free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Serba Serbi

Ngeri, 9 Orang Tersesat di Pantai Sanggrahan, Makan di Warung Orang yang Sudah Meninggal 

Penulis : Binti Nikmatur - Editor : A Yahya

19 - May - 2024, 16:52

Placeholder
Pantai Sanggarahan. (Foto: TikTok Sahabat Wisata Malang)

JATIMTIMES - Pantai Sanggrahan yang indah ternyata menyimpan kisah menyeramkan. Pada Februari lalu, traveling kreator Arifin menceritakan kisahnya bersama 8 temannya yang tersesat saat berada di pantai yang berada di Wonorogo, Tumpakrejo, Gedangan, Kabupaten Malang tersebut. 

Melansir YouTube RJL 5, Arifin bercerita jika dirinya dan ke 8 teman-temannya terjebak di alam ghaib saat mengunjungi Pantai Sanggrahan. Awalnya dia bersama rombongan mengendarai 1 mobil dari Kota Malang pada pukul 09.00 WIB dan sampai pantai tersebut pukul 1 siang.

Baca Juga : Melihat Kontrakan Jemaah Haji China yang Berada di Perbukitan Makkah, Karena Murah 

"Tanggal 8 Februari, saya memutuskan untuk ke eksplore ke pantai Sanggrahan. Karena pantai ini tidak terkenal saya memutuskan pergi ke pantai ini," kata Arifin. 

Kemudian saat di pantai, salah satu temannya mengalami insiden, di mana kakinya seperti digigit oleh seekor ular. Tetapi saat dicek, kaki temannya ini tidak berdarah.

Karena dirasa tidak terlalu penting maka mereka mengabaikan insiden itu. Mereka menikmati keindahan pantai. Sampai lupa waktu. Hingga tak terasa langit sudah mulai gelap dan mereka menyadari kalau sudah masuk waktu magrib.

Karena di sekitar pantai memang masih belum ada fasilitas umum sama sekali, mereka tidak menemukan apapun di sana. Anehnya dari kejauhan terlihat sebuah cahaya dari salah satu gubuk. Karena dirasa lapar, akhirnya mereka mendekati gubuk tersebut dan kemudian mereka bertemu dengan salah satu nenek yang ada di gubuk tersebut.

Gubuk dokumen asli dari Arifin yang berada di Pantai Sanggrahan. (Foto: YouTube RJL5)

Gubuk dokumen asli dari Arifin yang berada di Pantai Sanggrahan. (Foto: YouTube RJL5)

Nenek berambut putih pakai kebaya warna pink dan berjarik putih sedang berjualan di sana. Arifin dan rombongan pun memutuskan untuk makan di gubuk tengah hutan tersebut.  

"Akhirnya saya tanya, nek jualan apa? Adanya soto mas sama minuman. Beli soto 9, kopi 3, tehnya 6. Masih ngobrol, anehnya sebelum 5 menit masakan itu sudah jadi. Dan herannya pesanannya berjumlah 10, soto 10, kopi 7 dan tehnya 3," jelasnya. 

Arifin juga sempat cerita ke sang nenek tentang keindahan pantai yang mereka kunjungi. Dia juga mengeluh tentang akses jalan yang masih parah untuk berkunjung ke pantai seindah itu. 

Setelah lama mengobrol dengan si nenek, Arifin pun pamit pulang. Saat hendak pulang, nenek itu berpesan agar berhati-hati. 

"Eling lan waspada, hati-hati mau ada ombak besar," ucap Arifin menirukan perkataan nenek tersebut. 

"Lek nyasar, ojo sampe noleh nang mburi," imbuh Arifin menirukan perkataan nenek tersebut. 

Lantas Arifin pun pulang membawa pesan nenek tersebut. Dia juga sempat bertanya nama nenek tersebut, yakni Mbok Sri. "Anehnya pesanan yang tidak termakan, jumlah kelebihan 10 habis saat hendak pulang. Padahal nggak liat ada orang lain selain bersembilan," ucapnya. 

Saat itu Arifin dan rombongan ingin menghindari Desa Bantur, lantaran kondisi jalanan yang rusak dan juga saat itu habis hujan di area sana. Lantas Arifin memutuskan lewat Desa Gedangan, sesuai dengan pesan dari nenek tersebut. 

Baca Juga : Miris, 'Lonely Death' di Kalangan Lansia Jepang Melonjak hingga 17 Ribu 

Arifin pun juga sempat mampir ke pasar ikan untuk membeli ikan. Saat di perjalanan pulang, ia dan rombongan dihadapkan dengan jalan perempatan. Karena bingung, Arifin memutuskan bertanya kepada orang yang saat itu ditemuinya sedang berjalan di pinggir jalan. Di mana ada Bapak, Ibu dan anak kecil. Saat di tanyai mereka tidak menjawab. Melainkan cuma mengayunkan tangan ke utara. 

Ayunan tangan orang menuju arah utara. Arifin menyadari satu hal saat itu ternyata satu keluarga yang ia tanyai itu bermuka rata. Dia mencoba untuk menahan dan tidak panik. Karena kalau sampai teman-temannya yang lain tahu maka hanya akan menimbulkan kepanikan sepanjang perjalanan.

Arifin dan rombongan pun tancap gas dan melanjutkan ke arah utara sesuai petunjuk dari orang tersebut. Saat berjalan hanya ada kegelapan dan juga hutan yang terlihat di kanan dan kiri jalan. Selang 20 menit ada yang rame-rame, yakni sebuah pasar malam. 

Dia sempat melajukan mobil sangat pelan dan juga sempat berhenti untuk melihat pasar malam itu. Arifin pun sempat heran juga bagaimana ada sebuah hajatan di tengah hutan yang jauh dari desa. Setelah melihat dengan seksama ternyata semua orang yang berkunjung ke pasar tersebut bermuka rata semua.

Karena dirasa keadaan sudah di luar pikirannya dan dia bersama teman-temannya mulai panik. Rombongan Arifin pun langsung tancap gas meninggalkan lokasi itu.

Tetapi hal yang mengejutkan terjadi.

Saat Arifin bertanya kepada warga yang berada di sana, ternyata tidak ada warung dan juga nenek bernama Mbok Sri di sana. 

Tetapi hal yang mengejutkan sekaligus membuat merinding ditemukan. Di mana, tidak jauh dari pantai terdapat ada sebuah makam yang batu nisannya bertuliskan "Tandak Srimiatun" yang mana arti dari Tandak adalah seorang sinden.

Makam Tandak Srimiatun diduga pemilik warung Mbok Sri. (Foto: TikTok)

Makam Tandak Srimiatun diduga pemilik warung Mbok Sri. (Foto: TikTok)

Makam itu milik seorang sinden. Hal itu dibuktikan dari penelusuran Arifin di kesempatan lainnya. Dia kembali memastikan bahwa tidak ada gubuk di warung nenek-nenek di Pantai Sanggrahan. Dan dia juga menemukan makam yang diduga memilik nama yang mirip dengan nama nenek yang berjualan saat itu.


Topik

Serba Serbi Pantai Sanggrahan kabupaten malang wisata pantai ngeri



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Binti Nikmatur

Editor

A Yahya