JATIMTIMES - Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) yang meliputi tiga kabupaten yakni Lumajang, Malang, dan Pasuruan memiliki banyak destinasi wisata. Salah satunya Ranu Darungan, sebuah danau alami yang menyuguhkan panorama menakjubkan.
Lokasi Ranu Darungan tidak jauh dari Gunung Semeru, tepatnya di Kecamatan Pronojiwo, Lumajang. Tak hanya indah, danau ini juga memiliki nilai sejarah.
Baca Juga : Viral Emak-Emak Berjualan Cilok di Puncak Gunung Penanggungan Mojokerto, Ini Penampakannya
Sejarah mencatat, Bapak Kina Indonesia, Franz Wilhelm Junghuhn, dan Thomas Stamford Raffles pernah mencoba mencapai puncak Mahameru yang menurut kitab Tantu Pagelaran merupakan jelmaan para dewa. Sayangnya, mereka gagal.
Perjalanan mereka menuju Semeru sempat dikisahkan kembali oleh Raffles dalam bukunya The History of Java. Namun, GF Clignett berhasil menaklukkan puncak tersebut pada 18 Oktober 1838, dua tahun setelah letusan besar Semeru.
Ranu Darungan sering disebut oleh masyarakat setempat sebagai Linggo Rekisi. Dikelilingi oleh pohon-pohon Rekisi, danau ini menawarkan pemandangan yang memikat dan atmosfer yang menenangkan.
Selain menjadi tempat rekreasi, lokasi ini memiliki sejarah yang mendalam. Dahulu, danau ini dimiliki oleh Belanda dan digunakan sebagai situs pelestarian anggrek liar. Hingga kini, danau ini menjadi rumah bagi berbagai jenis anggrek alam dan burung.
Tercatat ada 198 jenis anggrek dan 200 jenis burung yang mendiami kawasan ini, menjadikannya destinasi yang sempurna bagi para pecinta flora dan fauna.
Spesies anggrek yang ditemukan di sini meliputi Appendicula sp, Eria monostachya, Eria multiflora, Eria sp, Calanthe triplicata, Corybas pictus, Corymborkis veratrifolia, dan Cystorchis aphylla. Keanekaragaman anggrek ini menjadikan kawasan yang bersuhu antara 10-15 derajat Celsius tersebut sebagai lokasi budidaya tanaman anggrek oleh Kelompok Tani Konservasi Ranu Linggo Rekisi.
Orchidarium Ranu Darungan: Pusat Konservasi dan Wisata Minat Khusus
Pada 26 Maret 2022, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan meresmikan Orchidarium Ranu Darungan, pusat konservasi anggrek seluas 2.800 meter persegi. Ini merupakan pusat konservasi anggrek pertama di Indonesia. Sejak pembangunannya pada 2018, Orchidarium Ranu Darungan juga dirancang sebagai destinasi wisata minat khusus, terutama untuk penelitian anggrek dan kegiatan pemantauan burung (bird watching).
Orchidarium Ranu Darungan menawarkan wisata minat khusus dengan tema Avichidtourism, yang melibatkan paket trekking ke jalur pengamatan anggrek dan burung. Wisatawan dapat memilih dari tiga jalur trekking dengan panjang 3-4 kilometer. Untuk pengamatan burung, terdapat jalur khusus yang dilengkapi dengan hide, ruangan penyamaran berukuran 3x4 meter yang ditutupi dedaunan dan jaring kamuflase berwarna gelap. Hide ini memungkinkan pengunjung mengamati burung tanpa mengganggu mereka, memberikan pengalaman yang mendalam dan autentik bagi para pecinta alam.
Keindahan dan Keunikan Alam
Dikelilingi oleh hutan lebat dan tebing hijau yang menjulang tinggi, Ranu Darungan memancarkan keindahan alami yang menakjubkan. Hutan yang mengelilingi danau ini tidak hanya memberikan nuansa sejuk dan teduh, tetapi juga menjadi habitat bagi berbagai jenis flora dan fauna yang menambah kekayaan ekosistem lokal. Air danau yang jernih tampak menyejukkan dan mengundang, meski pengunjung tidak diperbolehkan berenang di dalamnya demi menjaga kelestarian ekosistem dan keselamatan para pengunjung.
