisik yang berlebihan dapat menyebabkan risiko serius, termasuk kematian mendadak.
"Sesuatu yang berlebihan, meskipun itu olahraga, tidak baik," kata dr Tirta, dilansir Instagram pribadinya @dr.tirta, Sabtu (13/7/2024).
Baca Juga : Ramai Pusaran Angin di Bromo, Begini Penjelasannya
Lebih lanjut, Tirta menjelaskan bahwa setiap orang perlu mengenali kapasitas tubuhnya. Jika detak jantung sudah mencapai zona 4, sebaiknya hentikan olahraga.
Diketahui, zona denyut jantung 4 adalah saat yang sulit. Sebab seseorang akan bernapas dengan keras saat berlatih aerobik.
"Banyak kasus kematian mendadak terjadi saat futsal atau bersepeda di malam hari karena tubuh sudah dalam kondisi stres dan tidak mampu melanjutkan aktivitas," jelas Tirta.
Padahal, menurut Tirta, tubuh sebenarnya sudah memberikan sinyal ketika olahraga berlebihan. Sinyal-sinyal yang dimunculkan dalam tubuh seperti berikut ini:
- Badan Pegal-Pegal Lama
Jika setelah olahraga tubuh terasa pegal-pegal dalam waktu lama, itu tanda tubuh sudah terlalu berlebihan. Tubuh tidak sempat melakukan recovery, dan rasa sakit yang berlangsung lebih dari dua hari menunjukkan bahwa tubuh sudah kelelahan.
- Emosi Tidak Stabil
Ketika emosi tidak stabil saat berolahraga, itu adalah tanda stres. Pada tahap ini, sebaiknya hentikan olahraga.
"Jika tubuh sudah memberikan sinyal, kita harus berhenti," tambah Tirta. "Namun sering ego membuat kita terus melanjutkan olahraga meskipun tubuh sudah meminta berhenti," tambahnya.
Baca Juga : Pj Wali Kota Kediri Ajak Peserta Porsadin II Junjung Tinggi Sportivitas, Kejujuran dan Hargai Perbedaan
Tirta juga menekankan pentingnya pola makan yang seimbang. Makan makanan berlemak seperti gorengan dalam jumlah berlebihan dapat meningkatkan kadar LDL (kolesterol jahat) yang berbahaya bagi tubuh. Ia mengingatkan untuk menghindari jeroan, mengurangi konsumsi gorengan hingga dua kali seminggu, dan menghindari minuman dengan pemanis dalam botol.
"Saya makan mendoan dua kali seminggu, nasi goreng seminggu sekali, dan besoknya lari," ujarnya.
Lebih lanjut, Tirta menilai pola makan yang normal dan sehat sangat penting untuk menjaga tubuh tetap bugar dan sehat. Menjaga keseimbangan antara olahraga dan istirahat serta mengatur pola makan dengan baik adalah kunci utama untuk hidup sehat.
"Jangan memaksakan diri berolahraga jika tubuh sudah memberikan sinyal kelelahan. Dengarkan tubuh dan berikan waktu yang cukup untuk recovery agar terhindar dari risiko yang tidak diinginkan," pungkas Tirta.