JATIMTIMES - Faktor pemenang dalam kontestasi politik, untuk memperebutkan kepemimpinan, berbagai cara dapat dilakukan. Cara yang dimaksud dapat berupa usaha mendapatkan simpati dengan personal branding, strategi menata pemilih hingga penggunaan uang untuk meraih kemenangan.
Namun, penentu dari semua usaha ini adalah kuasa ilahi atau campur tangan Tuhan Yang Maha Esa.
Baca Juga : Mantan Rival Sanusi dan Lathifah Saling Bermaafan, Sinyal untuk Berduet di Pilkada 2024 ?
Di Jawa atau khususnya di Kabupaten Tulungagung, sebelum kemenangan pemimpin itu diraih, diyakini ada tanda-tanda yang dapat dilihat dengan kasat mata dan mata bathin. Salah satu diantaranya, munculnya cahaya di langit yang mengarah ke tempat atau domisili calon pemimpin yang ikut dalam kontestasi. Cahaya ini, di Tulungagung dikenal dengan istilah pulung.
Ki Sutikno, tokoh Kejawen asal Desa Gempolan, Kecamatan Pakel, memberikan wedaran atau ulasan bijak tentang fenomena pulung yang kerap terjadi dalam even pemilihan ini.
"Pulung itu betul adanya," ucapnya, Kamis (25/4/2024).
Pulung itu, lanjut Ki Sutikno sebenarnya adalah "nyawijine kekarepan warga marang pawongan kang pinilih", karena itu bersifat ghaib.
"Maka cara kita untuk mengetahuinya juga harus dengan menggunakan cara gaib pula," ujarnya.
Dan cara itu antara lain dengan memperbanyak, puasa, mengurangi nafsu tidur (melek wengi), dan dzikir.
"Baik itu Kepala Desa, Kepala Daerah atau yang lebih tinggi maka pulung itu akan selalu muncul ketika mendekati hari H pelaksanaan pemilihan, dan kemunculannya selalu pada malam hari," ungkapnya.
Ciri-ciri pulung itu antara lain adalah, munculnya seberkas cahaya yang biasanya berwarna putih kebiruan yang menyejukkan seperti cahaya lintang alihan.
"Asal kemunculannya biasanya berasal dari tempat pemimpin sebelumnya," terangnya.
Baca Juga : Mantan Wabup Bondowoso Ambil Formulir Pendaftaran di PDIP, Siap Bersaing di Pilkada Blitar 2024
Namun perlu juga diketahui ada juga cahaya yang bentuknya sama tetapi warnanya kemerahan seperti warna bola api (mengisyaratkan kemarahan), dan itu, menurut Ki Sutikno, adalah bukan pulung.
"Bisa jadi itu adalah tanda akan adanya bencana yang membawa korban," jelasnya.
Iapun meminta agar para sesepuh dan orang-orang pintar serta masyarakat untuk melihat fenomena alami ini dengan bijak dan dapat membedakan mana pulung dan mana yang tanda-tanda bencana.
"Semoga kita menjadi salah satu orang orang yang terpilih untuk melihat kemunculan pulung itu," imbuhnya.
Bagi Ki Sutikno, fenomena pulung juga merupakan tanda yang diberikan oleh Allah SWT pada makhluk yang terpilih, agar senantiasa bertakwa.
"Karena pulung itu merupakan tanda-tanda yang diberikan oleh yang Maha Kuasa (Allah) kepada orang yang pinilih," pungkasnya.