JATIMTIMES - Sosok Haji Soetrismo atau yang akrab disapa Mbah Trimo tengah menjadi sorotan publik. Hal itu lantaran Mbah Trimo mewakafkan sejumlah SPBU dan mengeluarkan uang ratusan miliar rupiah untuk pembangunan masjid. Benarkah?
Kabar terbaru ternyata Muhammadiyah merasa tidak pernah menerima wakaf dari Mbah Trimo.
Baca Juga : Dimas Yogi Pratama Bakal Ikuti Gothia Cup di Swedia, Bupati Sanusi Beri Dukungan
"Muhammadiyah tidak merasa pernah menerima wakaf yang dimaksud," jelas Ketua Muhammadiyah Tulungagung Arif Sujono, dikutip dari tvOnenews, Selasa (14/5/2024).
Menurut keluarga Mbah Trimo, Magnalia mengaku Mbah Trimo tidak serta merta menyerahkan 12 SPBU nya ke Muhammadiyah.
"Berita itu tidak benar," katanya.
Kabar yang beredar Mbah Trimo hanya menyumbangkan sebagian keuntungan dari operasional SPBU miliknya.
KH. Saad Ibrahim Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah, Tulungagung, Jawa Timur, beliau menyampaikan niatnya akan mewakafkan masjidnya untuk Muhammadiyah.
"Masjidnya sendiri namanya Al-Fattah dibangun menghabiskan biaya sekitar Rp80 Miliar. Dan saat itu pula Mbah Trimo menyerahkan chek sebesar Rp10 miliar,” ujar Kiai Saad.
Masjid Al Fattah Tahun 2022 lalu diresmikan oleh Prof. Haedar Nasir didampingi oleh Jusuf Kalla dan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa. Sejak itu Masjid Al-Fattah resmi milik Muhammadiyah Kab. Tulungagung.
“Belum lama ini Mbah Trimo mengundang Ustadz Jazir dari Jogokariyan untuk ceramah di Masjid Al Fattah. Dalam Ceramahnya Ustadz Jazir mengangkat masalah wakaf. Setelah Ustadz Jazir selesai berceramah, disaksikan oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Tulungagung dan Ustadz Jazir sendiri, Mbah Sutrimo langsung mewakafkan 12 (dua belas) SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum) miliknya, untuk persyarikatan Muhammadiyah,” ujar Kiai Saad.
Lebih lanjut Kiai Saad menjelaskan jika Mbah Trimo ini orangnya sangat sederhana. Hidupnya sehari-hari di Masjid menjadi marbot, mengurus masjid dan melayani jama’ah. Apalagi kalau waktu pengajian dan puasa, Mbah Sutrimo menjadi pelayan yang mengambilkan minum dan makanan untuk jamaah.
“Sewaktu-waktu ditelpon, dimintai pendapat saya, walau malam saya harus jawab. Pendidikan beliau tidak tinggi, hanya lulusan SR/SD. Tapi beliau adalah salah satu importir kacang tanah terbesar di Indonesia dari AS. Dalam sebulan beliau bisa mendatangkan 100 kontainer untuk keperluan pabrik kacang stom/canghai merk Gangsar dan aneka snack miliknya,” ujarnya.
Di samping puluhan SPBU, Mbah Sutrimo juga memiliki beberapa SPBE di kawasan Tulungagung dan Kediri Raya.
“Kalau Anda sempat berkunjung ke Masjid Al-Fattah Muhammadiyah Tulungagung, jangan terkecoh dengan seorang Marbot Masjid yang tampil sangat sederhana, selalu menyapa jama’ah dan tamu yang berkunjung di Masjid Muhammadiyah. Masjidnya megah, memiliki 3 lantai, paling bawah basement,” ungkap Kiai.
Lantas seperti apa sosok Mbah Trimo sampai dikabarkan wakafkan uang sebesar Rp10 Miliar dan 12 SPBU?
Dilansir dari berbagai sumber, Mbah Trimo dikenal sebagai mantan Marbot Masjid Al-Fattah Muhammadiyah Tulungagung. Akan tetapi, sesungguhnya ia juga seorang Presiden atau CEO, atau pemilik pabrik kacang Shanghai Gangsar.
