JATIMTIMES - Kucing memang bisa dijumpai di mana saja, terutama di negara kita ini. Mereka hidup dengan bebas di sekitar rumahmu, di jalanan, atau bahkan di dekat pembuangan sampah. Tentu saja, mereka adalah kucing liar atau biasa disebut kucing kampung.
Namun di dunia ini, ada kucing dengan ras tertentu yang ternyata tergolong langka. Pada umumnya, jumlah mereka hanya sedikit karena proses pengembangbiakannya yang cukup sulit. Jangan salah ya, bukan karena mereka kehilangan habitat atau diburu manusia.
Baca Juga : Ini Cara Buat Filter Bunga Jadi Walpaper HP
Lantas kucing apa sajakah yang tergolong langka? Dikutip dari BBC Wildlife, berikut daftar kucing terlangka di dunia:
1. Kucing Iriomote (Prionailurus bengalensis iriomotensis) - Sekitar 100 Ekor
Kucing paling langka di dunia adalah kucing Iriomote, yang jumlahnya diperkirakan hanya tinggal 100 ekor. Kucing jenis ini merupakan subspesies dari macan tutul dan hanya hidup di pulau Iriomote yang terpencil di Jepang.
Ciri-ciri kucing Iriomote berukuran seperti kucing domestik. Bulunya berwarna coklat/abu-abu dengan diselingi bintik-bintik hitam dan ekor yang gemuk, serta cenderung kekar.
Habitat mereka ada di dataran rendah di pulau itu, di antara lahan basah, sawah, bukit kecil, dan bahkan pantai. Makanan mereka sangat bervariasi dan mencakup kepiting, kelelawar, dan katak, serta hewan pengerat dan mamalia kecil lainnya.
2. Macan Tutul Amur (Panthera pardus orientalis) - 120 Ekor
Jumlahnya hampir mirip dengan Iriomote, macan tutul Amur jadi kucing kedua yang paling langka di dunia. Salah satu dari delapan subspesies macan tutul, kucing ini berada di ambang kepunahan karena hilangnya habitat, menurunnya jumlah mangsa, dan terutama perdagangan satwa liar ilegal.
Kucing ini banyak diincar karena mantel bulunya yang berbintik-bintik indah. Kemudian, tulangnya juga sangat dihargai untuk digunakan dalam pengobatan tradisional Asia.
3. Harimau Sumatera (Panthera tigris sondaica) - 400 Ekor
Jenis kucing ini merupakan hewan endemik Indonesia. Spesies kucing ini berada di pulau Sumatera dan hanya berjumlah kurang lebih 400 ekor.
Penyebab jumlah yang semakin sedikit karena terdapat pasar ilegal dalam jumlah besar untuk kulit mereka. Hal ini membuat perburuan masih ditemukan.
Penyebab lain ancaman kepunahan harimau Sumatera adalah hilangnya habitat akibat penggantian hutan dengan perkebunan kelapa sawit.
4. Lynx Iberia (Lynx pardinus) - 688 Ekor
Kucing hutan Mediterania ini pernah menjadi kucing paling terancam punah di dunia dengan hanya 94 ekor pada 2002. Namun, kucing ini berhasil melakukan konservasi, dengan jumlah 1.688 ekor pada 2023.
Meski begitu, tetap saja spesies ini masih terdaftar sebagai spesies yang terancam punah. Hal ini karena masih menghadapi banyak ancaman, mulai dari perubahan iklim hingga penyakit mematikan.
5. Kucing Gunung Andes (Leopardus jacobita) - 1.378 Ekor
Seperti namanya, kucing liar kecil ini ditemukan di dataran tinggi di pegunungan Andes Amerika Selatan. Mereka beradaptasi untuk hidup di lingkungan berbatu yang tinggi, dengan bulu tebal untuk menahan dingin dan ekor berbulu halus untuk memberi mereka keseimbangan.
Sayangnya mereka menghadapi banyak ancaman, karena perambahan lahan pertanian manusia ke dalam wilayah mereka. Hal ini menyebabkan hilangnya habitat dan juga konflik manusia-satwa liar.
Mereka sering dibunuh oleh petani dan penggembala setempat sebagai pembalasan atas pemangsaan ternak kecil mereka, selain diburu untuk dimakan dan obat-obatan tradisional.
Baca Juga : Pelaku Tabrak Lari di Dinoyo Malang Akui dalam Pengaruh Alkohol
Kucing Andes juga dianggap sebagai hewan suci oleh beberapa masyarakat adat, khususnya di Bolivia, Peru, dan Cile bagian utara. Hal ini tidak memberikan perlindungan bagi mereka, namun justru sebaliknya.
Spesimen yang dikeringkan dan diisi sangat berharga untuk digunakan dalam festival panen, dan perburuan karena alasan ini merupakan salah satu ancaman utama bagi spesies ini.
6. Kucing Merah atau Borneo Bay Cat (Catopuma badia) - 2.200 Ekor
Selain harimau Sumatera, ada kucing lain yang hanya ditemukan di Indonesia, tepatnya di pulau Kalimantan.
Kucing ini dikenal dengan nama kucing merah atau kucing teluk Kalimantan. Namun, karena sifatnya yang pemalu, tidak banyak yang diketahui tentangnya karena jarang terlihat.
Di sisi lain, hewan ini menghadapi ancaman habitat karena penggundulan hutan akibat perkebunan kelapa sawit, serta perdagangan satwa liar ilegal. Deforestasi merupakan konservasi besar di Kalimantan, di mana pulau ini telah kehilangan 50% tutupan hutannya antara tahun 1973 dan 2015.
Hal ini merupakan penyebab utama hilangnya habitat fauna di pulau tersebut, termasuk kucing merah yang jarang terlihat.