JATIMTIMES - Pada momentum hari libur lebaran Hari Raya Idul Fitri 1445 Hijriah tahun 2024, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Malang mencatat terdapat 165 ribu wisatawan yang memadati berbagai macam destinasi wisata di Kabupaten Malang.
Kepala Disparbud Kabupaten Malang Purwoto menyampaikan, bahwa pada saat momentum libur lebaran kemarin, puncak kunjungan dari para wisatawan terjadi pada H+1 dan H+2 lebaran atau pada hari Kamis (12/4/2024) dan Jumat (13/4/2024).
Baca Juga : Daftar Tarif Tol Trans Jawa Selama Mudik Lebaran 2024
Purwoto menyebutkan, bahwa terjadi penurunan kunjungan wisatawan ke Kabupaten Malang jika dibandingkan dengan tahun 2023 lalu. Namun, penurunan jumlah kunjungan ini tidak signifikan melainkan terjadi perbedaan sekitar 1.000 wisatawan.
"Lebih banyak tahun kemarin dari pada tahun sekarang. Tahun lalu di hari lebaran yang tercatat sekitar 166 ribu bedanya tipis. Sekarang 165 ribu untuk di sejumlah tempat wisata. Puncaknya di H+1 dan H+2," ungkap Purwoto kepada JatimTIMES.com.
Mantan Camat Wajak ini menuturkan, untuk destinasi wisata di Kabupaten Malang yang masih menjadi tempat favorit berlibur bersama keluarga, sahabat dan teman yakni yang murah meriah.
"Kemudian yang unggulan masih tempat wisata murah meriah. Seperti Sumbermaron, Tanjung Penyu hingga Pantai Balekambang, itu yanh menjadi favorit," kata Purwoto.
Untuk wisatawan yang banyak berkunjung ke destinasi di Kabupaten Malang rata-rata berasal dari luar daerah Malang Raya. Seperti Sidoarjo, Surabaya, Gresik hingga Lamongan.
Namun, Purwoto mengakui bahwa kondisi infrastruktur jalan menuju destinasi wisata seperti ke Pantai Balekambang yang dalam kondisi rusak juga menjadi kendala wisatawan menikmati liburan ke Pantai Balekambang.
"Itu (jalan rusak) yang masih jadi kendala, terutama yang banyak dikeluhkan masyarakat. Seandainya jalannya sudah oke, maka bakal lebih banyak yang ke wisata pantai," beber Purwoto.
Baca Juga : 5 Rekomendasi Tempat Oleh-Oleh Khas Malang
Selain itu, Purwoto juga mengungkapkan, bahwa terjadinya penurunan jumlah wisatawan di momentum libur lebaran tahun 2024 kali ini disebabkan oleh cuaca yang kurang mendukung.
"Bebarapa hari waktu hari H itu kan hujan ya, sehingga kunjungan untuk ke selatan tidak sebesar tahun lalu pada momen lebaran yang sama," ungkap Purwoto.
Sementara itu, ketika disinggung mengenai perputaran uang di sektor pariwisata, Purwoto tidak memberikan jumlah pasti. Namun, pihaknya pun memberikan perhitungan perkiraan, ketika satu wisatawan pada satu momen liburan mengeluarkan uang Rp 25 ribu sampai Rp 50 ribu maka dikalikan 165 ribu.
"Kita perkirakan satu wisatawan untuk keluar uangnya di satu momen sekitar Rp 25 sampai Rp 50 ribu dikalikan 165 ribu. Itu saja bisa diperkirakan, itu asumsi rata-rata. Kan nggak mungkin orang wisata mengeluarkan uang hanya Rp 10 ribu," pungkas Purwoto.