JATIMTIMES - Sebanyak lima puluh tenaga kerja sosial (TKS) Dinas Sosial Kota Kediri dan perwakilan OPD Pemkot Kediri mengikuti sosialisasi Penggunaan Bahasa Isyarat untuk Penyaluran BLT ODKB, Selasa (11/6).
Pelatihan yang diselenggarakan di Ruang Panjalu Dinas Sosial Kota Kediri ini bertujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat, terutama pelayanan kepada warga disabilitas tunarungu. Dalam kegiatan ini materi disampaikan oleh Maskurun (ketua Gerkatin Jawa Timur) dan Maryati (relawan Dinas Sosial Kota Kediri).
Baca Juga : Pertama di UIN SATU, Peminatan Pewara TBIN Tampilkan Pagelaran Pengantin Adat Jawa dan Modern
“Pelatihan ini dalam rangka meningkatkan kapasitas TKS yang ada di Dinas Sosial Kota Kediri. Mereka akan terjun langsung di masyarakat untuk memberikan bantuan bagi disabilitas, terutama tunarungu. Di samping itu, bagi para ASN di OPD agar memudahkan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat di kantor,” terang Paulus Luhur Budi, kepala Dinas Sosial Kota Kediri.
Ia juga menambahkan bahwa saat ini masyarakat tunarungu di Kota Kediri tergabung dalam sebuah komunitas DPC Gertakin Kota Kediri yang aktif di berbagai kegiatan. Bahkan saat ini Rumah Al-Quran Tuli telah hadir di Kota Kediri.
Lebih lanjut, dirinya juga menerangkan bahwa pelatihan bahasa isyarat diperlukan untuk mewujudkan Kota Kediri ramah disabilitas. Menurut Paulus, pelatihan bahasa isyarat ini sangat penting diberikan untuk menjembatani komunikasi dalam memberikan pelayanan publik bagi penyandang disabilitas.
“Jadi, dengan adanya pelatihan ini, kita harapkan semua pekerja sosial dan ASN di lingkungan Pemkot Kediri bisa menjembatani komunikasi dengan masyarakat tunarungu sehingga tidak ada diskriminasi pelayanan karena memudahkan berkomunikasi,” ujarnya.
Satu di antara peserta, Nur Mufid, perwakilan ASN Dinas Kominfo Kota Kediri, menyambut baik digelarnya pelatihan bahasa isyarat. Meskipun hanya digelar selama satu hari, ia merasa antusias dan bersemangat untuk mempelajari bahasa isyarat.
Baca Juga : Anggaran Bansos Tak Terserap Optimal, Pj Wali Kota Malang Sebut Ada Penyesuaian Regulasi
Selama mengikuti pelatihan, Nur Mufid merasa tidak mengalami kesulitan karena di samping pemberian materi dikemas dengan cara yang menarik, juga para peserta diminta untuk praktik bahasa isyarat secara langsung.
“Saya sangat senang bisa berkesempatan mengikuti pelatihan ini. Harapan saya, semoga ke depannya apa yang telah dipelajari hari ini bisa memudahkan dalam berkomunikasi dan memberikan pelayanan kepada masyarakat, terutama dari kalangan tuli,” pungkasnya.