free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Peristiwa

Berangkat dari Sumatera, Pasutri Malah Jadi Korban Pungli di Pantai Malang Selatan Milik Perhutani

Penulis : Ashaq Lupito - Editor : Sri Kurnia Mahiruni

29 - Jun - 2024, 04:27

Placeholder
Pantai Balekambang saat ramai dikunjungi para wisatawan, lokasi yang hendak dikunjungi pasutri dari Sumatra namun malah jadi korban pungli saat melintas di kawasan diduga Pantai Regent milik Perhutani pada Rabu (26/6/2024). (Foto: Ashaq Lupito/ JatimTIMES)

JATIMTIMES - Seorang pria, bernama Hendra (32) mengaku kesal saat mengisi liburan ketika pulang ke kampung halaman. Setelah menempuh perjalanan jauh dari Sumatra, pria yang kesehariannya mengaku bekerja sebagai buruh di perkebunan kawasan Jambi tersebut justru jadi sasaran pungli.

Ceritanya begini, belum lama ini, Hendra beserta keluarganya pulang ke kampung halaman setelah lama merantau di Sumatra. Hendra kemudian mengajak istrinya berlibur ke Pantai Balekambang pada Rabu (26/6/2024).

Baca Juga : Perhutani Bantah Aksi Pungli di Pantai Malang Selatan, Pasang Banner Hingga Terapkan E-Ticketing 

 

Namun, belum sempat bernostalgia dan berlibur bersama istri, Hendra justru dijadikan sasaran pungli. Tak terima, pria yang kini berusia kepala tiga tersebut meluapkan kekesalannya dengan memposting aksi pungli tersebut ke media sosial facebook, Rabu (26/6/2024).

"Waktu saya up ke media sosial itu, pas hari itu juga saya ke Balekambang. Saya ini dari Sumatra," ujarnya kepada JatimTIMES saat dikonfirmasi melalui telepon, Jumat (28/6/2024).

Hendra beserta keluarganya rela jauh-jauh dari Sumatra lantaran kangen dengan tanah kelahiran, yakni di Kabupaten Malang. Rasa rindu yang mengandung candu tersebut ingin dilampiaskan Hendra dengan berkunjung ke Pantai Balekambang.

"Saya pulang ke Malang itu yang jelas karena rindu. Waktu saya masih sekitar umur 3 tahun, saya diajak orang tua ke sana (Pantai Balekambang). Maksud saya ingin mengenang (momen) di sana," ujar pria asli Kecamatan Kepanjen ini.

Hingga akhirnya, berangkatlah Hendra beserta istri ke Pantai Balekambang, Rabu (26/6/2024). Dia mengaku, jarak yang ditempuh dari kampung halamannya, yakni di Kecamatan Kepanjen ke Pantai Balekambang cukup jauh. Selain itu waktu yang dihabiskan di perjalanan juga cukup lama. Yakni sekitar 90 menit lantaran sebagian akses jalan yang rusak.

"Saya sudah berkeluarga dan bekerja di Sumatra, di kebun, kurang lebih di kawasan arah ke Jambi. Kemudian saya pulang ke Malang, terus mau ke Balekambang berdua bersama istri, berboncengan naik sepeda motor," jelas Hendra.

Selayaknya wisatawan, setibanya di wisata tujuannya, Hendra beserta istri kemudian membeli tiket masuk wisata Pantai Balekambang. "Kemudian saya bayar, dapat tiket. Di situ tertera ada tiket masuk Balekambang - Regent, sama tarif parkir. Saya bayar Rp 45 ribu untuk dua orang dan parkir satu sepeda motor," bebernya.

Dengan antusias, Hendra kemudian membonceng istrinya menuju ke pura di Pantai Balekambang. Di sanalah tempat kenangan mendalam Hendra beserta ibunya yang pernah berwisata bersama.

"Sebenarnya ingin banget berwisata ke sana (Pantai Balekambang), karena untuk mengenang ibu saya yang sudah meninggal. Waktu masih kecil, saya pernah diajak ke sana," ujarnya.

Sayangnya, harapan Hendra yang menggebu-gebu sirna. Saat melintasi kawasan yang disinyalir berada di Pantai Regent milik Perhutani, Hendra beserta istri dihadang sebuah palang.

