free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Hiburan, Seni dan Budaya

Tradisi Larung Sesaji di Pantai Serang Blitar: Perpaduan Syukur, Budaya, dan Wisata

Penulis : Aunur Rofiq - Editor : Nurlayla Ratri

09 - Jul - 2024, 20:14

Placeholder
Larung sesaji digelar di Pantai Serang, Kabupaten Blitar, pada Selasa, 9 Juli 2024. (Foto: Samsul Hadi for JatimTIMES)

JATIMTIMES- Pantai Serang di Desa Serang, Kecamatan Panggungrejo, Kabupaten Blitar, menjadi saksi dari salah satu tradisi yang kaya akan makna budaya dan religi, yakni Larung Sesaji. Setiap tahun, pada tanggal 1 Suro, pantai ini dipenuhi oleh warga dan wisatawan yang datang untuk menyaksikan ritual yang telah diwariskan secara turun-temurun ini. Tradisi Larung Sesaji bukan hanya sekadar ritual keagamaan, tetapi juga sebuah bentuk penghargaan terhadap hasil bumi dan laut yang melimpah.

Makna Larung Sesaji dalam Budaya Jawa

Baca Juga : Dinas Pertanian Kabupaten Blitar Siapkan Benih Tembakau Selopuro Gratis untuk Petani

Larung Sesaji merupakan wujud syukur kepada Tuhan atas nikmat rezeki, keselamatan, dan hasil alam yang melimpah. Tradisi ini juga memiliki makna religius yang erat kaitannya dengan paham animisme dan dinamisme, ketika mitos dan magis masih sangat kuat dalam budaya Jawa. Melalui Larung Sesaji, nilai-nilai luhur budaya bangsa yang merupakan kekhasan suatu daerah dan warisan leluhur dilestarikan.

Di berbagai daerah di Jawa Timur seperti Blitar, Magetan, dan Probolinggo, Larung Sesaji dilakukan pada waktu-waktu tertentu. Di Blitar, ritual ini dilakukan setiap 1 Muharram (1 Suro). Sementara di Kelurahan Sarangan, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan, upacara ini diadakan setiap bulan Ruwah atau menjelang bulan suci Ramadan. Di Puger Kulon, Kabupaten Jember, Larung Sesaji diadakan pada tanggal 15 Suro.

Pada zaman dahulu, Larung Sesaji dilakukan secara sederhana dengan selamatan yang diiringi sesaji. Hingga kini, ritual ini masih dinantikan oleh masyarakat setempat. Meskipun setiap daerah memiliki cara yang berbeda dalam merayakan Larung Sesaji, esensi dari tradisi ini tetap sama, yaitu sebagai bentuk rasa syukur dan pelestarian budaya.

Keindahan Pantai Serang sebagai Destinasi Wisata

Pantai Serang, yang terletak di Desa Serang, Kecamatan Panggungrejo, Kabupaten Blitar, telah menjadi salah satu destinasi wisata yang paling diminati. Dengan panorama alam yang memukau dan cakrawala biru Samudera Hindia, pantai ini menjadi magnet bagi wisatawan lokal maupun dari luar daerah. 

Pantai Serang terbagi dalam tiga kompleks yang masing-masing memiliki keindahan uniknya sendiri. Pantai utama sering digunakan untuk upacara Larung Sesaji setiap 1 Suro, sementara pantai kedua memikat dengan pasir putihnya, dan pantai ketiga terkenal dengan batu-batuan putih yang mengkilap, yang dulu sering disebut sebagai batu lintang.

Aktivitas yang dapat dilakukan di Pantai Serang sangat beragam, mulai dari berenang, berjemur, hingga memancing di perairan yang kaya akan kehidupan laut. Kampung nelayan yang terletak tidak jauh dari pantai juga menjadi daya tarik tersendiri. Pengunjung dapat menyaksikan kehidupan nelayan lokal yang masih mempertahankan tradisi memancing lobster dengan peralatan sederhana.

Perayaan Larung Sesaji 1 Suro di Pantai Serang

Pada Selasa tanggal 9 Juli 2024, Bupati Blitar, Rini Syarifah atau yang akrab disapa Mak Rini, turut serta dalam perayaan Larung Sesaji 1 Suro di Pantai Serang. Tanpa canggung, Mak Rini ikut berdesak-desakan dengan warga untuk mendapatkan gunungan berisi jajanan pasar. 

