free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Pendidikan

FISIP Unisba Blitar Gelar Forum Kemisan, Angkat Tema Memetakan Masa Depan Demokrasi Indonesia

Penulis : Aunur Rofiq - Editor : Yunan Helmy

06 - Jun - 2024, 18:56

Placeholder
Drs Hery Basuki menyampaikan paparan materi di Forum Kemisan FISIP Unisba Blitar.(Foto: Aunur Rofiq/JatimTIMES)

JATIMTIMES - Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Balitar (FISIP Unisba) Blitar mengadakan Forum Kemisan episode ke-4 dengan tema "Memetakan Masa Depan Demokrasi Indonesia", Kamis (6/6/2024). Forum ini diadakan di Aula Majapahit, Unisba Blitar, dari pukul 08.30 hingga 12.30 WIB, dan menghadirkan dua pemateri ahli di bidang politik, yaitu Drs.l Hery Basuki MM, dan Sutowo SSos MAP dengan moderator Dr Wydha Mustika Maharani SAP MAP.

Forum Kemisan adalah sebuah inisiatif dari FISIP Unisba Blitar yang bertujuan untuk membangun suasana akademik yang rutin melalui forum kajian yang melibatkan dosen, mahasiswa, dan praktisi dalam diskusi yang mendalam. Dekan FISIP Unisba Blitar Endah Siswati menjelaskan bahwa tujuan utama forum ini adalah untuk membentuk wadah bagi akademisi dan praktisi untuk berbagi ilmu pengetahuan dan pengalaman serta berdiskusi secara aktif. "Ini  bentuk pengabdian dosen dan mahasiswa kepada masyarakat dalam upaya melaksanakan tridharma perguruan tinggi," ujar Endah Siswati.

Baca Juga : Kepala Dispertangan Situbondo Angkat Bicara Terkait Pemberhentian Honorer BPP Kapongan

Drs Hery Basuki MMndalam paparannya menyoroti dinamika pemilu dan Pilkada 2024 di Indonesia. Menurut Hery, partai politik di Indonesia sering  hanya aktif saat pemilihan dan minim aktivitas di luar itu. "Partai politik di Indonesia cenderung hanya bergerak saat pemilihan berlangsung. Setelah itu tidak ada aktivitas yang berarti," ungkapnya.

Hery juga menyoroti tingginya biaya pemilu di Indonesia. Sistem pemilihan langsung yang diterapkan di Indonesia dianggapnya tidak sesuai dengan budaya bangsa. "Indonesia, yang berabad-abad lamanya adalah negara kerajaan, kini menghadapi fenomena politik berbiaya tinggi akibat sistem pemilihan langsung," tambahnya.

Lebih lanjut, Hery menyampaikan kritik terhadap sistem pemilu saat ini yang menurutnya tidak cocok dengan budaya bangsa Indonesia. Ia mengusulkan bahwa perubahan sistem mungkin diperlukan pada tahun 2029 untuk mengurangi biaya tinggi dalam politik. "Jika sistem ini dipertahankan, maka fenomena politik berbiaya tinggi akan terus berlanjut," tegas Hery.

Sutowo SSos MAP dalam materinya menguraikan berbagai tantangan yang dihadapi demokrasi Indonesia pasca pemilu 2024. Menurut dia, menjaga persatuan dan kesatuan bangsa adalah hal yang sangat penting dalam kehidupan bernegara. "Indonesia adalah negara multikultur yang bisa disatukan dengan demokrasi yang berdasar Pancasila," jelas Sutowo.

Sutowo menekankan pentingnya keterlibatan sipil dan pembukaan ruang dialog publik untuk menjaga persatuan dalam keberagaman. "Ruang dialog publik harus dibuka seluas-luasnya untuk memastikan kesetaraan dan keterbukaan demi demokrasi yang lebih baik," ucapnya.

Sutowo juga menyoroti berbagai tantangan demokrasi seperti pragmatisme politik, money politic, penyebaran berita hoax, dan sentimen SARA. Menurutnya, jika hal ini terus berlangsung, maka demokrasi Indonesia bisa berubah menjadi demokrasi jual beli atau demokrasi oligarki. "Untuk mengembalikan marwah demokrasi yang berasas Pancasila, diperlukan kesadaran dari semua komponen bangsa untuk menghormati perbedaan dan menerapkan nilai-nilai Pancasila," kata Sutowo.

Baca Juga : Surga Tersembunyi di Blitar Selatan: Menikmati Pantai dan Air Terjun Umbul Waru

Dekan FISIP Unisba Blitar Endah Siswati menjelaskan bahwa tujuan utama dari Forum Kemisan adalah untuk membangun suasana akademik yang konsisten melalui forum kajian yang rutin, bukan hanya insidentil. "Forum ini adalah wadah untuk akademisi dan praktisi, dosen dan mahasiswa, untuk berbagi ilmu pengetahuan, pengalaman, dan berdiskusi," ujarnya.

Endah menambahkan bahwa Forum Kemisan juga merupakan bentuk pengabdian dosen dan mahasiswa kepada masyarakat dalam upaya melaksanakan tridharma perguruan tinggi. "Dengan mengadakan forum seperti ini, kita tidak hanya mengkaji isu-isu penting tetapi juga mengaplikasikan ilmu yang kita miliki untuk masyarakat luas," tambahnya.

Moderator acara Dr Wydha Mustika Maharani SAP MAP menutup forum dengan menggarisbawahi pentingnya forum diskusi seperti Forum Kemisan dalam memperkuat demokrasi di Indonesia. "Diskusi dan dialog yang kita lakukan hari ini adalah langkah penting untuk memetakan masa depan demokrasi Indonesia. Melalui partisipasi aktif dari seluruh elemen masyarakat, kita bisa memastikan bahwa demokrasi kita berkembang dengan sehat dan berkelanjutan," ujarnya.

Forum Kemisan FISIP Unisba Blitar ini diharapkan dapat menjadi salah satu langkah nyata dalam upaya memperbaiki dan memperkuat sistem demokrasi di Indonesia. Dengan keterlibatan akademisi, praktisi, dan masyarakat luas, berbagai tantangan yang dihadapi demokrasi Indonesia diharapkan dapat diatasi dengan lebih baik.


Topik

Pendidikan Unisba Blitar Forus Kemisan Blitar



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Aunur Rofiq

Editor

Yunan Helmy