JATIMTIMES - Nabi Zakaria merupakan nabi yang juga memiliki banyak kisah yang dapat dipetik hikmahnya. Salah satunya adalah kisahnya merawat Maryam yang merupakan ibu Nabi Isa AS.
Meski bukan anak kandungnya, Nabi Zakaria bersama sang istri merawat Maryam dengan sepenuh hati dan penuh kasih sayang. Maryam diasuh dan dirawat Nabi Zakaria dan istrinya sejak Maryam masih kecil.
Baca Juga : Ranu Regulo: Destinasi Wisata Berkemah dengan Nuansa Eropa di Lumajang
Dari buku Kisah Para Nabi karya Imam Ibnu Katsir, kehadiran Maryam di tengah keluarga kecilnya menjadi kebahagiaan tersendiri bagi Nabi Zakaria dan istrinya. Hal ini lantaran Nabi Zakaria belum dikaruniai seorang anak dalam pernikahannya. Karena itu, Nabi Zakaria dan sang istri merawat dan memperlakukan Maryam layaknya anak kandung.
Sebelumnya, Imran ulama dari Bani Israil yang merupakan ayah Maryam mendatangi Nabi Zakaria. Kedatangannya berniat untuk menitipkan Maryam. Maryam sendiri merupakan anak Imran dengan Hannah binti Faqudz yang juga merupakan saudara ipar dari Nabi Zakaria.
Nabi Zakaria memberikan kasih sayang penuh pada Maryam. Salah satu bentuk kasih sayangnya adalah ia sempat membuatkan Maryam sebuah tempat ibadah. Nabi Zakaria membuat tempat ibadah khusus di Baitul Maqdis yang saat ini menjadi Masjidil Aqsa. Di situ ada ruang khusus untuk Maryam melakukan ibadah. Tempat yang dibuat Nabi Zakaria ini dinamai Mihrab.
Dari sumber lain, yakni buku Cerita Teladan 25 Nabi dan Rasul oleh Iip Syarifah, saat kelahiran Maryam, Imran sudah meninggal. Sehingga, banyak orang yang berlomba untuk mengasuh Maryam. Mengetahui hal itu, Nabi Zakaria kemudian berkata, bahwa ia akan merawatnya sendiri.
Kemudian Nabi Zakaria berkata pada mereka, "Aku yang akan merawatnya karena dia masih kerabatku. Istriku adalah bibinya. Aku juga nabi dari umat ini, karena itu aku lebih berhak mengasuhnya daripada kalian."
Para ulama lain masih tetap menentang keputusan Nabi Zakaria itu. "Mengapa tidak salah satu di antara kami saja yang mengasuhnya? Kami tidak bisa membiarkanmu memperoleh kehormatan itu tanpa keterlibatan kami." Kata para ulama.
Karena situasi alot dan sempat terjadi perdebatan, maka kemudian mereka menyepakati untuk melakukan undian. Mereka yang menang berkah untuk mengasuh Maryam. Kemudian bayi Maryam diletakkan atas tanah dan di sampingnya ditaruh anak panah milik orang-orang yang ingin mengasuhnya. Lalu, didatangkan seorang anak kecil untuk memilih salah satu dari anak panah tersebut.
Baca Juga : Bolehkah Utang Uang untuk Berangkat Haji? Ini Kata Buya Yahya
Tanpa disuruh, anak tersebut memilih panah milik Nabi Zakaria. Nabi Zakaria pun berkata, "Allah telah memutuskan untuk memilihku menjadi pengasuhnya."
Para ulama yang masih belum terima kemudian meminta untuk tiga kali dilakukan undian. "Tidak, undian harus dilakukan tiga kali." Kata mereka.
Setelah itu, kembali lagi dilakukan undian. Kemudian masing-masing mengukir namanya di atas anak panah yang terbuat dari kayu. Mereka berkata, "Kita akan melemparkan anak panah-anak panah ini ke sungai. Barang siapa anak panahnya berjalan melawan arus, maka dialah yang menang ."
Kemudian mereka melempar anak panah itu ke sungai. Ajaibnya, anak panah milik Nabi Zakaria tidak bergerak mengikuti arus air. Meski begitu, para ulama ini masih belum puas. Mereka kembali meminta untuk melemparkan anak panah itu kedalaman sungai.
Mereka berkata, "Orang yang anak panahnya berjalan mengikuti arus itulah yang nantinya berhak mengasuh Maryam." Namun lagi-lagi Allah SWT telah berkehendak. Anak panah Nabi Zakaria yang tidak tenggelam dan mengikuti arus.