JATIMTIMES - Stres kerap kali menjadi masalah yang sulit dihindari dalam kehidupan sehari-hari. Namun tidak semua orang menyadari tanda-tanda yang diberikan tubuh ketika sedang mengalami stres.
Dokter Umum dan Konsultan Gaya Hidup Sehat dr. Prama Aditya, B.Med.Sc., MKes., Aifo membagikan lima tanda yang menunjukkan tubuh kamu sedang stres, dari perubahan pola tidur hingga gangguan pencernaan.
Baca Juga : 7 Rekomendasi Vitamin untuk Orang Tua Usia Lanjut Agar Tetap Segar Bugar
Menurut Prama, dilansir dari akun Instagram pribadinya @drpramaaditya, memahami gejala-gejala ini penting, agar kamu bisa mengambil langkah-langkah untuk mengelola stres dengan lebih baik dan menjaga kesehatan secara keseluruhan. Berikut ini 5 gejala yang muncul pada tubuh kamu saat sedang stres.
1. Terbangun Tengah Malam Sampai Subuh dan Sulit Tidur Lagi
Ini bisa menjadi tanda stres atau kecemasan. Ketika pikiran sedang stres, maka dapat menyebabkan gangguan pada siklus tidur. Stres dapat menyebabkan hyperarousal, yang dapat mengganggu keseimbangan antara tidur dan terjaga.
Stres psikologis dapat meningkatkan kadar hormon stres seperti kortisol, yang dapat membuat Anda sulit untuk tetap tertidur atau tertidur kembali jika Anda terbangun di tengah malam.
2. Capek dan Ngantuk Tapi Saat di Kasur Susah Tidur
Merasa lelah dan mengantuk tetapi tidak bisa tidur setelah berada di tempat tidur dapat mengindikasikan kecemasan atau pikiran yang terlalu aktif.
Kondisi ini, yang sering disebut sebagai "lelah tapi terikat", terjadi ketika tubuh Anda kelelahan namun pikiran Anda terlalu aktif untuk tertidur. Ini bisa jadi akibat stres, kecemasan, atau kebiasaan tidur yang buruk. Bisa juga karena terganggunya ritme sirkadian atau gangguan tidur seperti insomnia.
3. Gangguan Pencernaan
Stres dapat mempengaruhi sistem pencernaan, menyebabkan gejala seperti sakit perut, kembung, sembelit, dan diare. Sumbu usus-otak menjelaskan bagaimana stres psikologis dapat berdampak pada kesehatan usus.
Stres dapat mengubah motilitas usus, meningkatkan kepekaan terhadap sakit perut, dan memengaruhi mikrobiota usus. Selain itu, stres dapat memperburuk kondisi seperti sindrom iritasi usus besar (IBS).
4. Craving Makanan Manis dan Asin
Tak bisa berhenti makanan manis dan asin seringkali merupakan respons terhadap stres. Saat stres, tubuh melepaskan kortisol, yang dapat meningkatkan nafsu makan dan keinginan terhadap makanan berenergi tinggi seperti yang kaya gula dan lemak.
Makanan ini untuk sementara dapat meningkatkan suasana hati dengan meningkatkan kadar serotonin, neurotransmitter yang berkontribusi pada perasaan sejahtera dan bahagia.
5. Gampang Gemuk di Bagian Pipi dan Perut
Pertambahan berat badan, terutama di sekitar wajah dan perut, bisa jadi disebabkan oleh stres kronis. Kortisol tidak hanya meningkatkan nafsu makan tetapi juga meningkatkan penyimpanan lemak, terutama di daerah perut.
Lemak visceral ini dikaitkan dengan risiko kesehatan yang lebih besar. Stres juga dapat menyebabkan makan secara emosional dan pilihan makanan yang buruk, yang selanjutnya berkontribusi terhadap penambahan berat badan di area-area tertentu.
Demikian 5 tanda atau gejala yang dialami tubuh saat sedang stres. Prama pun menjelaskan jika tanda di atas terjadi, artinya kortisol dalam tubuh kamu sedang tinggi.
Baca Juga : Kena Luka Bakar Malah Diberi Pasta Gigi atau Kecap? Tindakan Ini Tidak Diperbolehkan Loh!
"Pada zaman sekarang banyak banget yang mengalami hal ini (stres), karena hidupnya aja udah aktif. Istilahnya dari bangun pagi sampai mau tidur itu hidupnya penuh dengan tanggung jawab dan tuntutan. Sehingga mungkin mau istirahat buka sosmed malah bikin makin pusing jadi. Akhirnya badannya kerja bakti mode stress," jelasnya.
Agar badan bisa relaksasi dan damai, Prama mengimbau untuk segera mengubah gaya hidup. "Jadi kalau kamu ingin relaksasi atau ingin bikin badannya lebih damai, pertimbangan untuk mulai merubah gaya hidup dan cari tentang stress management ya," pungkas Prama.
Melansir dari Mayo Clinic, ada beberapa strategi untuk mengelola stres. Berikut adalah beberapa rekomendasinya:
1. Aktivitas Fisik
Olahraga teratur membantu mengurangi hormon stres dan meningkatkan mood melalui pelepasan endorfin. Usahakan untuk melakukan aktivitas fisik yang konsisten hampir setiap hari dalam seminggu.
2. Teknik Relaksasi
Latihan seperti pernapasan dalam, meditasi, yoga, dan tai chi dapat membantu Anda rileks dan mengurangi stres. Teknik-teknik ini fokus pada menenangkan pikiran dan tubuh.
3. Tidur yang Cukup
Memastikan Anda tidur 7-9 jam setiap malam membantu tubuh dan pikiran Anda memulihkan tenaga. Kebersihan tidur yang baik, seperti jadwal tidur yang teratur dan rutinitas waktu tidur yang menenangkan, sangatlah penting.
4. Hubungan Sosial
Menjaga hubungan dengan keluarga dan teman dapat memberikan dukungan emosional dan mengalihkan perhatian dari stres. Interaksi sosial penting untuk kesejahteraan mental.
5. Diet Sehat
Diet seimbang mendukung kesehatan secara keseluruhan, yang pada gilirannya membantu mengelola stres. Hindari kafein, gula, dan alkohol berlebihan, yang dapat memperburuk stres.
6. Menjurnal
Menuliskan pikiran dan perasaan dapat membantu memproses emosi dan mengurangi stres. Hal ini memungkinkan terjadinya refleksi diri dan pelepasan emosi.
7. Bantuan Profesional
Jika stres sangat membebani, mencari bantuan dari konselor atau terapis dapat bermanfaat. Mereka dapat memberikan strategi penanggulangan dan dukungan yang disesuaikan dengan kebutuhan individu.
Demikian strategi manajemen stres dari Mayo Clinic. Semoga bisa membantu!