"Waktu menuju arah ke pura, palangnya ditutup. Kalau tidak salah juga ada tiga orang, katanya motor saya harus ditaruh di sini (parkir liar), terus bayar parkir lagi Rp 5 ribu," keluhnya.

Hendra sebenarnya tidak mempermasalahkan uang sebesar Rp 5 ribu tersebut. Hanya saja, Hendra menyayangkan adanya aksi pungli terjadi di kawasan wisata.

"Yang jelas uang Rp 5 ribu tidak seberapa, tapikan ada beberapa (wisatawan) yang juga ke sana akhirnya balik karena ditarik itu (pungli). Padahal di tiket sudah jelas, ada tarifnya sebesar Rp 5 ribu (untuk parkir)," tuturnya.

Baca Juga : Dugaan Siswa Siluman SMAN 1 Kedungwaru, Kasek: Kami Hanya Mengamati 

 

Tiga orang berpakaian preman yang menghadang Hendra tersebut kemudian memaksa untuk membayar lagi biaya parkir. "Maksud mereka, kita harus bayar lagi," imbuhnya.

Merasa keberatan, Hendra akhirnya melayangkan protes. "Nuwun sewu (permisi), inikan saya sudah membeli tiket beserta parkirnya, kok di sini saya dimintai lagi untuk bayar parkir', saya gitukan," ujarnya.

Meski telah menyampaikan bahwa telah membayar tarif parkir resmi, namun segerombolan pelaku pungli tersebut tetap kekeh. "Katanya: 'motornya taruh sini, panjenengan (kalian) jalan ke sana (Balekambang) atau kalau tidak nanti bisa dibuka palangnya (setelah bayar pungli Rp 5 ribu)," ucap Hendra menirukan ucapan dari segerombolan pelaku pungli tersebut.

Setelah perdebatan yang alot, Hendra beserta istri akhirnya memilih untuk pulang. "Terus terang saya tidak mau (menyerahkan uang pungli), akhirnya kami langsung pulang. Saya langsung tidak mood untuk ke pantai. Intinya, saya ini ibaratnya orang Malang sendiri lo, kok dijadikan sasaran pungli," keluhnya.

Kekecewaan Hendra semakin bertambah setelah kejadian pungli tersebut dia posting ke facebook. Perlu diketahui, Hendra adalah sosok dari pemilik akun facebook bernama Diy Rascalleo. Akun itulah yang memposting video amatir sesaat usai aksi pungli terjadi dan kini viral dan masih diberitakan sejumlah media mainstream.

"(Pungli) itukan yang mengalami bukan saya saja, di kolom komen postingan saya banyak yang mengalami. Kalau mau tahu, buktinya kan ada di komen. Jika dibaca di komentarnya itukan hampir sama semuanya, dan itukan yang menyatakan (jadi sasaran pungli) ada ribuan," tegasnya.

Usai video yang dia posting viral, Hendra berharap agar dirinya beserta keluarga tetap aman. Secara tersirat, Hendra khawatir kalau niat mulianya justru akan berbuah petaka baginya maupun keluarganya.

"Saya tidak ada unsur benci dan sebagainya, saya bangga menjadi orang Malang. Semoga nanti aman, nyaman dan pantainya ramai lagi," pungkas Hendra.

Sebagaimana diberitakan, aksi dugaan pungli berkedok parkir liar tersebut sampai saat ini masih dalam penyelidikan Polres Malang. Dikabarkan, penyidik akan memeriksa sejumlah pihak. Yakni mulai dari Perumda Jasa Yasa hingga Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Wonoadi, Desa Srigonco. LMDH itulah yang disebut-sebut merupakan pihak ketiga yang mengelola Pantai Regent milik Perhutani.

Sementara itu, dalam pernyataannya, Direktur Utama (Dirut) Perumda Jasa Yasa R. Djoni Sudjatmoko menyebut lokasi pungli tersebut disinyalir berada di kawasan Perhutani. Selain itu, Djoni juga memastikan dan berani menjamin tidak ada pungli di Pantai Balekambang yang menjadi wewenang Perumda Jasa Yasa.


Topik

Peristiwa Pantai Balekambang Perumda Jasa Yasa perhutani pungli parkir liar



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Ashaq Lupito

Editor

Sri Kurnia Mahiruni