JATIMTIMES - Pemerintah Kota (Pemkot) Malang memastikan bahwa inflasi pada bulan April 2024 lalu terkendali lebih baik, jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Mengacu pada data Badan Pusat Statistika (BPS), inflasi Kota Malang untuk periode month to month sebesar 0,08 persen.
Sedangkan untuk periode year on year (y-o-y), sebesar 2,89 persen. Bahkan menurut Kepala BPS Kota Malang, angka inflasi Kota Malang tersebut lebih rendah jika dibandingkan demhan Provinsi Jawa Timur dan Nasional.
Baca Juga : Buka Polling Pilkada se-Jawa Timur, Jatim Times Network Beri Kesempatan Pembaca Usulkan Kandidat
Terlebih pada Bulan Maret, juga terdapat perayaan Hari Besar Keagamaan Nasional (HKBN). Bahkan tidak hanya satu. Yakni berlansungnya Bulan Ramadan, berbarengan dengan serangkaian peringatan Hari Raya Nyepi dan berlanjut Hari Raya Idul Fitri di penghujung Ramadan.
“Jika dibandingkan dengan 11 daerah lainnya di Jawa Timur, angka inflasi Kota Malang pada bulan April 2024 kemarin termasuk terendah. Walaupun memang ada beberapa komoditas yang menjadi andil pada kenaikan inflasi tersebut,” ujar Umar.
Dirinya merinci, salah satu komoditas bahan pangan yang menjadi penyumbang inflasi adalah bawang merah, yakni sebesar 0,09 persen untuk periode m-to-m. Kemudian tomat sebesar 0,04 persen, jagung manis sebesar 0,03 persen dan beberapa sayur serta buah-buahan turut menjadi penyumbang inflasi.
“Pepaya, daun bawang, sawi putih, labu siam, pisang, anggur, brokoli, kol putih/kubis, dan terong masing-masing sebesar 0,01 persen," imbuh Umar.
Sementara itu, juga ada beberapa komoditas yang dominan menyumbang deflasi, sehingga menghambat laju inflasj. Yakni seperti telur ayam sebesar 0,14 peraen, daging ayam ras 0,07 persen, cabai rawit sebesar 0,06 persen, cabai merah 0,04 persen dan beras 0,04 persen.
Baca Juga : Jajaki KUB, Bank Jatim dan Bank Banten Tanda Tangani NDA
Selain komoditas bahan pangan, pada pergerakan inflasi April 2024 lalu, jasa transportasi juga memiliki andil. Hal tersebit juga dipenharuhi, beberapa masyarakat melakukan mudik di HBKN tersebut. Diantaranya, tarif tiket kereta api yang mengalami peningkatan harga.
“Pada bulan April 2024 ini jasa transportasi juga memberikan andil dalam inflasi m-to-m sebesar 0,03 persen. Komoditas yang dominan, yaitu tarif kereta api dan sepeda motor masing-masing sebesar 0,01 persen,” terang Umar.
Tentu terkendalinya inflasi tersebut juga karena adanya upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Malang dalam hal ini melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Malang, untuk terus melalui berbagai upayanya. Seperti, melakukan Gerakan Pangan Murah (GPM), Warung Tekan Inflasi (WTI), dan high leve meeting bersama TPID.