JATIMTIMES - Viral di media sosial sebuah video yang memperlihatkan sekelompok emak-emak asyik makan lesehan di Bandara Changi, Singapura.
Hal itu diketahui dari unggahan akun X @utanisme. "Sekumpulan ibu-ibu (most likely to be Indonesia) makan lesehan di Changi Airport...," ungkpanya dikutip Senin (15/4/2024).
Baca Juga : 5 Negara Tujuan Ekspor Lele, Omset Bisa Triliunan
Dalam video berdurasi 14 detik itu, terlihat perekam menyoroti air terjun Rain Vortex yang menjadi salah satu destinasi wisata terkenal di dalam Bandara Changi.
Setelah itu, perekam menggeserkan kameranya ke salah satu sudut yang memperlihatkan emak-emak tengah berkumpul.
Bukan asal kumpul. Emak-emak itu terlihat santai duduk lesehan sembari menyantap beberapa menu masakan.
Makan lesehan di bandara, apalagi yang bandara mewah seperti Changi, bukan pemandangan yang lumrah. Lain halnya jika makan lesehan itu terjadi di tempat-tempat wisata alam seperti pinggir pantai atau gunung.
Meski belum dapat dipastikan dari mana emak-emak itu berasal, warganet menduga mereka berasal dari Indonesia.
Video tersebut lantas menjadi sorotan dan ditonton oleh 1 juta pengguna akun X. Warganet juga membanjiri postingan tersebut dengan beragam komentar. Tak sedikit warganet yang heran emak-emak itu bisa botram di bandara yang dikenal memiliki fasilitas mewah itu.
"Ya gak salah sih botram di curug," tulis akun X @Han***** mengaitkan aksi emak-emak itu dengan air terjun buatan Rain Vortex di Bandara Changi.
"Kok gak dimarahin ya sama petugas bandaranya?" tanya akun X @chal*****.
"Ini tindakan ilegal-kah? Singapura yang ketat aturan petugasnya biasanya langsung bertindak kalo melakukan sesuatu hal yang tidak diperbolehkan," kata akun @sir_********.
Bandara Changi
Bandara Changi, yang terletak di tepi timur Singapura, secara resmi dibuka pada 29 Desember 1981. Bandara ini dibangun di atas tanah reklamasi, dekat tempat pangkalan udara yang pernah berdiri selama Perang Dunia II.
Dikutip dari laman resminya, pada saat pembukaannya, Bandara Changi membanggakan beberapa pencapaian yang memecahkan rekor.
Baca Juga : Polres Malang Sebar 7 Ribu Stiker Keselamatan Berkendara, Angka Kecelakaan Turun 38 Persen di 2024
Bandara yang dibangun dalam waktu enam tahun ini, bersama Bandara Narita Tokyo masuk sebagai bandara terbesar di Asia.
Bandara ini memiliki hanggar tanpa kolom terbesar di dunia, dengan luas 20.000 m2. Sejak dibuka, bandara ini telah memenangkan banyak penghargaan dan penghargaan, termasuk “Bandara Terbaik di Dunia”. Pangkalan udara Changi dibangun tawanan perang Perang Dunia II dari tahun 1943 hingga 1944. Angkatan Udara Kerajaan mengambil alih pangkalan udara tersebut pada tahun 1946.
Pada saat itu, jalur utara-selatan dan timur-barat, terletak di titik timur laut Singapura, adalah landasan pacu yang tidak beraspal dan berumput tipis. Tahanan Jepang kemudian menambahkan pelat baja berlubang di jalur timur-barat dan memperkuat landasan utara-selatan.
Yang terakhir kemudian berfungsi sebagai landasan pacu utama untuk pesawat militer hingga tahun 1949. Pada awal 1970-an, Bandara Paya Lebar, yang saat itu merupakan bandara sipil Singapura, tidak memiliki cukup ruang untuk ekspansi di masa mendatang. Dibutuhkan bandara baru, dan di lokasi yang tidak akan mengganggu pembangunan gedung-gedung tinggi. Pangkalan udara Changi dipilih sebagai lokasi untuk bandara baru ini.
Infrastruktur yang diusulkan untuk bandara baru termasuk dua landasan pacu, tiga terminal penumpang dan terminal keempat opsional. Fasilitas pendukung penting termasuk dukungan teknik pesawat, layanan katering dalam penerbangan, stasiun pemadam kebakaran dan utilitas. Pada bulan Juni 1975, pekerjaan persiapan di pangkalan udara Changi untuk bandara internasional dimulai.
Setidaknya 8,7 km persegi tanah direklamasi. Kanal dibangun untuk mengalihkan air dari tiga aliran yang ada yang mengalir melalui lokasi bandara, yakni Sungei Tanah Merah Besar, Sungei Ayer Gemuroh dan Sungei Mata Ikan. Konstruksi dibagi menjadi dua fase, dengan Fase I (Changi I) ditargetkan selesai pada tahun 1981, dan Fase II (Changi II) pada pertengahan 1980-an.5 Biaya untuk Fase I saja sedikit kurang dari 1 miliar dollar Singapura. Bandara selesai dalam waktu singkat meskipun kekurangan bahan dan pekerja.
Kecepatan dan pengorganisasian pembangunan bandara yang efisien dikaitkan dengan praktik manajemen yang baik oleh Divisi Pengembangan Bandara Changi Departemen Pekerjaan Umum.
Bandara Changi Singapura mulai beroperasi pada 1 Juli 1981 dan secara resmi dibuka lima bulan kemudian pada 29 Desember. Penerbangan pertama, SQ 101, yang membawa 140 penumpang dari Kuala Lumpur, Malaysia, mendarat pada pukul 07:10 pada tanggal 1 Juli 1981. Penerbangan pertama yang berangkat dari bandara pada pukul 8 pagi pada hari yang sama adalah SQ 192, menuju Penang.