Namun, hal tersebut tidak mengurangi daya tarik Ranu Darungan. Justru, pemandangan tanaman air yang mengambang di permukaan air memberikan sentuhan artistik yang menambah daya tarik visual danau ini. Tanaman-tanaman air yang hidup di permukaan danau seolah-olah membentuk lukisan alam yang terus berubah seiring dengan gerakan angin dan air.
Salah satu daya tarik utama yang tidak boleh dilewatkan di Ranu Darungan adalah pondok kuno peninggalan Belanda yang masih berdiri kokoh di tepi danau. Pondok ini tidak hanya menjadi saksi bisu sejarah masa lalu, tetapi juga menambah nilai historis dan estetika dari kawasan danau. Pada masa kolonial, pondok ini digunakan oleh pihak Belanda untuk melindungi dan mengelola anggrek liar yang tumbuh di sekitar danau dari ancaman kepunahan dan pencurian.
Keindahan Ranu Darungan tidak hanya terletak pada panorama alamnya yang memukau, tetapi juga pada nilai sejarah dan upaya konservasi yang terkandung di dalamnya. Pengunjung yang datang tidak hanya dapat menikmati pemandangan yang indah, tetapi juga belajar tentang pentingnya menjaga dan melestarikan keanekaragaman hayati serta menghargai sejarah yang ada. Semua elemen ini berpadu menjadi satu, menciptakan sebuah destinasi wisata yang unik dan penuh makna di tengah keindahan alam Indonesia.
Petualangan Seru dan Aktivitas Menarik
Baca Juga : Serunya Wisata Arung Ban Batu Tubing Destinasi Wisata Baru di Kota Batu
Ranu Darungan tidak hanya menawarkan keindahan alam yang memukau, tetapi juga berbagai aktivitas menarik yang bisa dinikmati oleh pengunjung. Danau ini adalah tempat yang ideal untuk kegiatan berkemah dan trekking. Dengan pemandangan yang menakjubkan dan suasana yang tenang, Ranu Darungan menciptakan pengalaman berkemah yang tak terlupakan. Suara alam yang berasal dari elang yang terbang di atas, monyet yang berayun di pepohonan, dan serangga yang bernyanyi harmonis menciptakan simfoni alam yang menenangkan, terutama di malam hari ketika langit dipenuhi bintang-bintang.
Selain berkemah, pengunjung juga dapat menikmati aktivitas bird watching atau pengamatan burung. Kawasan sekitar Ranu Darungan merupakan habitat bagi berbagai jenis burung, yang membuatnya menjadi lokasi sempurna untuk para pecinta burung dan fotografi alam. Jalur trekking yang tersedia menawarkan kesempatan bagi pengunjung untuk menjelajahi keindahan alam sekitar danau lebih dalam. Dengan tiga jalur trekking yang masing-masing memiliki panjang sekitar 3-4 kilometer, pengunjung bisa memilih jalur yang sesuai dengan keinginan dan kemampuan mereka.
Trekking di sekitar Ranu Darungan tidak hanya memberikan pengalaman fisik yang menantang, tetapi juga memungkinkan pengunjung untuk melihat lebih dekat kehidupan satwa liar yang beragam. Hutan lebat dan tebing hijau yang mengelilingi danau menjadi rumah bagi banyak spesies hewan, termasuk berbagai jenis burung, monyet, dan serangga. Dengan beragam jalur yang ditawarkan, pengunjung dapat menikmati pemandangan alam yang berbeda-beda dan menemukan berbagai flora dan fauna unik di setiap rute.