Begitu mendapatkan jajanan pasar, Mak Rini langsung membagikannya kepada pengunjung yang hadir. "Ini ambil dimakan, biar dapat berkah," ujarnya sambil menyodorkan jajanan pasar kepada pengunjung di Pantai Serang.

Acara ini juga dihadiri oleh sejumlah pejabat seperti Sekda Kabupaten Blitar, Izul Marom, dan Dandim 0808/Blitar, Letkol Inf Henda Sukmana. Ratusan warga tampak antusias menyaksikan prosesi yang menjadi agenda rutin tahunan untuk memperingati 1 Suro di Pantai Serang. 

"Ini merupakan acara tahunan yang menjadi daya tarik pariwisata di Kabupaten Blitar. Kami berharap acara ini dikenal luas oleh masyarakat Blitar dan seluruh Nusantara," kata Mak Rini.

Baca Juga : Pasca Dapatkan Surat Tugas dari PDIP, Bambang Kawit Intens Jalin Komunikasi Politik untuk Pilwali Blitar 2024

Mak Rini berharap kegiatan Larung Sesaji dapat menjadi daya tarik pariwisata di Kabupaten Blitar, khususnya di Pantai Serang. Dengan begitu, kunjungan wisatawan di Pantai Serang diharapkan meningkat. 

Tahun ini, acara Larung Sesaji juga dimeriahkan dengan acara rebutan gunungan tumpeng hasil bumi dan jajanan pasar yang berjumlah tujuh. Tujuh gunungan ini merupakan sumbangan dari beberapa OPD di lingkungan Pemkab Blitar dan pelaku UMKM di Kabupaten Blitar. 

"Tujuh gunungan ini melambangkan usia Kabupaten Blitar yang telah mencapai tujuh abad pada tahun ini," ujarnya.

Mak Rini juga berharap dengan kegiatan ini, para wisatawan dari luar kota senang bisa melihat Larung Sesaji secara langsung dan dapat memberikan dampak positif terhadap perekonomian di Kabupaten Blitar, khususnya di Desa Serang.

Simbol Syukur dan Harapan Warga Desa Serang

Kepala Desa Serang, Dwi Handoko Pawiro, menjelaskan bahwa Upacara Adat Larung Sesaji merupakan simbol dari Desa Serang, Kecamatan Panggungrejo, Kabupaten Blitar. Dalam kegiatan tersebut, warga melarung gunungan tumpeng hasil bumi yang disimbolkan tumpeng lanang dan tumpeng wadon ke laut. 

"Larung Sesaji ini merupakan bentuk rasa syukur kami kepada Tuhan YME. Kami melarung tumpeng yang melambangkan hasil panen pertanian Desa Serang. Sejak dahulu, leluhur kami telah menunjukkan rasa syukur kepada Tuhan YME dengan melarung hasil bumi ke laut," katanya.

Handoko berharap kegiatan Larung Sesaji dapat menjadi berkah bagi warga Desa Serang dan rezeki semakin berlimpah. Salah satu pengunjung, Tutut Yunita, mengatakan bahwa acara Larung Sesaji bisa menjadi daya tarik bagi pengunjung di Pantai Serang. Meski sudah berkali-kali ke Pantai Serang, Tutut mengaku baru pertama kali melihat acara Larung Sesaji di sana. 

"Acara ini sangat menarik dan menyenangkan. Selain berperan dalam melestarikan budaya, acara ini juga mampu menjadi daya tarik bagi para pengunjung di Pantai Serang," katanya.

Larung Sesaji di Pantai Serang bukan hanya sekadar tradisi turun-temurun, tetapi juga menjadi simbol syukur, pelestarian budaya, dan daya tarik wisata. Dengan dukungan pemerintah dan antusiasme warga, tradisi ini diharapkan terus lestari dan membawa berkah bagi seluruh masyarakat Kabupaten Blitar. Pantai Serang dengan keindahan alamnya dan ritual Larung Sesaji yang penuh makna, menjadi perpaduan sempurna yang menarik perhatian wisatawan dari berbagai daerah.


Topik

Hiburan, Seni dan Budaya Blitar Mak Rini Bupati Rini Syarifah Pantai Serang larung sesaji



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Aunur Rofiq

Editor

Nurlayla Ratri