Ia juga menjabat sebagai Presiden Direktur UD Gangsar, Sutrismo. Bahkan berkatnya, Masjid Al-Fattah Muhammadiyah Tulungagung sekarang telah direnovasi dengan desain bangunan modern.
Dulunya Pekerja Pabrik
Sebelum sukses mendirikan pabrik kacang, pemilik nama lengkap Sutrismo ini dulunya bekerja di sebuah pabrik kacang. Ia bisa melakukan pelayanan sampai pengepakan di pabrik selama enam tahun.
Pria yang memiliki delapan anak dan belasan cucu ini memutuskan mendirikan usahanya sendiri berbekal pengalaman kerja di pabrik tersebut. Ia mendirikan usahanya sendiri di tahun 1981. Tentu saja tidak langsung sebesar sekarang. Semuanya dimulai dari jumlah produksi yang kecil.
Baca Juga : Dispendik Kabupaten Malang Bantu Pelajar SD yang akan ke Swedia Ikuti Gothia Cup 2024
Berkat ketekunan, sekarang pabriknya mampu memproduksi mencapai 5 ton per hari dengan kisaran harga kacang diproduksinya per satu kilogram adalah 15.000. Hasil produksi kacang Mbah Trimo juga sudah merambah pasar ekspor.
Jumlah karyawannya meningkat,jika awalnya dikerjakan sendiri dengan beberapa orang saja yang membantu, sekarang Mbah Trimo sudah memiliki 600-an karyawan.
Importir Kacang
Dengan tingkat produksi pabrik yang tinggi, Mbah Trimo membutuhkan 5 ton kacang. Ia sampai harus melaksanakan impor kacang tanah dari AS ke Indonesia. Dalam sebulan, pabrik yang didirikan Mbah Trimo bisa mendatangkan 100 kontainer kacang untuk keperluan pabrik kacang atom shanghai.
Perlu untuk diketahui juga bahwa kacang atom merek Gangsar dan aneka snack lain dengan merek Gangsar merupakan hasil produksi dari pabrik Mbah Trimo. Maka, jika kamu melihatnya di pasar atau di supermarket, kamu sedang membeli hasil produksi dari pabrik Mbah Trimo.
Kekayaan Mbah Trimo
Mbah Trimo yang dulunya seorang lulusan SD, menjadi sosok orang kaya di Tulungagung. Meski sudah kaya, kehidupan sehari-harinya sederhana dan hidup di masjid sebagai Marbot, mengurus masjid, melayani Jama'ah. Bahkan ketika ada pengajian, Mbah Trimo juga menjadi pelayan mengambilkan minuman dan makanan untuk jamaah.
Mengenai kekayaannya, Mbah Trimo menggunakan uangnya tidak hanya untuk menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat sekitar. Tetapi juga mendirikan tempat ibadah yang mana ini akan segera disumbangkan.
Masjid itu bernama Masjid Al Fattah, didirikan tahun 2022. Masjid tersebut diresmikan oleh Prof. Haedar Nasir, didampingi oleh Jusuf Kalla dan Gubernur Jawa Timur Khofiffah Indar Parawansa.
Mendirikan Masjid Senilai Rp 80 Miliar
Kekayaan Mbah Trimo menjadi sorotan sejak ia mendirikan masjid dengan fasilitas seperti hotel bintang lima. Masjid Al Fattah Muhammadiyah Tulungagung itu terdiri atas 3 lantai dan juga memiliki basement.
Di lantai basement masjid tersebut terparkir berbagai mobil mewah seperti Jeep Rubicon, Alphard, Vellfire, dan Mercy. Fasilitas mobil mewah tersebut digunakan untuk memfasilitasi da'i yang akan mengisi berbagai kajian di masjid tersebut.
Tak hana itu, masjid juga dilengkapi dengan lift, tempat wudhu bersih, dan seluruh layanan standar hotel bintang lima. Belum lagi dengan pilar megah masjid yang harganya menjadi puluhan juta sampai ratusan juta. Oleh karenanya, harga keseluruhan masjid ditaksir mencapai Rp80 miliar. Sekarang, masjid tersebut akan diwakafkan kepada Muhammadiyah.