free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Agama

Tak Hanya Anak, Orang Tua juga Bisa Berdosa: Salah Satunya Mengumbar Aib

Penulis : Mutmainah J - Editor : Nurlayla Ratri

15 - May - 2024, 13:47

Placeholder
Ilustrasi orang tua memarahi anak. (Foto dari internet)

JATIMTIMES - Bukan hanya anak yang bisa durhaka, namun orang tua juga bisa. Ada perilaku tertentu dari orang tua yang dapat dianggap sebagai durhaka kepada anak, yang merupakan bentuk pelanggaran atau dosa dalam pandangan agama.

Salah satu yang kadang tidak terasa adalah dengan menyia-nyiakan keberadaan anak yang sudah menjadi tanggung jawab bagi orang tua.

Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda:

كَفَى بِالْمَرْءِ إِثْمًا أَنْ يُضَيِّعَ مَنْ يَقُوتُ

Artinya: “Cukuplah seseorang itu dikatakan berdosa karena ia telah menyia-nyiakan orang yang berada di bawah tanggung jawabnya,” (HR An-Nasa’i dan Al-Hakim).

Namun selain menyia-nyiakan anak, terdapat pula beberapa dosa orang tua terhadap anak. Melansir Dompet Shuafa, inilah beberapa dosa orang tua kepada anak menurut mendiang Syekh Ali Jaber:

1. Suka mencaci-maki

Baca Juga : Tak Melulu Berisiko, Ternyata Hamil di Usia 40 Tahun ke Atas Seperti Syahrini Juga Memiliki Manfaat

Marah adalah salah satu emosi dasar manusia dan seringkali tida bisa dihindarkan. Namun, sebagai manusia yang memiliki akal diberi kemampuan untuk mengontrol hawa nafsu. 

Seseorang yang mudah tersulut kemarahan dapat merusak hubungan kesehatan fisik dalam jangka panjang. Jika orang tua sedang emosi, maka jauhkan diri dari anak. Jangan jadikan anak korban akibat pelampiasan emosi yang tidak terkontrol. Kurang dari lima detik berkata kasar, namun efeknya bisa seumur hidup.

2. Menghina anak

Menghina anak di depan orang banyak juga merupakan dosa orang tua terhadap buah hatinya. Mungkin, niat orang tua berniat agar anak kapok melakukan kesalahan, tapi itu hal yang keliru. Sebab, anak akan merasa minder dan menahan malu.

Syekh Ali Jaber pernah menyelipkan sebuah contoh yang merupakan hasil observasi dari sekitarnya. “Contoh, pas jemput anak ke sekolah. Malah ada yang pernah berkata saking menghina anaknya, ‘saya heran bagaimana punya anak seperti kamu?’ apalagi di depan orang, di depan kawan-kawan."

Anak bisa saat itu tidak menangis di depan orang tua, tapi ia sudah mati rasa. Akhirnya menjadi hati kecil, lalu orang tua susah membina anak untuk menjadi anak sholeh atau sholehah karena hatinya sudah hancur terlebih dahulu.

“Itulah yang namanya durhaka orang tua kepada anak. Sebelum anak durhaka kepada orang tua,” ujarnya.

3. Membandingkan anak dengan orang lain

Di dalam lubuk hati para orang tua, mungkin sudah tahu bahwa membandingkan anak dengan orang lain akan menimbulkan perasaan tidak nyaman. Dengan membandingkannya, anak akan kecil hati.

Selain itu, anak bisa jadi benci dengan orang tersebut, sehingga akan selalu berlawanan. Situasi akan semakin gawat saat anak dibandingkan dengan saudara kandungnya sendiri.

Baca Juga : Ajarkan Pencegahan Korupsi sejak Dini, Pj Wali Kota Kediri Launching Kantin Kejujuran

“Di mana ketemu kalau diajak main enggak mau karena orang tua selalu membandingkan, apalagi kalau anak punya adik-adik yang lain,”.

4. Mendoakan yang buruk

Dosa orang tua terhadap anak lainnya yaitu mendoakan yang buruk. Saat sakit hati, lebih baik diam untuk menahan diri dari mendoakan yang buruk.

Rasulullah SAW melarang orang tua mendoakan anaknya buruk. Apabila Allah kabulkan, maka bisa menyesal. Penyesalan datang di akhir.

5. Suka membongkar aib anak di hadapan orang lain

Ini adalah dosa yang seringkali terjadi di masyarakat. Hal ini biasanya terjadi saat para ibu-ibu berkumpul. Supaya terasa asik, terlontarlah obrolan dengan perkataan yang sesungguhnya itu aib, seperti orang tua membongkar aib anak di hadapan orang lain. 

Seperti manusia pada umumnya, anak memiliki perasaan dan akal untuk memproses lawakan yang beneran lucu atau mengolok-olok. Ada banyak bahan obrolan lain untuk membesarkan hati anak, jangan mengumbar aibnya yang masih dapat diperbaiki.

6. Menyampaikan informasi yang salah

Menyampaikan informasi yang salah juga termasuk dosa orang tua terhadap anak. Anak itu adalah peniru ulung dan seperti sponge. Orang tua mesti memilah informasi untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis terhadap anak.

Contohnya yaitu informasi bahwa laki-laki tidak boleh menangis atau saat anak menangis, orang tua seketika menyentak dengan ucapan ‘jangan cengeng!’

Padahal, siapapun bisa menangis saat merasa sedih, terharu, dan emosi lainnya. Penelitian dari Harvard Medical School menyatakan menangis sebagai mekanisme untuk melepaskan stress dan rasa sakit emosional. Menangis juga menguatkan ikatan batin antara keluarga.


Topik

Agama dosa orang tua membentak anak



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Mutmainah J

Editor

Nurlayla Ratri