JATIMTIMES - Dalam riwayat sejarah Islam, Dzulqarnain dikenal sebagai raja yang gagah berani dan saleh, meskipun bukan seorang Nabi. Salah satu prestasinya yang paling menakjubkan adalah membangun tembok raksasa untuk mengurung Ya’juj dan Ma’juj, dua makhluk yang kemunculannya menjadi salah satu tanda kiamat.
Pembangunan tembok ini menggunakan teknik yang sangat spektakuler, membuat banyak orang penasaran dengan bentuk dan teknik pembangunannya.
Baca Juga : MUI Kabupaten Malang Temukan Penyimpangan, Berharap Mama Ghufron "Bahasa Semut" Tobat
Berdasarkan riwayat, Ya’juj dan Ma’juj adalah makhluk yang sangat perusak, bahkan melebihi Dajjal, sehingga dibutuhkan tembok yang sangat kuat untuk mengurung mereka.
Salah satu riwayat yang membuat banyak orang penasaran adalah hadits yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari. Dalam hadits tersebut, seseorang berkata kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam "aku telah melihat sebuah dinding bagaikan kain yang bergaris, rasul berkata 'engkau telah melihatnya'," HR. Al-Bukhari secara mu‘aillaq di dalam Shahihnya, pada bab Qishshatu Ya’-juj wa Ma’-juj (VI/381, al-Fat-h).
Menurut ulasan di TikTok @TheDzulqarnain menyebutkan bahwa hadits di atas memberikan petunjuk tentang konsep dinding Ya’juj dan Ma’juj, namun bukan untuk mengidentifikasi siapa sahabat yang melihat dinding tersebut. Hanya Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan Dzulqarnain yang mengetahui posisi dinding tersebut.
"Hadits ini mungkin mengandung retorika yang belum kita pahami sepenuhnya," jelas TheDzulqarnain.
Lantas, apa arti jawaban Rasulullah? "Engkau telah melihatnya"?
Menurut pengguna TikTok TheDzulqarnain, ada kemungkinan bahwa Rasulullah membenarkan bahwa sahabat tersebut memang melihat sebuah dinding yang bergaris di dunia nyata berdasarkan persepsi mereka sendiri, namun ini tidak berarti bahwa persepsi dan perspektif sahabat tersebut sama dengan Rasulullah terhadap konsep dinding Ya’juj dan Ma’juj.
Hadits tersebut juga mengisyaratkan kemungkinan bahwa manusia akhir zaman mungkin terkecoh dengan mempersepsikan dinding-dinding bergaris yang mengandung besi dan tembaga sebagai kandidat dinding Ya’juj dan Ma’juj.
Beberapa contoh dinding bergaris di berbagai belahan dunia yang disebutkan akun tersebut termasuk:
1. Fingal's Cave, Skotlandia
2. Los Prismas Basalticos, Meksiko
3. Devil's Postpile, California, AS
4. Kantha, Islandia
5. Tasmania, Australia
6. Ukraina
Namun, akun tersebut menyatakan bahwa tidak ada satupun dari contoh tersebut yang merupakan dinding Ya’juj dan Ma’juj. "Sebab, semua contoh tersebut adalah kolom batu basalt heksagonal yang terbentuk secara alami akibat aktivitas gunung berapi dan pendinginan lava. Meskipun basalt mengandung besi dan tembaga seperti bahan yang digunakan oleh Dzulqarnain, ini bukan dinding Ya’juj dan Ma’juj yang sesungguhnya," jelasnya.
Lalu, mengapa kata "bergaris" bisa mengecohkan bagi yang mempelajari konteks dinding Ya’juj dan Ma’juj? Pertama, karena mengartikan hadits ini secara tekstual. Padahal hadits ini membutuhkan interkoneksi antara ayat Al-Quran dan hadits lainnya. Kedua, hadits ini merupakan hadits yang baru bisa ditafsirkan pada masa mendatang (sekarang).
Baca Juga : Hemat Besar! Promo Cat Propan Diskon 5 Persen di Graha Bangunan Juli Ini
"Untuk mempermudah pemahaman, banyak susunan kata dalam Al-Quran dan hadits menggunakan majas atau analogi. Misalnya, hadits-hadits tentang akhir zaman seperti "gunung-gunung di Mekkah berlubang", "seorang budak wanita melahirkan tuannya", dan "bayangan Ka'bah menghilang". Hadits-hadits ini baru bisa ditafsirkan dengan perpaduan perkembangan sains dan penyebaran informasi yang semakin mudah diakses," ungkapnya.
Kembali ke hadits awal yang menyebutkan "dinding Ya’juj Ma’juj bagaikan kain yang bergaris". Menurut pengguna TikTok TheDzulqarnain, ini adalah salah satu hadist dengan penggunaan majas simile, yang digunakan untuk menjelaskan sesuatu yang tidak dapat dijelaskan secara kasat mata atau tidak lazim pada masanya dengan cara membandingkan dua hal yang berbeda.
Perbandingan ini diperkenalkan dengan kata-kata seperti "seperti" atau "sebagai", yang membantu menciptakan representasi yang jelas dari konsep atau ide yang sedang dijelaskan.
Jadi, kata "kain" adalah poin penting dalam hadits tersebut untuk membuka pemahaman tentang bentuk dinding Ya’juj Ma’juj yang sebenarnya. Kain adalah materi yang fleksibel, bergelombang, tidak kaku, dan tidak padat seperti layaknya dinding batu.
"Dengan kata kunci tersebut dan intuisi yang tajam dalam memadukan wawasan sejarah dan sains, mungkinkah "bagaikan kain yang bergaris" mengindikasikan bahwa dinding Ya’juj Ma’juj sebenarnya adalah dinding berteknologi gelombang elektromagnetik?," ujar TikTok TheDzulqarnain.
"Bagaimana cara menjelaskan hukum fisika ini di tahun 600-an Masehi, ketika pemahaman akan ilmu tersebut baru ditemukan oleh Michael Faraday ratusan tahun kemudian pada tahun 1831? Jadi, adakah kata yang lebih baik selain "kain yang bergaris"?," pungkas @TheDzulqarnain.
Meski demikian belum diketahui secara pasti apakah benar dinding untuk mengurung Ya’juj dan Ma’juj dengan gelombang elektromagnetik. Ulasan di atas hanya sebagai tafsir dari pendapat seseorang atas hadist yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari soal "Kain yang Bergaris".