JATIMTIMES - Berawal hobi, perempuan berprofesi ustazah taman kanak-kanak sukses menekuni dan mengembangkan kerajinan batik. Kini ustazah tersebut memberikan edukasi pembelajaran batik kepada pelajar dan ibu-ibu di Desa Sambiloto, Kecamatan Bojonegoro, Kabupaten Tuban.
Ustazah itu bernama Tatik (51 tahun). Kini dia menjadi ketua kelompok batik Kembang Sambiloto.
Baca Juga : Kisah Sultan Agung Memugar Makam Sunan Tembayat Pasca Kegagalan Serangan Mataram ke Batavia
Tatik mengisahkan awal mula menjadi entrepreneur pengembangan batik beragam motif khas daerah Bojonegoro. Bu Mul -sapaan akrab Tatik- mengatakan dirinya belajar membatik dari mengikuti pelatihan di sela-sela waktu selesai mengajar di taman kanak-kanak.
Dia memanfaatkan waktu belajar pelatihan membatik yang berjarak kurang lebih satu kilometer dari tempat tinggalnya. "Belajar membatik di tempat pelatihan milik teman. Tiap hari ontel (sepeda kayuh) ke sana," kenang Bu Mul saat memaparkan dan menjadi narasumber local hero di Media Gathering Pertamina Indonesia Timur, Senin (03/05/2024) di Bandung, Jawa Barat.
Hingga akhirnya, Tatik berhasil menguasai teknik membatik motif khas Bojonegoro. Sayang bencana pandemi covid -19 tahun 2020 yang melanda dunia juga berdampak penurunan ekonomi, termasuk usaha batik yang dirintis bersama kelompoknya.
"Covid-19 melanda, usaha mandek, tidak mempunyai modal dan tidak ada pemasukan. Bahkan sempat bubar kelompok batik Sambiloto," ungkapnya.
Di sisi lain, adanya perusahaan Pertamina EP yang mempunyai operasi wilayah kerja di Kabupaten Bojonegoro memberikan efek positif terhadap lingkungan sekitar perusahaan. Di antaranya, Pertamina EP menggandeng penggerak batik Sambiloto yang diketuai Tatik. Hal ini tak lepas dari perhatian khusus Pertamina EP lewat program tanggung jawab sosial atau corporate social responsibility (CSR).
"Alhamdulillah, Pertamina EP memberikan CSR untuk pemberdayaan desa. Akhirnya kita bersama -sama membentuk lagi kelompok batik dan mitra memberikan pelatihan berkelanjutan oleh perusahaan," imbuhnya
Hasil menjadi mitra binaan Pertamina EP itu, diperoleh ilmu pelatihan serta pendamping hingga mengikuti pameran-pameran oleh kelompok Batik Sambiloto yang berjumlah 13 orang. Sekarang omzet pemasaran kelompok batik ini mencapai rata - rata Rp 3,5 juta per bulan.
Selain nilai menambah ekonomi bagi kelompok, kini Tatik juga dikenal sebagai entrepreneur bidang pengembangan batik dan penggerak pelatihan batik bagi anak-anak sekolah jenjang pendidikan SD sampai SMA hingga mampu menyasar ibu-ibu PKK desa di wilayah Bojonegoro.
"Alhamdulillah, sekarang bisa memberikan pembelajaran edukasi dan pelatihan membatik bagi anak-anak pelajar dan ibu - ibu PKK," imbuhnya.
Tatik berharap dengan semangat menebar inspirasi serta motivasi kepada pelajar maupun perempuan ibu rumah tangga, akan terjaga keberlanjutan kelestarian batik seperti motif kembang Sambiloto atau motif Tengul yang khas Kabupaten Bojonegoro.
Baca Juga : FORKI Siapkan Kejurprov di Kota Malang Akhir Bulan Ini
"Dengan semangat meneruskan warisan bangsa, batik terus berkembang dan sebagai produk UMKM dapat memberikan nilai tambah ekonomi. Semoga motif batik khas Bojonegoro bisa dikenal di kancah nasional," ungkapnya.
Comunity Development Officer (CDO) Pertamina EP Sukowati Aditya Irma mengatakan, kelompok Batik Sambiloto, selain mengembangkan batik khas Bojonegoroan, juga membuat batik bermotif sumur angguk yang dipasarkan di internal perusahaan Pertamina.
"Ada beberapa motif batik yang menjadi ikon khas Bojonegoro, termasuk saat ini booming di internal perusahaan Pertamina, motif batik pompa angguk," kata Irma saat mendampingi Tatik selama program.
Menanggapi keberhasilan mitra binaan Pertamina EP, Senior Manager Reg 4 Indonesia Timur Fitri Erika mengatakan, local hero bertujuan untuk pemberdayaan di wilayah operasi perusahaan lewat kemandirian ekonomi dan kemandirian energi.
"Kami perusahaan (Pertamina) terus mendorong kelompok-kelompok ini bisa merancang dan mandiri membuat progam bersama sehingga saling memberikan feedback perusahaan dan warga sekitar," ungkapnya.
"Alhamdulillah, progam-progam ini bisa menghadirkan local hero yang tentunya juga dapat memberikan manfaat kepada masyarakat dan lingkungan sekitar," sambung dia.
Diketahui dalam acara bertemakan Media Gathering Pertamina Regional Indonesia Timur Subholding Upstream, dihadirkan tiga narasumber sebagai local hero progam CSR Pertamina EP. Yakni Wisata Doudo Edu Green Village Pertamina EP Poleng Field oleh Kades Doudo Sutomo, Batik Sambiloto Bojonegoro Pertamina EP Cepu oleh Tatik, dan Kelompok BSF Green Toili Pertamina Donggi Matindok Field.