JATIMTIMES - Pada akhir tahun 2023 lalu, Pemeritah Kota Batu me-launching pakaian khas Kota Batu bernama Sekar Bawono. Kini pakaian khas Kota Batu telah mengantongi Hak Kekayaan Intelektual (HaKI).
Sekar Bawono berarti kembang jagad atau bunga dunia. Sekar Bawono mengandung filosofi mendalam yang merepresentasikan nilai sejarah dan kearifan lokal yang mengandung makna kekayaan tradisi dan budaya, ikonik daerah, flora fauna dan potensi lingkungan alam Kota Batu ditunjang dengan kreativitas dan inovasi.
Baca Juga : Batu Culture Festival 2024 Ajang Berkumpulnya Beragam Kesenian
Penyerahan HaKI langsung diterima Penjabat Wali Kota Batu Aries Agung Paewai di Graha Pancasila, Balai Kota Among Tani, Kota Batu, Minggu (30/6/2024). Aries mengatakan, dengan diperolehnya HaKI sebagai upaya perlindungan hukum terhadap pakaian khas Kota Batu.
“Agar ke depan mengantisipasi atau mencegah terjadinya plagiatisme. Agar diakui juga bahwa pakaian khas ini milik Kota Batu,” ucap Aries usai Batu Culture Festival.
Selain itu, dengan dikantonginya HAKI, dapat menjamin keamanan pakaian khas Kota Batu. Sehingga dapat meningkatkan kepercayaan terhadap produk tersebut, karena adanya legalitas suatu produk.
Sementara itu Ketua Dewan Kesenian Kota Batu Sunarto menambahkan, di dalam pakaian khas Kota Batu terdapat batik bernama Sekar Triloka dengan motif parang, udan mas dan Sekar jagad merupakan perwujudan Energi Kota Batu. Sekar Triloka menggambarkan kedudukan, kemakmuran serta aneka keindahan warna 3 Kecamatan di Kota Batu.
“Sekar Triloka berisikan makna Kejayaan, Kekuasaan, Kecerdasan Intelektual Spiritual dan Budaya, serta Berlimpah Kekayaan Alam,” ucap Narto kepada JatimTIMES.
Baca Juga : Dekranasda Fest 2024, Upaya Kenalkan Batik Gresik di Kancah Nasional
Sekar Triloka membawa pada keagungan, kewibawaan, kehalusan dan lembutnya budi pekerti bagi yang menggunakan pakaian khas Kota Batu. Kemudian pada batik Sekar jagad, terdapat 2 burung beo, adalah isi peripih Candi Songgoriti.
“Ada angsa/banyak, sebagai simbol gunung banyak. Serta Amawar, nilam, karena Kota Batu pusat untuk bahan parfum jaman Tumapel,” tutup Narto.