free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Peristiwa

Viral, Bu Mangku Lakukan Ritual Sakral di Puncak Gunung Agung Bali

Penulis : Aunur Rofiq - Editor : Nurlayla Ratri

02 - Jul - 2024, 16:09

Placeholder
Bu Mangku melakukan ritual sesaji di puncak Gunung Agung, Bali. (Foto: tangkapan layar/Instagram)

JATIMTIMES- Sebuah video tengah viral di media sosial tentang aktivitas ritual sesaji di puncak Gunung Agung, Bali. Dalam video yang diunggah oleh akun Instagram @pendakibali, ritual dilakukan oleh pemangku adat Bali yang sering disebut sebagai Bu Mangku.

Tampak Bu Mangku berdiri di atas puncak gunung tertinggi di Bali ini. Dengan latar belakang langit biru yang cerah dan awan putih yang mengambang lembut, Bu Mangku mempersiapkan sesaji untuk diberikan kepada dewa-dewa yang diyakini bersemayam di Gunung Agung. 

Baca Juga : Alasan Perut Mulas Usai Minum Kopi, Ternyata Karena Hal Ini

"Luaar Biasa, Bu Mangku. Dgn ketinggian sampai juga puncak," tulis seorang pengguna Instagram dengan akun @daengsuarsika.

Komentar lain seperti dari @a.trisnayanti3 yang menunjukkan apresiasi yang mendalam atas keindahan dan kesakralan momen tersebut. 

"Rahayu sami ..jagat baline. Salam sehat selalu bu mangku," tulisnya. 

Gunung Agung dengan puncaknya yang menjulang tinggi, tidak hanya menjadi ikon alam bagi Pulau Dewata. Melainkan juga merupakan pusat spiritual yang penting bagi masyarakat Bali. Pemandangan sakral dalam video tersebut berhasil menarik perhatian banyak orang, termasuk warganet, yang memuji ketekunan dan kekhidmatan ritual tersebut.

Pentingnya Gunung Agung bagi Masyarakat Bali

Gunung Agung bukan sekadar gunung; bagi masyarakat Bali, ia adalah sumbu spiritual yang menghubungkan bumi dengan langit. Menurut mitos Bali, Gunung Agung tercipta dari pecahan Gunung Meru yang sakral, yang dianggap sebagai penghubung antara surga dan bumi. Fragmen gunung ini, yang juga tersebar di pulau-pulau lain seperti Jawa dan Lombok, dipercaya memberikan kestabilan spiritual kepada tanah-tanah tersebut.

Ada beberapa alasan mengapa Gunung Agung dianggap sebagai poros pusat alam semesta oleh masyarakat Bali. Pertama, gunung-gunung di Bali diyakini sebagai tempat tinggal para dewa, dengan Mahadewa, manifestasi tertinggi dari Dewa Siwa, dipercaya tinggal di Gunung Agung. 

Baca Juga : Semarak HUT Bhayangkara ke-78, Polres Tulungagung Gelar Upacara Hingga Penampilan Polisi Cilik dan Kesenian

Kedua, masyarakat Bali menganggap bahwa aliran air dari utara ke selatan, atau kaja dan kelod, adalah yang paling murni di sumbernya dan semakin kacau semakin dekat ke laut. Oleh karena itu, segala aspek kehidupan di Bali, mulai dari penataan bangunan, kuil, cara berdoa, hingga arah kepala saat tidur, diatur berdasarkan poros kaja-kelod ini.

Bu Mangku, dengan penuh kehormatan, mempersembahkan sesaji di tempat yang dianggap paling sakral ini, menunjukkan betapa pentingnya menjaga keseimbangan spiritual dan menghormati para dewa dalam budaya Bali.

Pada akhirnya, pemandangan sakral yang tertangkap dalam video tersebut tidak hanya memperlihatkan keindahan Gunung Agung, tetapi juga menggambarkan betapa dalamnya nilai spiritual dan budaya yang tertanam dalam kehidupan masyarakat Bali.

Ritual ini adalah pengingat bagi kita semua akan pentingnya menghormati tradisi dan menjaga keseimbangan antara manusia dan alam. Gunung Agung, dengan segala kemegahannya, terus menjadi saksi bisu dari dedikasi dan penghormatan yang tak tergoyahkan dari masyarakat Bali terhadap warisan spiritual mereka.


Topik

Peristiwa Gunung Agung Bali ritual sesaji mangku



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Aunur Rofiq

Editor

Nurlayla Ratri