JATIMTIMES - Suasana rumah lawas yang ada di Desa Karangtalun, Kecamatan Kalidawir, Kabupaten Tulungagung, terlihat ramai. Lalu lalang insan kreator digital tampak datang dan pergi. Tak lama kemudian, Marcel Radhival atau yang dikenal dengan nama Pesulap Merah bersama beberapa rekannya datang usai menjalankan kewajiban salat Zuhur.
Sebelum berbincang terkait kedatangannya di Tulungagung, Marcel melalukan aktivitas live TikTok dan terlihat sedang berdebat daring cukup sengit. Beberapa saat kemudian, ia menanggapi beberapa TikToker lain yang nimbrung menyaksikan pertengkaran sengit itu.
Baca Juga : Mengenal Sosok Mbah Trimo yang Kabarnya Wakafkan Masjid Rp10 M dan 12 SPBU
Kemudian, Pasulap Merah dengan ramah menyapa beberapa tamu, termasuk pewarta media online yang sebelumnya dikenalkan oleh Ilham Nadhirin, tokoh agama setempat. "Baru pertama saya ke Tulungagung," ucapnya.
Lebih lanjut, Marcel mengatakan kedatangannya kali ini sebenarnya ada kepentingan di Blitar. Namun, karena YouTuber Naja Official adalah teman dekatnya, ia menyempatkan mampir ke Tulungagung atau tepatnya di Desa Karangtalun.
"Apa yang khas di Tulungagung, saya kurang informasi," ujarnya.
Setelah ngobrol tentang adanya kepercayaan masyarakat di Tulungagung, tentang jengges atau tenung (sejenis santet), Pesulap Merah terlihat penasaran dan tidak yakin akan keberadaannya.
"Santet itu bisa dikatakan mitos, itu ulah dukun yang sebenarnya tidak pernah ada," ucapnya.
Menurut dia, tenung atau santet yang sebenarnya ada dua kemungkinan, yaitu antara teror dan racun. "Teror ini bisa dibuat dengan berbagai macam cara. Di zaman ini dapat menciptakan seperti api atau cahaya yang mengarah di atas rumah yang seakan-akan itu adalah santet," jelasnya.
Selain itu, agar objek atau sasaran santet ini takut dan jatuh mentalnya, maka berbagai macam diciptakan, termasuk meledakkan petasan diatas rumah.
"Petasan itu ada sejak lama. Jika ada ledakan di atas rumah, maka harapannya yang disantet ini ketakutan," beber Pesulap Merah.
Bagaimana membunuh atau membuat sakit musuh tanpa memegang atau berhadapan? Marcel menjelaskan bahwa sesungguhnya dengan berbagai cara, dukun santet mencoba memasukkan racun dalam makanan.
"Kan intinya, bagaimana membuat sakit atau membunuh tanpa berhadapan. Nah, ini cara yang digunakan dengan racun," ungkapnya.
Baca Juga : Bernazar Gelar Syukuran Saat Kucingnya Hilang, Wanita di Malang ini Tepati Janji
Untuk membuktikan ucapannya, Marcel bahkan bersedia dirinya dijadikan objek atau sasaran untuk disantet.
"Kalau ada yang merasa bisa santet, saya bersedia untuk menjadi sasaran. Saya siap datang atau dukunnya ke tempat saya," tegasnya.
Seperti tantangan yang disampaikan kepada siapa saja, jika dukun santen dapat membuktikan, maka Pesulap Merah akan mengganti ongkos atau biaya 10 kali lipat dan menanggung semua akomodasi.
Namun, jika ternyata santetnya tidak mempan, maka dukun yang menerima tantangan Marcel hanya dituntut membuat pengakuan jujur terkait kebohongannya.
Pesulap Merah menerangkan, masyarakat di mana saja tidak usah percaya dengan kegiatan mistis yang justru akan membuat cara berpikirnya mundur.
"Jadi, gunakan akal yang sehat. Negara ini tidak maju jika masyarakat masih percaya hal-hal yang berbau dukun dan settingan yang sebenarnya hanya digunakan untuk hiburan (konten) atau atraksi belaka," tambahnya.
Mitos mistis yang dimanfaatkan untuk entertainment dan mengatasnamakan dukun, menurut Marcel, justru akan membuat masyarakat takut. "Kalau takut maka tubuh kita akan stres dan akibatnya berbagai penyakit akan masuk dan imun tidak akan bekerja. Nah, ini yang akhirnya membuat orang menjadi sakit," tandasnya.
Selama di Tulungagung, Pesulap Merah berencana akan memanfaatkan waktu untuk bersilaturahmi ke berbagai teman sekaligus akan mendatangi beberapa tempat wisata yang ada.