JATIMTIMES - Kasus pelecehan seksual kerap terjadi di lingkungan sekolah. Hal ini tak pelak menimbulkan kekhawatiran bagi para orang tua ataupun sivitas sekolah.
Meski berbagai langkah strategis telah ditempuh sekolah, namun kasus tersebut masih saja kerap terjadi. Lantas, apa faktor yang menyebabkan fenomena tersebut?
Baca Juga : Diduga Sindir Zakat dan Salat Agama Islam, Pendeta Gilbert Trending X
Ima Wahyu Putri Utami, akademisi dan dosen Program Penelitian Pendidikan Guru Sekolah Dasar salah satu kampus swasta di Malang membeber pandangannya. Menurutnya, ada beberapa alasan yang menjadi faktor kasus pelecehan seksual masih saja terjadi di lingkungan pendidikan, khususnya di sekolah.
Menurutnya, kurangnya awareness akan aksi pelecehan di sekolah menjadi faktor utama. Harusnya sekolah juga perlu memberikan perhatian ekstra untuk meningkatkan kesadaran seluruh pihak yang terlibat dalam pendidikan di sekolah maupun pada lingkungan sekitarnya. Hal ini menjadi hal yang mutlak untuk dilakukan.
"Hal ini dapat dicapai tanpa melalui edukasi dan kampanye tentang pentingnya melaporkan pelecehan seksual," kata Ima, sapaan akrabnya.
Pemahaman kepada para siswa, khususnya kepada korban untuk mengadukan peristiwa yang dialami juga harus ditekankan. Tentunya, hal ini dapat dipahamkan kepada mereka agar tidak usah ragu dalam menyampaikan peristiwa yang dialami.
Tentunya, kewajiban untuk menjaga identitas korban juga harus dipahami oleh pihak terkait. Sehingga, siswa yang menjadi korban tidak merasa malu dan tertekan ketika mengadukan peristiwa yang dialami.
"Siswa perlu tahu bahwa menjadi korban bukanlah sesuatu yang buruk atau memalukan," ujarnya.
Selain hubungan masyarakat, sekolah juga harus memastikan bahwa proses pelaporan pelecehan seksual sepenuhnya bersifat rahasia. Hal ini memberikan ketenangan pikiran bagi korban tanpa takut akan persepsi negatif atau terpaan informasi yang tidak diinginkan.
Lebih lanjut, bahwa sekolah harus responsif ketika mendapati kasus pelecehan seksual manakala terjadi di lingkungan sekolah. Tindakan strategis harus diambil dalam upaya memberikan bantuan kepada korban, serta melakukan penyelidikan dan menindaklanjuti laporan tersebut semua pihak yang terlibat dalam kejadian tersebut.
Mekanisme pelaporan adanya aksi pelecehan seksual, juga harus diinformasikan dengan baik oleh pihak sekolah, baik itu di lingkungan sekolah ataupun di luar sekolah.
Baca Juga : Ramadan Usai Semangat Ibadah Mulai Kendor? Segera Lakukan 3 Hal ini
Lebih dari itu, sekolah harus menjalin komunikasi dengan berbagai pihak dengan baik. Mulai dari komunikasi dengan orang tua dan pihak lainnya untuk mencegah aksi pelecehan seksual.
“Kerja sama ini juga dapat mencakup mengundang ahli ke sekolah untuk memberikan informasi pelecehan seksual pelatihan dan informasi pencegahan kepada siswa, guru, dan orang tua,” tambah Ima.
Peran orang tua dalam upaya mencegah aksi pelecehan seksual juga cukup vital. Keterlibatan aktif orang tua dapat meningkatkan kesadaran dan melindungi anak dari risiko pelecehan seksual. Orang tua harus memberikan pemahaman dan pendidikan tentang batasan fisik yang tidak boleh dilakukan orang. Termasuk juga, memberikan pemahaman menghadapi situasi yang tidak nyaman.
Komunikasi terbuka antara orang tua dan anak juga penting agar anak merasa aman membicarakan permasalahan yang sedang dihadapinya.
"Membangun kepercayaan memungkinkan anak untuk berbagi pengalaman dan perasaannya secara lebih terbuka," paparnya.
Sementara itu, bentuk pelecehan seksual di sekolah, mencakup berbagai bentuk. Mulai dari perkataan atau komentar seksual, sentuhan yang tak pantas hingga tindakan seksual yang dipaksakan. Pelecehan seksual sendiri dapat terjadi antar siswa, antara siswa dengan guru, atau bila ada pihak ketiga yang terlibat.
Adanya kasus pelecehan seksual, tentunya menjadi masalah serius yang menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan dan perkembangan siswa. Maka dari itu, begitu penting untuk memberikan pemahaman tentang langkah-langkah mencegah aksi pelecehan seksual.