Aktivitas-aktivitas ini menjadikan Ranu Darungan sebagai destinasi wisata yang kaya akan pengalaman dan penuh petualangan. Baik bagi mereka yang mencari ketenangan di tengah alam, maupun bagi yang ingin menjelajahi dan berinteraksi dengan keanekaragaman hayati di kawasan ini. Setiap langkah yang diambil di jalur trekking dan setiap malam yang dihabiskan di tenda memberikan kesempatan untuk lebih menghargai dan memahami keindahan serta pentingnya konservasi alam.
Cara Menuju Ranu Darungan
Ranu Darungan terletak di Kecamatan Pronojiwo, sekitar 44 kilometer dari pusat Kota Lumajang. Wisatawan yang ingin mengunjungi tempat ini dapat menempuh perjalanan sekitar 1-2 jam melalui Jalan Nasional III. Rute perjalanan menuju Ranu Darungan tidak hanya sekadar perjalanan biasa, tetapi juga sebuah pengalaman tersendiri yang menawarkan pemandangan indah sepanjang jalan. Jalan yang berkelok-kelok dan melewati hutan hijau, serta ladang dan desa-desa kecil, memberikan gambaran tentang kehidupan pedesaan yang asri di Lumajang.
Perjalanan menuju Ranu Darungan dimulai dari Kota Lumajang, di mana wisatawan dapat menikmati suasana kota yang khas dengan keramahtamahan penduduk lokalnya. Setelah meninggalkan kota, perjalanan dilanjutkan melalui Jalan Nasional III, yang terkenal dengan pemandangannya yang memukau. Sepanjang jalan, pengunjung dapat melihat hamparan sawah yang hijau, bukit-bukit yang indah, dan pepohonan yang rindang, menciptakan pemandangan yang menenangkan dan menyegarkan mata.
Untuk memudahkan perjalanan, wisatawan dapat menggunakan aplikasi navigasi seperti Google Maps. Aplikasi ini tidak hanya memberikan petunjuk arah yang akurat, tetapi juga informasi tentang kondisi lalu lintas dan estimasi waktu tempuh yang real-time. Dengan menggunakan Google Maps, wisatawan dapat merencanakan perjalanan mereka dengan lebih baik, memastikan mereka tiba di Ranu Darungan dengan nyaman dan tepat waktu.
Waktu Terbaik untuk Berkunjung
Ranu Darungan sering mengalami kekeringan dan meninggalkan genangan kecil di tengah danau selama musim kemarau. Meski terdengar kurang menarik, fenomena ini justru menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang ingin melihat keunikan danau ini. Waktu terbaik untuk berkunjung adalah selama musim kemarau, di mana pengunjung bisa menikmati keindahan alam yang rimbun dan fenomena unik danau yang mengering sebagian.
Ranu Darungan di Pronojiwo, Lumajang, adalah permata tersembunyi yang menawarkan keindahan alam luar biasa, nilai sejarah yang mendalam, dan beragam aktivitas menarik bagi para pengunjung. Terletak di kawasan yang asri dan tenang, Ranu Darungan bukan hanya sekadar destinasi wisata biasa, tetapi juga tempat di mana alam dan sejarah berpadu harmonis.
Bagi pecinta alam, Ranu Darungan adalah surga yang menawarkan ketenangan dan keindahan alami yang masih asli. Bagi peneliti, tempat ini menjadi laboratorium alam terbuka yang kaya dengan berbagai spesies flora dan fauna yang menarik untuk dipelajari. Sementara bagi mereka yang mencari ketenangan, danau ini adalah destinasi yang sempurna untuk melepaskan diri dari hiruk-pikuk kehidupan sehari-hari.
Dengan segala keistimewaannya, Ranu Darungan adalah destinasi wisata yang tidak hanya menawarkan keindahan alam dan sejarah, tetapi juga memberikan pengalaman wisata yang tidak terlupakan. Menjelajahi keindahan alam Indonesia yang masih alami dan mempesona di Ranu Darungan adalah pengalaman yang berharga dan mengesankan, meninggalkan kenangan yang akan selalu diingat.