JATIMTIMES - Upaya merubah eks lokalisasi Gunung Sampan (GS) menjadi Wisata Karaoke merupakan cara yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) mendapat tanggapan dari Wakil Bupati (Wabup) Situbondo Nyai Khoirani.
Meskipun hal tersebut bertujuan untuk merubah image negatif menjadi positif di lokasi tersebut, ternyata konsep tersebut tidak pernah disampaikan kepada Wabup oleh dinas terkait.
Baca Juga : PSSI Resmi Perpanjang Kontrak Shin Tae Yong hingga 2027
Meski demikian Nyai Khoirani selaku Wabup Situbondo ini dengan tegas menolak rencana tersebut. Menurutnya tidak ada tempat sedikitpun kegiatan prostitusi di Kabupaten Situbondo.
"100 persen saya tidak setuju banget kalau itu (Eks Lokalisasi GS diubah menjadi wisata hiburan karoeke). Kalau bisa tempat itu ditiadakan. Situbondo itu kota santri, jadi tidak pantas ada GS. Alhamdulillah saya di wilayah barat, waktu jadi dewan tidak ada itu tempat prostitusi. Pindah sendiri mereka," ujarnya kepada awak media, Kamis (25/4/2024).
Tidak hanya itu, bahkan Nyai. Khoirani membandingkan dengan Lokalisasi Dolly di Surabaya. Dolly yang merupakan lokalisasi terbesar saja, kata Nyai Khoirani, bisa dibubarkan.
"Nanti kita Insya Allah juga bisa membubarkan tempat-tempat lokalisasi di Kabupaten Situbondo. Nanti kita bersama-sama dengan Polri dan TNI, MUI serta DMI," bebernya.
Untuk itu, Nyai Khoirani berharap ada gerakan nyata dari stakeholder serta tokoh masyarakat hingga tokoh agama di Kabupaten Situbondo untuk memberantas segala bentuk prostitusi.
Baca Juga : Wali Kota Madiun Ajak Warga Bersatu Lawan Demam Berdarah dengan Gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk
"Kita tidak hanya menolak, tetapi harus ada gerakan nyata dari semua pihak. Kita niatkan untuk memberantas segala bentuk prostitusi," tegasnya.
Diberitakan sebelumnya, rencana merubah Eks Lokalisasi GS di Desa Kotakan menjadi wisata hiburan karaoke mendapat sorotan dari berbagai pihak, diantaranya Ketua PCNU yang setuju dengan catatan dan Ketua MUI Kabupaten Situbondo yang tegas menolak.
Bahkan bukan hanya sekedar wacana saja, persiapan menjadikan usaha karaoke menjadi wisata tersebut sudah dimulai dari perizinan dan kelayakan room karaoke yang harus sesuai standar, serta kelengkapan jaminan kesehatan untuk pekerja dan pelaku usaha di sana.